BAB VII UTILITAS
Utilitas merupakan unit penunjang utama dalam memperlancar jalannya proses produksi dalam sebuah pabrik. Oleh karena itu, segala sarana dan prasarananya harus
dirancang sedemikian rupa sehingga dapat menjamin kelangsungan operasi pabrik tersebut.
Berdasarkan kebutuhannya, utilitas pada pabrik pembuatan Fenol dari Tandan Kosong Kelapa Sawit TKKS adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan uap air steam 2. Kebutuhan air
3. Kebutuhan bahan kimia 4. Kebutuhan bahan bakar
5. Kebutuhan listrik 6. Unit pengolahan limbah
7.1 Kebutuhan Uap air
Steam
Kebutuhan steam pada pabrik pembuatan Fenol adalah sebesar 145300,865
kgjam, yaitu yang berasal dari keperluan reaktor prehidrolisis R-102, reaktor hidrolisis R-102, heater E-204, reboiler I E-306, reboiler II E-307. Kebutuhan uap pada
pabrik pembuatan fenol dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 7.1 Kebutuhan Uap Steam Pabrik
Nama Alat Jumlah uap kgjam
Reaktor Prehidrolisis R-101 6857,952
Reaktor Hidrolisis R-102 643,350
Heater E-204
30047,550 Reboiler
I E-306 60001,678
Reboiler II E-307
47750,335
Total 145300,865
Universitas Sumatera Utara
Tambahan untuk faktor keamanan dan faktor kebocoran diambil sebesar 20 . Perry, et al., 2007
Jadi total steam yang dibutuhkan, W
s
: W
s
= 1,2 × 145.300,865 kgjam = 174.361,038 kgjam
Total steam yang menjadi kondensat = 145.300,865 kgjam Diperkirakan 80 kondensat dapat digunakan kembali, sehingga
Kondensat yang digunakan kembali = 80 x 145.300,865 kgjam
= 116240,692 kgjam Kebutuhan tambahan untuk ketel uap = 20 × 145.300,865 kgjam
= 29060,173 kgjam
7.2 Kebutuhan Air
7.2.1 Kebutuhan air pendingin
Dalam proses produksi, air memegang peranan penting, baik untuk kebutuhan air umpan ketel uap, air pendingin, maupun kebutuhan domestik. Kebutuhan air pada
pabrik pembuatan Fenol adalah sebagai berikut: Tabel 7.2 Kebutuhan Air Pendingin Pabrik
No. Nama Alat
Kode alat Air Pendingin kgjam
1 Cooler 1
E-101 16362,891
2 Cooler 2
E-102 132918,786
3 Cooler 3
E-202 49090,076
4 Cooler destilat 2
E-303 1361,764
5 Cooler bottom 1
E-305 35740,035
6 Cooler bottom 2
E-304 1278,007
7 Condenser
E-201 19380,934
8 Condenser destilat 1
E-301 392923,353
9 Condenser destilat 2
E-302 15161,249
Total 664217,094
Faktor kemanan = 20
Total Kebutuhan air pendingin, W
c
= 1,2 × 664217,094 = 797060,513 kgjam
Universitas Sumatera Utara
Air pendingin bekas digunakan kembali setelah didinginkan dalam menara pendingin air. Dengan menganggap terjadi kehilangan air selama proses sirkulasi, maka air
tambahan yang diperlukan adalah jumlah air yang hilang karena penguapan, drift loss
, dan blowdown Perry, 2007. Air yang hilang karena penguapan dapat dihitung dengan persamaan :
W
e
= 0,00085 W
c
T
2
– T
1
Perry, et al, 2007 dimana :
W
c
= jumlah air pendingin yang diperlukan = 664217,094kgjam T
1
= temperatur air pendingin masuk = 28 °C = 82 °F T
2
= temperatur air pendingin keluar = 90 °C = 194 °F W
e
= 0,0085 × 664217,094 × 194 – 82 = 756091,603 kgjam Air yang hilang karena drift loss sekitar 0,1 ~ 0,2 dari air pendingin yang masuk ke
menara air Perry, 2008. Ditetapkan drift loss 0,2 , maka : W
