lxxxii bulanan. Kepala desa selalu mengecek laporan keuangan secara
periodik setiap minggu dan setiap bulan untuk ditandatangani kemudian dilaporkan kepada bupati melalui camat” Wawancara
tanggal 10 Oktober 2009.
Hal senada juga dikatakan oleh Kepala Desa A, yaitu: ”Laporan keuangan selalu saya cek dan saya selalu melaporkan
kepada camat setiap bulan” Wawancara tanggal 10 Oktober 2009.
Untuk di Desa Jurangjero terdapat banyak masalah mengenai penerimaan
kas desa, seperti yang dinyatakan oleh Kepala Desa C, yaitu: ”Terdapat masalah mengenai penerimaan kas desa karena warga
masyarakat ada yang sulit untuk ditarik iuran retribusi dan pendapatan lainnya sehingga ini juga menyulitkan dalam
penganggarannya” Wawancara tanggal 13 Oktober 2009.
Untuk Desa Jurangjero menurut pengamatan dalam menyusun penerimaan dan pengeluaran untuk dimasukkan kedalam buku kas umum sudah berjalan
dengan baik, tetapi masih ada keterlambataan dalam memasukkan laporan harian, karena masih ada laporan yang kosong belum terisi. Untuk Desa Saradan laporan
harian keuangan desa belum dikatakan baik, karena kualitas SDM yang masih rendah dan tidak ada kaur keuangan, karena desa memakai pola minimal. Hal ini
seperti diungkapkan oleh perangkat desa B1, yaitu: ”Untuk kaur keuangan memang tidak ada, sehingga untuk tugas
sehari-hari masalah keuangan diampu oleh kaur umum dan di bantu oleh kaur ekbang, sehingga pembukuan belum dilaksanakan
dengan baik” Wawancara tanggal 12 Oktober 2009.
3. Kekuasaan pengelolaan keuangan desa
Kepala desa sebagai kepala pemerintah desa adalah pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan mewakili pemerintah desa dalam kepemilikan
lxxxiii kekayaan desa yang dipisahkan. Seperti yang diungkapkan Kepala Desa A
mengenai apakah kepala desa tahu kewenangannya sebagai pemegang pengelolaan keuangan desa
berikut ini: “Dan harus tahu, dan itu setiap bulannya ada laporan keuangan
desa dan kita mendapatkan pengeluran sekian, pemasukan sekian dan kaur keuangan selaku bendahara desa, harus memberikan
laporan keuangan kepada kepala desa. Apakah bulan ini dibuat atau tidak, kaur keuangan harus memberikan laporan secara
administrasi, semuanya ini nanti agar jalannya pemerintahan atau jalannya putaran keuangan di desa itu jelas dan setiap bulannya
pasti saya suruh tutup buku dan setiap bulannya kepala desa selalu evaluasi” Wawancara tanggal 29 Agustus 2009.
Berdasarkan hasil wawancara di atas memang kepala desa selaku pemegang pemerintahan desa harus mengetahui semua kewenangannya dalam
mengelola keuangan desa. Kepala desa mempunyai kewenangan, antara lain:
a. Menetapkan kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa.
b. Menetapkan kebijakan tentang pengelolaan barang desa.
c. Menetapkan bendahara desa.
d. Menetapkan petugas yang melakukan pemungutan penerimaan desa
e. Menetapkan petugas yang melakukan pengelolaan barang milik desa.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dari narasumber di peroleh gambaran tentang berbagai kewenanganan kepala desa, dalam menetapkan
kebijakan tentang pelaksanaan APBDesa serta mengelola keuangan desa sudah dilaksanakan dengan baik, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Kepala Desa C
berikut: ”Saya sudah menjalankan kewenangan saya dalam mengelola dan
menetapkan kebijakan tentang APBDesa karena selalu diadakan
lxxxiv musyawarah untuk membahas APBDesa yang dihadiri berbagai
unsur dan pembuatan APBDesa sudah menjadi tanggungjawab saya selaku kepala desa” Wawancara tanggal 13 Oktober 2009.
Kepala Desa B dan Kepala Desa C juga menyatakan hal serupa, hal ini seperti yang diungkapkan Kepala Desa B, yaitu:
”Bagi saya menjalankan kewenangan dalam mengelola APBDesa sudah menjadi kewajiban dan harus dilaksanakan sebaik mungkin”
Wawancara tanggal 12 Oktober 2009. Kepala Desa A juga mengungkapkan yaitu:
”Dalam menetapkan kebijakan untuk mengelola APBDesa sudah saya laksanakan dengan baik dan sesuai aturan yang berlaku,
walaupun belum optimal” Wawancara tanggal 10 Oktober 2009.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kepala desa sudah berusaha menjalankan kewenangannya dalam mengelola APBDesa. Tetapi
berdasarkan hasil
wawancara dengan
Kasi Pemerintahan
Kecamatan Karangmalang, diperoleh hasil yang sangat berbeda dengan pernyataan kepala
desa. Beberapa desa belum bisa mandiri dalam mengelola dan menyusun APBDesa. Berikut pernyataan aparat kecamatan B yaitu:
”Selama ini memang ada desa yang belum mandiri dalam mengelola dan menetapkan APBDesa, kepala desa banyak minta
bantuan kepada kecamatan tentang pembuatan APBDesa, mereka pengennya langsung jadi, memang kami bantu tapi seluruhnya
tidak kami buatkan, hanya poin-poin yang mereka mengalami kesulitan kami bantu. Hanya beberapa desa yang mampu membuat
sendiri APBDesa, termasuk salah satunya Desa Puro, untuk Desa Saradan dan Desa Jurangjero masih banyak kami bantu”
Wawancara tanggal 8 Oktober 2009.
