orang lanjut usia masih mampu, meskipun mengalami banyak kemunduran fisik, untuk secara aktif memberikan arti pada hidupnya dan masih dapat hidup mandiri.
Monks, 2002:337. Orang lanjut usia demi kepentingannya sendiri dapat mentransformasi dan
memberikan arti baru pada lingkungannya, mereka masih dapat mengatur dirinya sendiri. Bila lingkungan dan situasi sudah tidak dapat dirubah lagi, tingallah cara-
cara kognitif untuk mengatasinya. Bagaimana seseorang mengartikan situasi yang dialaminya sangat menentukan akibat yang ditimbulkannya. Teknik-teknik
penyelesaian kognitif ini merupakan unsur sentral dalam teori kognitif integratif mengenai proses menjadi tua yang dikemukakan oleh Thomae.
2.2.4 Teori Kognitif Integratif Mengenai Orang Menjadi Tua
Orang yang menjadi tua tidak secara pasif menerima perubahan dalam fisik maupun lingkungannta. Ia juga mengambil sikap, memilih, memberikan
bentuk pada situasi yang dialaminya. Pendapat tersebut merupkan landasan teori kognitif mengenai proses menjadi tua.
Thomae 1970, dalam Monks,2002:338 mencoba untuk mengintegrasikan berbagai teori yang menitikberatkan pada faktor-faktor fisiologis dan yang
menitikberatkan pada faktor-faktor lingkungan, misalnya peran sosial yang dilakukan oleh individu. Thomae mengemukakan suatu teori yang bertitik tolak
pada tiga ketentuan dasar, yaitu: 1 suatu perubahan dalam tingkah laku lebih berhubungan dengan perubahan situasi yang dipersepsi seseorang daripada
perubahan objektifnya sendiri; 2 sifat persepsi terhadap perubahan situasi tadi tergantung pada kebutuhan pokok dan pengharapan seseorang atau kelompok; 3
penyesuaian terhadap keadaan menjadi tua merupakan fungsi keseimbangan antara sistem kognitif dan motivasional seseorang.
2.2.5 Tugas Perkembangan Lanjut Usia
Setiap tahap perkembangan individu mempunyai tugas yang berbeda-beda. Sebagian besar tugas perkembangan lanjut usia lebih banyak berkaitan dengan
kehidupan pribadi seseorang daripada kehidupan orang lain. Havighurst Monks 2002: menyatakan tugas perkembangan merupakan tugas yang harus dilakukan
seseorang di dalam masa hidup tertentu sesuai norma masyarakat dan kebudayaan tertentu. Para lansia diharapkan untuk menyesuaikan diri dengan menurunnya
kekuatan, dan menurunnya kesehatan secara bertahap. Hal ini sering disrtikan sebagai perbaikan dan perubahan peran yang pernah dilakukan di dalam maupun
di luar rumah. Tugas-tugas perkembangan lanjut usia meliputi penyesuaian kondisi fisik, menyesuaikan diri dengan kematian teman hidup, menemukan relasi
baru dengan kelompok sebaya, memenuhi kewajiban social dan warga negara, menyesuaikan dengan gaji yang berkurang dan keadaan pensiun serta melakukan
aktivitas fisik yang sesuai. Hurlock 1996:385 menyatakan bahwa tugas perkembangan lanjut usia
yaitu menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan serta kesehatan secara bertahap dan mencari kegiatan untuk mengganti tugas-tugas ketika masih muda.
Lanjut usia dapat mencari teman baru untuk mengisi waktu luang, merasakan kebahagiaan dengan menekuni kegiatan yang sesuai kondisi lanjut usia serta
belajar untuk memperlakukan anak yang sudah besar sebagai orang dewasa. Ericson 1989 menyatakan tugas perkembangan pada lanjut usia yaitu
integrity vs despair. Tahap ego integrity menunjukkan bahwa individu lanjut usia memperoleh kasih saying dari anggota keluarga terdekat, kerabat, dan lingkungan
terdekat yang memberikan kenikmatan tersendiri. Apabila seseorang mampu melalui semua tahapan sebelumnya dengan tepat dan sukses, maka akan
menghadapi sisa hidupnya dengan antusias dan penuh semangat. Individu merasa telah menjalani hidupnya dengan memuaskan dan sempurna hingga merasakan
optimal aging.
2.2.6 Tipe Kepribadian Lansia