d
= 0,002 × W
c
= 0,002 × 664217,094 = 159412,103 kgjam Air yang hilang karena blowdown bergantung pada jumlah siklus sirkulasi air pendingin,
sekitar 3 ~ 5 siklus Perry, 2008. Ditetapkan 5 siklus, maka : 1
S W
W
e b
Perry, et al, 2007 W
b
= 1
5 756091,603
= 189022,901 kgjam
Sehingga make-up air pendingin yang diperlukan, W
m
: W
m
= W
e
+ W
d
+ W
b
= 756091,603 + 159412,103 + 189022,901 = 1133586,780 kgjam
7.2.2 Kebutuhan air proses
1. Kebutuhan air proses Kebutuhan air proses pada pabrik pembuatan fenol adalah 96224,460 kgjam yaitu
yang berasal dari reaktor prehidrolisis R-101 dan reaktor hidrolisis R-102. Kebutuhan air proses pada pabrik pembuatan bioetanol ditunjukkan pada tabel 7.3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7.3 Kebutuhan Air Proses Pabrik
Kebutuhan Jumlah air kgjam
Reaktor Prehidrolisis R-101 30000
Reaktor Hidrolisis R-102 66224,460
Total 96224,460
7.2.3 Kebutuhan air lainnya
a. Kebutuhan air domestik
Kebutuhan air domestik untuk tiap orangshift adalah 40–100 ltrhari Metcalf, 1991. Diambil 80 literhari = 3,33 literjam
ρ
air
pada 30
o
C = 995,68 kgm
3
Geankoplis, 2003 Jumlah karyawan = 160 orang
Maka total air domestik = 3,33 literjam × 160 = 532,8 ltrjam × 0,99568 kgliter = 531,029 kgjam
b. Kebutuhan air laboratorium
Kebutuhan air untuk laboratorium adalah 1000 – 1800 ltrhari Metcalf dan Eddy, 1991, Maka diambil 1500 ltrhari = 62,230 kgjam.
c. Kebutuhan air kantin dan tempat ibadah
Kebutuhan air untuk kantin dan rumah ibadah adalah 40 – 120 literhari Metcalf dan Eddy, 1991, Maka diambil 120 literhari = 5 literjam
ρ
air
pada 30
o
C = 995,68 kgm
3
Geankoplis, 2003 Pengunjung rata – rata = 100 orang.
Maka total kebutuhan airnya = 5 × 100 = 500 ltrjam × 0,99568 kgliter = 497,840 kgjam
d. Kebutuhan air poliklinik
Kebutuhan air untuk poliklinik adalah 400 – 600 ltrhari. Metcalf dan Eddy, 1991. Maka diambil 600 ltrhari = 24,892 kgjam
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7.4 Pemakaian Air Untuk Berbagai Kebutuhan
Tempat Jumlah kgjam
Domestik 531,029
Laboratorium 62,230
Kantin dan tempat ibadah 497,840
Poliklinik 24,8920
Total 1115,991
Total air untuk berbagai kebutuhan domestik, W
d
= 1115,991 kgjam Sehingga total kebutuhan air adalah :
Total kebutuhan air = 29060,173 + 1133586,780 + 96224,460 + 1115,991
Total kebutuhan air = 1230927,231 kgjam
Sumber air untuk pabrik pembuatan fenol ini adalah dari Sungai Rokan, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. Dimana sungai Rokan dengan panjang 150 km memiliki
potensi debit pada musim kemarau 80 m
3
detik dan pada musim hujan 120 m
3
detik Buana, 2008. Adapun kualitas air Sungai Rokan, Riau dapat dilihat pada tabel 7.5
berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7.5 Kualitas Air Sungai Rokan, Riau
No Analisa
Satuan Metode
Hasil I. FISIKA
1. Bau
SMWW-206 Tidak berbau
2. Kekeruhan
NTU SMWW-214
A
115,16 3.
Rasa SMWW-211
Tidak berasa 4.
Warna TCU
SMWW-204 150
5. Suhu
C SMWW-212
25 6.
TDS mgl
APHA-208
C
186
II. KIMIA
1. Total kesadahan dalam
CaCO
3
mgl SMWW-309
B
130 2.
Chloride mgl
ASTM D-512 1,3
3. NH
3
-N mgl
APHA-418
AB
Nil 4.