Aparat kecamatan B juga menyatakan bahwa yang menjadi kendala bagi desa terutama kepala desa dalam menyusun APBDesa serta mengelola keuangan
desa karena mereka tidak mau belajar dengan baik dan maunya serba instan dan
lxxxv cepat jadi, serta sumber daya manusia di desa masih perlu banyak peningkatan.
Dalam menetapkan bendara desa berdasarkan pengamatan dan wawancara, kepala desa sudah menetapkan bendahara desa, tetapi masih dirangkap oleh kaur
keuangan, menurut aturan yang ada bendahara desa harusnya berdiri sendiri di luar kaur keuangan. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Desa A dinyatakan
yaitu: ”Saya sudah menetapkan bendahara desa dan bendahara desa
dijadikan satu dengan kaur keuangan, biar satu pekerjaan, biar pengeluaran dan pemasukan bisa satu pintu” Wawancara tanggal
29 Agustus 2009.
Untuk Desa Saradan dan Desa Jurangjero bendahara desa juga dirangkap kaur keuangan. Sesuai Permendagri Nomor 37 Tahun 2007 kepala desa
menetapkan bendahara desa dengan keputusan kepala desa. Menurut pengamatan kepala desa tidak ada yang membuat keputusan kepala desa tentang pengangkatan
bendahara desa. Jadi bendahara desa otomatis dirangkap oleh kaur keuangan desa. Wewenang kepala desa dalam menetapkan petugas yang melakukan
pemungutan penerimaan desa dan menetapkan petugas yang melakukan pengelolaan barang milik desa, sudah dilakukan oleh masing-masing desa dengan
baik, karena hal ini akan menambah kas desa untuk menunjang pelaksanaan pemerintahan desa. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa A,
dinyatakan yaitu: ”Saya sudah menjalankan kewenangan menetapkan petugas yang
melakukan pemungutan penerimaan desa dan apabila ada tugas yang dilakukan oleh petugas tidak optimal segera dilakukan
bergantian personil” Wawancara tanggal 10 Oktober 2009. Kemudian dalam menetapkan petugas yang melakukan pengelolaan
lxxxvi barang milik desa, Kepala Desa A mengatakan yaitu:
”Saya juga sudah menetapkan petugas yang melakukan pengelolaan barang milik desa, tapi pengelolaan hanya berupa
pencatatan oleh kaur umum” Wawancara tanggal 10 Oktober 2009.
Kemudian menurut Kepala Desa C, juga mengatakan yaitu:
”Saya sudah menetapkan yang mengurusi barang milik desa, yaitu kaur umum dan dilaporkan ke kecamatan setiap setahun sekali”
Wawancara tanggal 13 Oktober 2009. Kepala Desa B juga mengatakan hal serupa, yaitu:
”Perangkat yang mengurusi pengelolaan barang milik desa sudah saya tetapkan, yaitu kaur umum” Wawancara tanggal 12 Oktober
2009. Berdasarkan pernyataan di atas bahwa desa yang diteliti sudah menetapkan
perangkat yang mengurusi tentang kekayaan desa. hal ini dikuatkan oleh pernyataan aparat kecamatan A, yaitu:
”Desa-desa sudah kami perintahkan untuk menetapkan perangkat desa untuk mengelola kekayaan barang milik desa yang menjadi
kekayaan desa” Wawancara tanggal 8 Oktober 2009.
Kepala Desa dalam melaksanakan pengelolaan keuangan desa, di bantu oleh Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa PTPKD. Pelaksana Teknis
Pengelolaan Keuangan Desa adalah perangkat desa, terdiri dari sekretaris desa dan perangkat desa lainnya. Sekretaris desa bertindak selaku koordinator pelaksanaan
pengelolaan keuangan desa dan bertanggung jawab kepada kepala desa. Sekretaris desa mempunyai tugas:
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBDesa.
b. Menyusun dan melaksanaan kebijakan pengelolaan barang desa.
c. Menyusun Raperdes APBDesa, perubahan APBDesa dan pertanggung
lxxxvii jawaban pelaksanaan APBDesa.
