47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini diuraikan tentang persiapan dan pelaksanaan penelitian, analisis data penelitian, dan pembahasan.
A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mempersiapkan skala pengaturan diri dalam belajar dan mengurus perizinan untuk melakukan penelitian di SMA N
9 Yogyakarta. Perizinan dilakukan peneliti dengan membuat surat permohonan izin ke Dinas Perizinan Kota Yogyakarta. Setelah mendapatkan surat izin, peneliti
memberikan tembusan surat izin kepada Walikota Yogyakarta, Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, dan Kepala Sekolah SMA N 9 Yogyakarta.
Pengambilan data dilakukan berdasarkan kondisi siswa di sekolah. Sekolah memberikan izin untuk membagikan skala pada jam pulang sekolah yakni setelah
pukul 14.00. Pengambilan data penelitian dilakukan 4 kali yakni 10 April 2014 untuk kelas XII, 22 April 2014 untuk kelas X, 28 April dan 10 Mei 2014 untuk
kelas XI. Pengambilan data dilakukan di kelas. Secara keseluruhan, peneliti membagikan 192 eksemplar. Jumlah skala penelitian terisi yang memenuhi syarat
adalah 181. Berikut ini adalah deskripsi dari subjek penelitian:
Tabel 5. Deskripsi Sampel Subjek Penelitian
No. Kelas
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. X
23 37
60 2.
XI 24
46 70
3. XII
23 28
51 Total Keseluruhan
70 111
181
B. Analisis Data Penelitian
Berikut ini dijelaskan tentang uji asumsi, deskripsi data penelitian, serta analisis perbedaan tingkat pengaturan diri dalam belajar ditinjau dari jenis
kelamin dan tingkat kelas. 1.
Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan untuk menentukan analisis data penelitian. Uji asumsi
dilakukan dengan melihat normalitas dan homogenitas varian data. Berikut ini adalah data tentang pengujian asumsi data penelitian:
Tabel 6. Uji Asumsi Data Penelitian
Uji Asumsi Analisis
Hasil Statistik Syarat Kesimpulan
Asumsi Normalitas
Kolmogorov Smirnov
p=0,337 p
0,05 Normal
Homogenitas Varians
Levene’s test p=0,724 p
0,05 Homogen
Berdasarkan tabel 6, dapat diketahui bahwa data penelitian telah memenuhi syarat uji asumsi. Dengan data yang normal p=0,337 maka analisis data
yang dilakukan adalah dengan analisis teknik statistik parametrik. Selain itu, data yang homogen untuk variabel jenis kelamin dan variabel tingkat kelas
p=0,724 dapat dilakukan analisis hipotesis dengan anava dua jalur.
2. Deskripsi Data Penelitian
Untuk melihat tingkat pengaturan diri dalam belajar siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta, berikut ini adalah deskripsi data penelitian antara teoretis dan
empiris:
Tabel 7. Statistik Deskriptif Data Penelitian
Teoretis Empiris
N -
181 Mean
X
75 200,90
MinimumXmin 70
156 MaximumXmax
280 246
Standart Deviation
35 16,545
Berdasarkan hasil penghitungan di tabel 7, dapat dilihat bahwa mean empiris M=200,90 lebih tinggi dibandingkan mean teoretis M=75. Ini
berarti pengaturan diri yang dilakukan sampel subjek penelitian lebih tinggi dibandingkan teoretisnya. Kesimpulannya adalah tingkat pengaturan diri
yang dilakukan oleh siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta adalah tinggi.
3. Analisis Perbedaan Tingkat Pengaturan Diri dalam Belajar
Setelah diketahui tentang tingkat pengaturan diri dalam belajar yang dilakukan siswa SMA Negeri 9 Yogyakarta, selanjutnya akan dijawab
pertanyaan penelitian yang lain yakni apakah ada perbedaan tingkat pengaturan diri dalam belajar antara siswa laki-laki dan perempuan, serta
apakah ada perbedaaan tingkat pengaturan diri dalam belajar antara siswa kelas X, XI, dan XII. Berikut ini akan dipaparkan data statistik deskriptif
untuk kedua pertanyaan penelitian tersebut:
Tabel 8. Statistik Deskriptif Jenis Kelamin dan Tingkat Kelas
Jenis Kelamin Kelas
Mean SD
N Laki-laki
X 200,35
16,73 23
XI 197,21
12,20 24
XII 199,39
16,45 23
Total 198,96
15,06 70
Perempuan X
197,05 13,90
37 XI
200,52 18,86
46 XII
211,43 15,77
28 Total
202,12 17,36
111 Total
X 198,32
14,99 60
XI 199,39
16,85 70
XII 206,00
17,03 51
Total 200,90
16,54 181
Selanjutnya, analisis data yang dilakukan adalah anava dua jalur. Analisis ini akan melihat tingkat pengaturan diri dalam belajar yang akan
dibandingkan dengan 2 variabel bebas yakni jenis kelamin laki-laki dan perempuan dan tingkat kelas kelas X, kelas XI, dan kelas XII. Berikut ini
adalah hasil penghitungannya:
Tabel 9. Analisis Anava Dua Jalur Pengaturan Diri Dalam Belajar
Sumber Db
F
P Jenis Kelamin
1 2,64
,01 ,10
Kelas 2
3,01 ,03
,05 Jenis Kelamin x Kelas
2 3,04
,03 ,05
Kesalahan 175
258,43
Catatan. Nilai dalam kurung adalah kesalahan mean kuadrat.
Berdasarkan data pada tabel 9, dapat diketahui bahwa main effect variabel jenis kelamin tidak memberikan efek yang signifikan F=2,64,
p=0,10 terhadap pengaturan diri dalam belajar siswa. Artinya, tidak ada perbedaan mean antara laki-laki dan perempuan. Sementara itu, main effect
variabel tingkat kelas memberikan efek yang signifikan F=3,01, p=0,05 terhadap pengaturan diri dalam belajar siswa. Artinya, ada perbedaan mean
antara siswa kelas X, XI, dan XII. Selanjutnya diketahui bahwa kedua variabel independen secara
bersama-sama memberikan interaction effect signifikan F=3,04, p=0,05 terhadap pengaturan diri dalam belajar. Ini artinya variabel jenis kelamin
dan tingkat kelas memberikan efek secara bersama-sama terhadap pengaturan diri dalam belajar yang dilakukan siswa. Efek interaksi yang
terjadi antara jenis kelamin dan tingkat kelas, mengakibatkan adanya efek dari jenis kelamin terhadap pengaturan diri dalam belajar akan berbeda pada
tingkat kelas yang berbeda. Pada jenis kelamin laki-laki, mean pada tingkat kelas XI M=197,21 merupakan yang paling rendah. Mean pada tingkat
kelas XII M=199,39 lebih tinggi dari pada kelas XI. Sedangkan mean pada tingkat kelas X M=200,35 merupakan paling tinggi. Untuk jenis kelamin
perempuan, mean pada tingkat kelas X M=197,05 paling rendah. Mean pada tingkat kelas XI M=200,52 lebih tinggi dari kelas X. Sedangkan
mean kelas XII M=211,43 paling tinggi.
C. Pembahasan