Zat organik
dalam KMnO
4
COD mgl
SMCA C-48 65
5. SO
4 -
mgl ASTM D-516
0,0025 6.
Sulfida mgl
APHA-428
D
0,00012 7.
Cr
+2
mgl APHA-117
A
Nil 8.
NO
3 -
mgl ASTM D-3867
0,0031 9.
NO
2
mgl ASTM D-3867
- 10.
Chlorine mgl
CCAM-M2 Nil
11. Ph
mgl ASTM D-1293
6,6 12.
Fe
2+
mgl AAS
10 13.
Mn
2+
mgl AAS
0,016 14.
Zn
2+
mgl AAS
0,0012 15.
Pb
2+
mgl AAS
Nil 16.
Ca
2+
mgl AAS
63 17.
Mg
2+
mgl AAS
87 18.
CO
2
bebas mgl
ASTM D-513
E
132 19.
Cu
2+
AAS 0,0032
Sumber : Laboratorium PERTAMINA UP II DUMAI, 2008
Universitas Sumatera Utara
Untuk menjamin kelangsungan penyediaan air, maka di lokasi pengambilan air dibangun fasilitas penampungan air water intake yang juga merupakan tempat
pengolahan awal air sungai. Pengolahan ini meliputi penyaringan sampah dan kotoran yang terbawa bersama air. Selanjutnya air dipompakan ke lokasi pabrik untuk diolah dan
digunakan sesuai dengan keperluannya. Pengolahan air di pabrik terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
1. Screening 2. Sedimentasi
3. Klarifikasi 4. Filtrasi
5. Demineralisasi 6. Deaerasi
7.2.4 Screening
Penyaringan merupakan tahap awal dari pengolahan air. Pada screening, partikel- partikel padat yang besar akan tersaring tanpa bantuan bahan kimia. Sedangkan
partikel-partikel yang lebih kecil akan terikut bersama air menuju unit pengolahan selanjutnya Degremont, 1991.
7.2.5 Sedimentasi
Setelah air disaring pada Screening, di dalam air tersebut masih terdapat partikel- partikel padatan kecil yang tidak tersaring pada screening. Untuk menghilangkan
padatan tersebut, maka air yang sudah disaring tadi dimasukkan ke dalam bak sedimentasi untuk mengendapkan partikel-partikel padatan.
7.2.6 Klarifikasi
Klarifikasi merupakan proses penghilangan kekeruhan di dalam air. Air dari screening
dialirkan ke dalam clarifier setelah diinjeksikan koagulan yaitu larutan alum Al
2
SO
4 3
dan larutan abu Na
2
CO
3
. Larutan Al
2
SO
4 3
berfungsi sebagai koagulan utama dan larutan Na
2
CO
3
sebagai koagulan tambahan yang berfungsi sebagai bahan pembantu untuk mempercepat pengendapan dan penetralan pH. Pada bak clarifier, akan terjadi
Universitas Sumatera Utara
proses koagulasi dan flokulasi. Tahap ini bertujuan menyingkirkan Suspended Solid SS dan koloid Degremont, 1991.
Koagulan yang biasa dipakai adalah koagulan trivalen. Reaksi hidrolisis akan terjadi menurut reaksi :
M
3+
+ 3H
2
O
↔
MOH
3
↓ + 3 H Dalam hal ini, pH menjadi faktor yang penting dalam penyingkiran koloid.
Kondisi pH yang optimum penting untuk terjadinya koagulasi dan terbentuknya flok- flok flokulasi. Dua jenis reaksi yang akan terjadi adalah Degremont, 1991 :
Al
2
SO
4 3
+ 6 Na
2
CO
3
+ 6 H
2
O
↔
2 AlOH
3
↓ + 12 Na
+
+ 6 HCO
3 -
+ 3 SO
4 3-
2 Al
2
SO
4 3
+ 6 Na
2
CO
3
+ 6 H
2
O
↔
4 AlOH
3
↓ + 12 Na
+
+ 6 CO
2
+ 6 SO
4 3-
Reaksi koagulasi yang terjadi : Al
2
SO
4 3
+ 3H
2
O + 3 Na
2
CO
3
→ 2 AlOH
3
+ 3 Na
2
SO
4
+ 3 CO
2
Selain penetralan pH, soda abu juga digunakan untuk menyingkirkan kesadahan permanen menurut proses soda dingin menurut reaksi Degremont, 1991 :
CaSO
4
+ Na
2
CO
3
→ Na
2
SO
4
+ CaCO
3
↓ CaCl
4
+ Na
2
CO
3
→ 2 NaCl + CaCO
3
↓ Setelah pencampuran yang disertai pengadukan maka akan terbentuk flok-flok
yang akan mengendap ke dasar clarifier karena gaya gravitasi, sedangkan air jernih akan keluar melimpah overflow yang selanjutnya akan masuk ke penyaring pasir sand
filter untuk penyaringan.