d. Menyusun rancangan keputusan kepala desa tentang pelaksanaan peraturan
desa tentang APBDesa dan perubahan APBDesa. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan, selama ini sekretaris desa
sudah dapat bekerja dengan baik, tetapi memang ada sekretaris desa yang belum optimal dalam mengelola keuangan desa dan bertindak selaku koordinator
keuangan desa. Di antara ketiga desa yang diteliti Sekretaris Desa Saradan merupakan seorang Pegawai Negeri Sipil PNS, yang diangkat pada Tahun 2007
sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2007 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Pengangkatan Sekdes Menjadi PNS dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2007 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 45
Tahun 2007 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengangkatan Sekdes Menjadi PNS dan Tata Cara Pengangkatan Sekdes Menjadi PNS. Sedangkan Sekretaris
Desa Jurangjero dan Sekretaris Desa Puro tidak bisa di angkat jadi PNS karena umur sudah tidak memenuhi syarat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan aparat desa A1 mengenai sekretaris desa bertindak selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dan
bertanggungjawab kepada kepala desa, yaitu: ”Baik,masalah itu sudah melaksanakan, dalam artian sudah sesuai
dengan leading sektor masing-masing, kaur keuangan sudah sebagai bertindak sebagai kaur keuangan, ya cari duit, ya membagi
uang, sektor lainnya misalnya kaur pemerintahan sudah sesuai dengan leading sektornya masing-masing, masalah kesekretariatan
yang pola maksimal sudah” Wawancara tanggal 8 Oktober 2009.
Menurut menurut aparat desa A2, diungkapkan yaitu:
lxxxviii ”Sekretaris desa memang sudah bertindak selaku koordinator
pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dan bertanggungjawab kepada kepala desa, tetapi belum optimal karena sekretaris desa
sudah tua” Wawancara tanggal 8 Oktober 2009.
Masih menurut aparat desa A2, mengenai wewenang sekretaris desa apakah sudah menjalankan tugasnya menyusun Raperdes APBDesa, perubahan
APBDesa dan pertanggung jawaban pelaksanaan APBDesa diungkapkan yaitu: ”Sekretaris desa belum optimal dalam menyusun Raperdes
APBDesa dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa, dan yang menyusun adalah kaur keuangan kemudian sekretaris desa
tinggal ACC saja” Wawancara tanggal 8 Oktober 2009.
Kemudian masih menurut aparat desa A2 mengenai wewenang sekretaris desa dalam menjalankan tugasnya menyusun rancangan keputusan kepala desa
tentang pelaksanaan peraturan desa tentang APBDesa dan Perubahan APBDesa, diungkapkan yaitu:
“Sekretaris desa belum optimal dalam menjalankannya, biasanya dibantu kaur pemerintahan dan kaur keuangan” Wawancara
tanggal 8 Oktober 2009. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Sekretaris
Desa Puro belum optimal dalam menjalankan tugasnya, karena kemampuan sumber daya manusia yang masih kurang. Untuk tugas-tugas sekretaris desa selalu
dibantu oleh kaur keuangan dan kaur pemerintahan. Untuk Desa Jurangjero dan Desa Saradan mengenai wewenang sekretaris
desa dalam menjalankan tugasnya sudah berjalan dengan baik, hal ini seperti yang diungkapkan oleh perangkat desa B1 yaitu:
”Saya sudah menjalankan seoptimal mungkin tugas-tugas yang diberikan kepada saya mengenai pengelolaan keuangan desa”
Wawancara tanggal 12 Oktober 2009.
lxxxix Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan Kepala Desa B yaitu:
”Sekretaris desa sudah berusaha menjalankan tugasnya dengan baik, walaupun kadang masih perlu saya tegaskan perintah saya”
Wawancara tanggal 12 Oktober 2009. Untuk Desa Jurangjero, tugas-tugas sekretaris desa dapat berjalan sesuai
dengan aturan yang ada, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala desa dan pengamatan di lapangan. Seperti diungkapkan Kepala Desa C yaitu:
”Sekretaris desa sudah bertindak selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dan bertanggung jawab kepada kepala
desa serta sekretaris desa sudah menjalankan tugasnya dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBDesa dan
hal ini telah berjalan setiap tahun” Wawancara tanggal 13 Oktober2009.
Kepala Desa C juga mengungkapkan bahwa sekretaris desa sudah menjalankan tugasnya menyusun Raperdes APBDesa, pertanggungjawaban
pelaksanaan APBDesa dan menyusun rancangan keputusan kepala desa tentang pelaksanaan peraturan desa tentang APBDesa, yang dinyatakan yaitu:
“Sudah dilaksanakan dan dibuat setahun sekali dengan disahkan melalui musyawarah dengan BPD, LP2MD dan tokoh masyarakat”
Wawancara tanggal 13 Oktober 2009. Berdasarkan hasil dari beberapa wawancara di atas dapat disimpulkan
bahwa sekretaris desa sudah menjalankan tugasnya dengan baik, walaupun belum optimal, hal ini dialami oleh Desa Puro karena keterbatasan kemampuan sekretaris
desanya.
4. Penatausahaan keuangan desa