lxxxix Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan Kepala Desa B yaitu:
”Sekretaris desa sudah berusaha menjalankan tugasnya dengan baik, walaupun kadang masih perlu saya tegaskan perintah saya”
Wawancara tanggal 12 Oktober 2009. Untuk Desa Jurangjero, tugas-tugas sekretaris desa dapat berjalan sesuai
dengan aturan yang ada, hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kepala desa dan pengamatan di lapangan. Seperti diungkapkan Kepala Desa C yaitu:
”Sekretaris desa sudah bertindak selaku koordinator pelaksanaan pengelolaan keuangan desa dan bertanggung jawab kepada kepala
desa serta sekretaris desa sudah menjalankan tugasnya dalam menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBDesa dan
hal ini telah berjalan setiap tahun” Wawancara tanggal 13 Oktober2009.
Kepala Desa C juga mengungkapkan bahwa sekretaris desa sudah menjalankan tugasnya menyusun Raperdes APBDesa, pertanggungjawaban
pelaksanaan APBDesa dan menyusun rancangan keputusan kepala desa tentang pelaksanaan peraturan desa tentang APBDesa, yang dinyatakan yaitu:
“Sudah dilaksanakan dan dibuat setahun sekali dengan disahkan melalui musyawarah dengan BPD, LP2MD dan tokoh masyarakat”
Wawancara tanggal 13 Oktober 2009. Berdasarkan hasil dari beberapa wawancara di atas dapat disimpulkan
bahwa sekretaris desa sudah menjalankan tugasnya dengan baik, walaupun belum optimal, hal ini dialami oleh Desa Puro karena keterbatasan kemampuan sekretaris
desanya.
4. Penatausahaan keuangan desa
Kepala desa dalam melaksanakan penatausahaan keuangan desa harus menetapkan bendahara desa. Dalam penetapan bendahara desa harus dilakukan
sebelum dimulainya tahun anggaran bersangkutan dan berdasarkan keputusan
xc kepala desa. Berdasarkan wawancara dan pengamatan kepala desa sudah
menetapkan bendahara desa yaitu kaur keuangan desa. a.
Penatausahaan penerimaan Penatausahaan penerimaan wajib dilaksanakan oleh bendahara desa.
Penatausahaan penerimaan wajib menggunakan buku-buku berikut: 1
Buku kas umum. 2
Buku kas pembantu perincian obyek penerimaan. 3
Buku kas harian pembantu. Bendahara desa wajib mempertanggungjawabkan penerimaan uang yang
menjadi tanggungjawabnya melalui laporan pertanggungjawaban penerimaan kepada kepala desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Laporan
pertanggungjawaban penerimaan di atas, dilampiri dengan buku-buku berikut, 1
Buku kas umum 2
Buku kas pembantu perincian obyek penerimaan. 3
Bukti penerimaan lainnya yang sah. Berdasarkan wawancara dan pengamatan di lapangan diperoleh gambaran
bahwa di antara ketiga desa, Desa Puro adalah yang terbaik dalam mengelola penerimaan keuangan desa, karena dilakukan secara tertib dan buku-buku
keuangan semua terisi dengan baik. Untuk Desa Jurangjero sudah berjalan cukup baik dan Desa Saradan masih kurang dalam mengisi buku-buku penerimaan
keuangan. b.
Penatausahaan pengeluaran Penatausahaan pengeluaran wajib dilakukan oleh bendahara desa. Dokumen
xci penatausahaan pengeluaran harus disesuaikan pada peraturan desa tentang
APBDesa atau peraturan desa tentang perubahan APBDesa melalui pengajuan Surat Permintaan Pembayaran SPP. Pengajuan SPP harus disetujui oleh kepala
desa melalui Pelaksana Teknis Pengelolaan Keuangan Desa PTPKD. Bendahara desa wajib mempertanggungjawabkan penggunaan uang yang menjadi tanggung
jawabnya melalui laporan pertanggungjawaban pengeluaran kepada kepala desa paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. Dokumen yang digunakan bendahara
desa dalam melaksanakan penatausahaan pengeluaran meliputi buku-buku berikut,
1 Buku kas umum.
2 Buku kas pembantu perincian obyek pengeluaran.
3 Buku kas harian pembantu.
Berdasarkan wawancara dan pengamatan di lapangan diperoleh gambaran bahwa di antara ketiga desa, Desa Puro adalah yang terbaik dalam mengelola
penerimaan dan pengeluaran keuangan desa, karena dilakukan secara tertib dan buku-buku keuangan semua terisi dengan baik dan dibuat harian. Untuk Desa
Jurangjero sudah berjalan cukup baik dan Desa Saradan masih kurang dalam mengisi buku-buku penerimaan dan pengeluran keuangan.
Hal ini sesuai dengan wawancara dengan Kepala Desa A, yaitu: ”Kita juga menerapkan kas harian, setiap hari kita buka pelayanan
itu, keuangan masuk di satu pintu, kemudian dari sektor pelayanan kaur keuangan menutup satu hari, satu hari kita rekap setiap bulan
dan setiap bulan kita rekap setiap tahuan” Wawancara 29 Agustus 2009.
Kepala Desa C juga menyatakan yaitu:
xcii “Sudah dilaksanakan karena bendahara desa tinggal menjalankan
tugas sesuai dengan kwitansi dan nota yang sah, dan ditulis dalam buku kas dan selalu melaporkan kepada kepala desa” Wawancara
13 Oktober 2009.
Kemudian Kepala Desa B juga menyatakan mengenai kondisi penerimaan dan pengeluaran keuangan yaitu sebagai berikut,
“Sudah dilaksanakan oleh kaur umum, tapi emang belum terisi semuanya buku-buku yang ada, tetapi sudah dicatat di buku
pendamping” Wawancara 12 Oktober 2009. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa
penerimaan dan pengeluaran keuangan desa sudah dilaksanakan walaupun buku- buku penatausahaan penerimaan dan pengeluaran belum semuanya terisi secara
tertib. Hal ini disebabkan oleh kemampuan perangkat desa dalam melaksanakan penatausahaan keuangan desa masih rendah, sehingga akan berdampak pada
kurang akuratnya laporan keuangan desa. Solusinya yaitu harus ditingkatkan peran kecamatan dan kabupaten untuk selalu memberikan pembinaan ke desa
mengenai pengisian penatausahaan keuangan desa yang terdiri dari penerimaan dan pengeluaran keuangan desa.
c. Pertanggungjawaban penggunaan dana
Laporan pertanggungjawaban pengeluaran harus dilampirkan dengan: 1
Buku kas umum. 2
Buku kas pembantu perincian obyek pengeluaran yang disertai dengan bukti- bukti pengeluaran yang sah.
3 Bukti atas penyetoran PPNPPh ke kas negara.
Berdasarkan hasil wawancara diperoleh gambaran bahwa penggunaan dana sudah dapat dipertanggungjawabkan, hal ini sesuai dengan wawancara dengan
xciii Kepala Desa C, yaitu:
”Bisa, karena semua penggunaan dana APBDesa harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat” Wawancara 13