Pemakaian larutan alum untuk kekeruhan sebesar 146 NTU adalah 25 ppm Quipro, 2008 terhadap jumlah air yang akan diolah, sedangkan perbandingan
pemakaian alum dan abu soda = 1 : 0,54 Crities, 2004. Perhitungan alum dan abu soda yang diperlukan:
Total kebutuhan air = 1230927,231 kgjam
Pemakaian larutan alum = 19,719 ppm
Pemakaian larutan soda abu = 0,54 × 19,719 = 10,648 ppm
Larutan alum yang dibutuhkan = 19,719.10
-6
× 1230927,231 = 24,2728 kgjam
Universitas Sumatera Utara
Larutan abu soda yang dibutuhkan = 10,648.10
-6
× 1230927,231 = 13,1073 kgjam
7.2.7 Filtrasi
Filtrasi berfungsi untuk memisahkan flok dan koagulan yang masih terikut bersama air. Penyaring pasir sand filter yang digunakan terdiri dari 3 lapisan, yaitu:
a. Lapisan I terdiri dari pasir hijau green sand b. Lapisan II terdiri dari antrasit
c. Lapisan III terdiri dari batu kerikil gravel Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan.
Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan regenerasi secara berkala dengan cara pencucian balik back washing. Dari sand filter,
air dipompakan ke menara air sebelum didistribusikan untuk berbagai kebutuhan. Untuk air proses, masih diperlukan pengolahan lebih lanjut, yaitu proses
demineralisasi dan deaerasi. Untuk air domestik, laboratorium, kantin, tempat ibadah, dan poliklinik, dilakukan proses klorinasi, yaitu mereaksikan air dengan klor untuk
membunuh kuman-kuman di dalam air. Klor yang digunakan biasanya berupa kaporit, CaClO
2
. Perhitungan kaporit yang diperlukan:
Total kebutuhan air yang memerlukan proses klorinasi = 1115,991 kgjam Kaporit yang digunakan direncanakan mengandung klorin 70
Kebutuhan klorin = 2 ppm
Gordon, 1968 Total kebutuhan kaporit
= 2 ×10
-6
× 1115,9910,7 = 0,003 kgjam
7.2.8 Demineralisasi
Air umpan ketel uap dan air pendingin pada reaktor harus murni dan bebas dari garam-garam terlarut. Untuk itu perlu dilakukan proses demineralisasi. Alat
demineralisasi dibagi atas:
7.2.7.1 Penukar Kation Cation Exchanger
Universitas Sumatera Utara
Penukar kation berfungsi untuk mengikat logam-logam alkali dan mengurangi kesadahan air yang digunakan. Proses yang terjadi adalah pertukaran antara kation Ca,
Mg dan kation lain yang larut dalam air dengan kation dari resin. Resin yang digunakan bertipe gel dengan merek IRR–122 Lorch, 1981.
Reaksi yang terjadi:
2H
+
R + Ca
2+
→ Ca
2+
R + 2H
+
2H
+
R + Mg
2+
→ Mg
2+
R + 2H
+
2H
+
R + Mn
2+
→ Mn
2+
R + 2H
+
Untuk regenerasi dipakai H
2
SO
4
dengan reaksi:
Ca
2+
R + H
2
SO
4
→ CaSO
4
+ 2H
+
R Mg
2+
R + H
2
SO
4
→ MgSO
4
+ 2H
+
R Mn
2+
R + H
2
SO
4
→ MnSO
4
+ 2H
+
R
Perhitungan Kesadahan Kation Air Sungai Rokan mengandung kation Fe
2+
, Mn
2+
, Zn
2+
, Pb
2+
, Ca
2+
, Mg
2+
dan Cu
2+
masing-masing 10 mgL, 0,016 mgL, 0,0012 mgL, 63 mgL, 87 mgL, 132 mgL, dan 0,0032 mgL Tabel 7.4.
