Struktur APBDesa Penyusunan rancangan APBDesa

xxxvi Desa merupakan daerah otonom yang harus mampu menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa APBDesa serta mengatur keuangan desa. Desa berhak memperoleh dana bantuan dari pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat. Desa yang otonom diharapkan memperoleh sendiri sebagian besar uang yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan pemerintahannya. Penyelenggaraan urusan pemerintahan desa yang menjadi kewenangan desa didanai dari APBDesa, bantuan pemerintah dan bantuan pemerintah daerah. APBDesa terdiri atas bagian pendapatan desa, belanja desa dan pembiayaan. Rancangan APBDesa di bahas dalam musyawarah perencanaan pembangunan desa. Kepala desa bersama Badan Perwakilan Desa BPD menetapkan APBDesa setiap tahun dengan peraturan desa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, 2006. Menurut Permendagri Nomor 37 Tahun 2007 yang di maksud Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disingkat APBDesa adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa serta ditetapkan dengan peraturan desa.

1. Struktur APBDesa

Menurut Steers 1977: 70 yang di maksud struktur adalah: “Struktur menyatakan cara organisasi mengatur sumber daya manusia bagi kegiatan-kegiatan ke arah tujuan. Struktur merupakan cara yang selaras dalam menempatkan manusia sebagai bagian organisasi pada suatu hubungan yang relatif tetap, yang sangat menentukan pola-pola interaksi, koordinasi dan tingkah laku yang berorientasi pada tugas”. Menurut Permendagri Nomor 37 Tahun 2007 struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa APBDesa terdiri dari pendapatan desa, belanja xxxvii desa dan pembiayaan desa. Berikut digambarkan struktur APBDesa sesuai dengan Permendagri Nomor 37 Tahun 2007, yaitu: Gambar 4 Struktur APBDesa

2. Penyusunan rancangan APBDesa

APBDesa 2. Belanja Desa 3. Pembiayaan Desa 1.Pendapatan Desa a. Pendapatan Asli Desa PADesa. b. Bagi hasil pajak kabupatenkota. c. Bagian dari retribusi kabupatenkota. d. Alokasi Dana Desa ADD. e. Bantuan keuangan dari pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupatenkota dan desa lainnya. f. Hibah. g. Sumbangan pihak ketiga. Penerimaan Pembiayaan Belanja Langsung Belanja Tidak Langsung a. Belanja pegawai. b. Belanja barang dan jasa. c. Belanja modal. a. Belanja pegawaipe nghasilan tetap. b. Belanja subsidi. c. Belanja hibah pembatasa n hibah. d. Belanja bantuan sosial. e. Belanja bantuan keuangan f. Belanja tak terduga . Pengeluaran Pembiayaan a. Sisa lebih perhitungan anggaran SilPA tahun sebelumnya. b. Pencairan dana cadangan. c. Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan. d. Penerimaan pinjaman. a. Pembentukan dana cadangan. b. Penyertaan modal desa. c. Pembayaran utang. xxxviii Penyusunan rancangan APBDesa menurut Permendagri Nomor 37 Tahun 2007 terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Pendek tahunan yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pembangunan Desa RKPDesa adalah hasil musyawarah masyarakat desa tentang program dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk periode 1 tahun dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa RPJMDesa adalah dokumen perencanaan desa untuk periode 5 tahun. Sekretaris desa menyusun rancangan peraturan desa tentang APBDesa berdasarkan pada RKPDesa dan sekretaris desa menyampaikan rancangan peraturan desa tentang APBDesa kepada kepala desa untuk memperoleh persetujuan. Berikut dapat digambarkan alur Rencana Kerja Pembangunan Desa RKPDesa menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa RPJMDesa Rencana Kerja Pembangunan Desa RKPDesa Dokumen perencanaan desa untuk periode 1 satu tahun. Ditetapkan dengan Peraturan Kepala Desa Memuat: Hasil Musyawarah desa Program kegiatan akan dilaksanakan 1 tahun Rencana kerja yang terukur dan pendanaannya xxxix Gambar 5 Rencana Kerja Pembangunan Desa RKPDesa Rencana Kerja Pembangunan Desa RKPDesa merupakan rencana pembangunan desa yang dijadikan pedoman dalam perencanaan desa untuk periode 1 tahun. RKPDesa ditetapkan dengan Peraturan Kepala Desa. Perencanaan desa ini memuat antara lain hasil musyawarah desa, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam 1 tahun kedepan dan rencana kerja yang terukur dan pendanaannya. Sedangkan RPJMDesa atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa adalah dokumen perencanaan desa untuk periode 5 tahun yang disusun kepala desa di waktu awal terpilih. Berikut mekanisme penetapan rancangan APBDesa, yaitu Kepala desa menyampaikan rancangan peraturan desa kepada BPD untuk dibahas bersama dalam rangka memperoleh persetujuan bersama. Penyampaian rancangan peraturan desa paling lambat minggu pertama bulan November tahun anggaran sebelumnya. Pembahasan menitikberatkan pada kesesuaian dengan RKPDesa. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa yang telah disetujui bersama sebelum ditetapkan oleh kepala desa paling lambat 3 hari kerja disampaikan kepada bupatiwalikota untuk dievaluasi. Rancangan peraturan desa tentang APBDesa ditetapkan paling lambat 1 bulan setelah APBD kabupatenkota ditetapkan. Setelah rancangan APBDesa selesai dilaksanakan maka akan dilakukan evaluasi rancangan APBDesa oleh bupati dan kemudian APBDesa akan dilaksanakan. Berikut dapat digambarkan alur penyusunan rancangan APBDesa xl menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Keuangan Desa. Menyusun Berpedoman Diserahkan untuk disusun Disusun Dibahas Bersama Ditandatangani oleh Kades Dikembalikan Disetujui bersama Dilaksanakan untuk ditandatangani Diserahkan melalui camat untuk dievaluasi KADES RPJMDesa RPJMDaerah RKPDesa RKPDaerah MUSRENBANGDES RANCANGAN PERDES APBDesa SEKDES KADES BPD BUPATI RANCANGAN PERDES APBDesa CAMAT Peraturan Desa ttg APBDesa xli Gambar 6 Penyusunan Rancangan APBDesa Berdasarkan Permendagri Nomor 37 Tahun 2007

3. Pelaksanaan APBDesa