Total kesadahan kation = 10 + 0,016 + 0,0012 + 63 + 87 + 132 + 0,0032 mgL = 160,020 mgL = 0,160020 gL
Jumlah air yang diolah = 29060,173 kgjam =
3 3
Lm 1000
kgm 995,5
kgjam 29060,173
= 29191,535 Ljam
Kesadahan air = 0,16002 grL × 29191,535 Ljam × 24 jamhari × 10
-3
kggr = 112,110 kghari
Ukuran Cation Exchanger Jumlah air yang diolah = 29191,535 kgjam = 129,107 galmenit
Dari Tabel 12.4, The Nalco Water Handbook, 1988 diperoleh : - Diameter penukar kation
= 5 ft – 0 in = 3,353 m
3
- Luas penampang penukar kation = 19,6 ft
2
= 1,820 m
2
- Jumlah penukar kation = 1 unit
Universitas Sumatera Utara
Volume resin yang diperlukan
Total kesadahan air = 112,110 kghari Dari Tabel 12.5, Nalco, 1988, diperoleh :
- Kapasitas resin = 20 kgrft
3
- Kebutuhan regenerant = 6 lb H
2
SO
4
ft
3
resin Kebutuhan resin =
3
kgft 20
kghari 112,110
= 5,605 ft
3
hari Volume minimum resin pada 30 in = 49 ft
3
Tabel 12.4, Nalco, 1988 Tinggi resin yang dibutuhkan per alat penukar kation =
6 ,
19 49
= 2,5 ft
Waktu regenerasi = kghari
112,110 kgft
20 ft
49
3 3
= 8,741 hari
Kebutuhan regenerant H
2
SO
4
= 112,110 kgrhari ×
3 3
kgrft 20
lbft 6
= 33,633 lbhari = 0,636 kgjam
7.2.7.2 Penukar Anion Anion Exchanger
Penukar anion berfungsi untuk menukar anion yang terdapat di dalam air dengan ion hidroksida dari resin. Resin yang digunakan bermerek IRA-410 Lorch,
1981. Reaksi yang terjadi : 2ROH + SO
4 2-
→ R
2
SO
4
+ 2 OH
-
ROH + Cl
-
→ RCl + OH
-
Untuk regenerasi dipakai larutan NaOH dengan reaksi : R
2
SO
4
+ 2 NaOH → Na
2
SO
4
+ 2 ROH RCl
+ NaOH
→ NaCl + ROH
Perhitungan Kesadahan Anion
Air Sungai Rokan, mengandung Anion : CO
3 2-
, SO
4 2-
, Sulfida, NO
3 2-
, masing-masing 130 mgL, 0,0025 mgL, 0,00012 mgL, 0,0031 mgL Tabel 7.4.
Total kesadahan anion = 130 + 0,0025 + 0,00012 + 0,0031 mgL
Universitas Sumatera Utara
= 130,006 mgL = 0,130 grL Jumlah air yang diolah = 29060,173 kgjam
=
3 3
Lm 1000
kgm 995,5
kgjam 4
196.982,90
= 29191,535 Ljam Kesadahan air
= 0,130 grL × 29191,535 Ljam × 24 jamhari × 10
-3
kggr = 91,082 kghari
Ukuran Anion Exchanger Jumlah air yang diolah = 29191,535 Ljam
Dari Tabel 12.4 , The Nalco Water Handbook, 1988, diperoleh: - Diameter penukar anion
= 5 ft – 0 in - Luas penampang penukar anion
= 19,6 ft
2
- Jumlah penukar anion = 1 unit
Volume resin yang diperlukan
Total kesadahan air = 91,082 kghari Dari Tabel 12.7, The Nalco Water Handbook, 1988, diperoleh :
- Kapasitas resin = 12 kgrft
3
- Kebutuhan regenerant = 5 lb NaOHft
3
resin Jadi, kebutuhan resin =
3
kgrft 12
kghari 91,082
= 7,590 ft
3
hari Volume minimum resin pada 30 in = 49 ft
3
Tabel 12.4, Nalco, 1988 Tinggi resin yang dibutuhkan per alat penukar kation =
6 ,
19 49
= 2,5 ft
Waktu regenerasi = kghari
91,082 kgft
12 ft
49
3 3
= 6,456 hari
Kebutuhan regenerant NaOH = 91,082 kgrhari ×
3 3
kgrft 12
lbft 5
= 37,951 lbhari = 0,717 kgjam
7.2.9 Deaerator
Universitas Sumatera Utara
Deaerator berfungsi untuk memanaskan air yang keluar dari alat penukar ion ion exchanger
dan kondensat bekas sebelum dikirim sebagai air umpan ketel. Pada deaerator ini, air dipanaskan hingga 180°C supaya gas-gas yang terlarut dalam air,
seperti O
2
dan CO
2
dapat dihilangkan, sebab gas-gas tersebut dapat menyebabkan korosi. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan panas yang terdapat pada kondensat
steam yang kembali ke dalam deaerator.
7.3 Kebutuhan Bahan Kimia
Kebutuhan bahan kimia untuk utilitas pada pabrik pembuatan fenol adalah sebagai berikut:
1. Al
2
SO
4 3
= 23,8456 kgjam 2. Na
2
CO
3
= 12,8766 kgjam 3. Kaporit
= 0,003 kgjam 4. H
2
SO
4
= 0,636 kgjam 5. NaOH
= 0,717 kgjam
7.4 Kebutuhan Listrik
Perincian kebutuhan listrik diperkirakan sebagai berikut: 1. Unit Proses
= 54,5 hp 2. Unit Utilitas
= 107,3 hp 3. Ruang kontrol dan laboratorium = 35 hp
4. Penerangan dan kantor = 35 hp
5. Bengkel = 50 hp
6. Perumahan = 100 hp
Total kebutuhan listrik = 54,5 + 107,3 + 35 + 35 + 50 + 100 = 394,550 hp × 0,7457 kWhp = 294,2159 kW
Faktor keamanan 20 , maka kebutuhan listrik = 1,2 x 294,2159 = 353,059 kW
Efisiensi generator 80 , maka Daya output generator = 353,059 0,8 = 441,3238 kW
Universitas Sumatera Utara
Untuk perancangan dipakai 4 unit generator diesel AC 700 kW, 220-240 Volt, 50 Hertz, 3 fase 2 unit pakai dan 2 unit cadangan.
7.5 Kebutuhan Bahan Bakar
Bahan bakar yang digunakan untuk ketel uap dan pembangkit tenaga listrik generator adalah minyak solar karena minyak solar efisien dan mempunyai nilai bakar
yang tinggi serta bahan baku yang tidak terkonversi. Keperluan Bahan Bakar Generator
Nilai bahan bakar solar = 19860 Btulb
m
Perry, 1999 Densitas bahan bakar solar
= 0,89 kgL Perry, 1999
Daya output generator = 441,3238 kW
Daya generator yang dihasilkan = 441,3238 kW 0,9478 BtudetkW3600 detjam
= 1505832,2593 Btujam Jumlah bahan bakar = 1505832,2593 Btujam 19860 Btulb
m
0,45359 kglb
m
= 34,3923 kgjam Kebutuhan solar = 34,3923 kgjam 0,89 kgliter
= 77,2860 literjam Keperluan Bahan Bakar Ketel Uap
Uap yang dihasilkan ketel uap = 29060,1731 kgjam
Panas laten saturated steam 180 C
= 2013,1 kJkg Reklaitis, 1987
Panas yang dibutuhkan ketel = 29060,1731 kgjam
2013,1 kJkg 1,05506 kJBtu = 55451217,4462 Btujam
Efisiensi ketel uap = 85 Panas yang harus disuplai ketel = 55451217,4462 Btujam 0,85
= 65236726,4073 Btujam Nilai bahan bakar solar = 19860 Btulb
Perry, 1997 Jumlah bahan bakar
= 65236726,4073 Btujam 19860 Btulb
m
0,45359 kglb
m
= 1489,9661 kgjam Kebutuhan solar = 1489,9661 kgjam 0,89 kgliter
= 1751,4052 literjam
Universitas Sumatera Utara
7.6 Unit Pengolahan Limbah