d. Tidak ada respons motor pada daerah intervasi nervus kranialis terhadap
rangsangan yang cukup pada daerah somatik manapun. e.
Tidak ada refleks membuka mulut atau respons terhadap rangsang bronkial sewatu kateter dimasukkan ke dalam trakea.
f. Tidak ada gerak pernafasan sewaktu alat ventilator dilepaskan dalam waktu
cukup lama untuk meyakinkan bahwa kandungan CO2 arteri meningkat diatas batas untuk merangsang pernafasan.
Berdasarkan uraian diatas, kematian berarti terhentinya secara permanen fungsi-fungsi vital dalam tubuh sebagai satu kesatuan dan merupakan peristiwa
yang tidak bisa dihindari oleh setiap manusia. Kematian merupakan suatu ancaman yang akan merampas kehidupan seseorang.
2.3.2 Sebab-sebab kematian Pada Lansia
Menurut Santrock dalam bukunya Life Span Development, ada 3 garis besar penyebab kematian pada lansia, yaitu:
a. Radang Sendi
Radang sendi adalah peradangan pada tulang sendi yang diiringi dengan rasa sakit, kaku, dan problem-problem gerakan.
b. Osteoporosis
Osteoporosis adalah gangguan penuaan yang melibatkan suatu kehilangan jaringan tulang yang meluas. Osteoporosis merupakan alasan
utama banyak orang lansia berjalan dengan tongkat. Wanita khususnya mudah terserang osteoporosis, sebab utama dari patah tulang dialami oleh wanita.
c. Kecelakaan
Karena penyembuhan dan penguatan diri kembali berjalan lambat pada lansia, kecelakan yang hanya mengakibatkan kemunduran temporer untuk
orang muda, dapat mengakibatkan perawataan rumah sakit atau di rumah dalam waktu yang lama untuk seorang lansia.
Hal lain yang menyebabkan kematian pada lansia adalah: a.
Penyakit Alzheimer Alzheimer adalah kondisi dimana sel saraf pada otak mati sehingga
membuat signal dari otak tidak dapat ditransmisikan sebagaimana mestinya. Penderita Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan membuat
keputusan dan juga penurunan proses berpikir. Penyakit alzheimer melalui proses yang sangat menahun tetapi progresif.
Seseorang yang tampak sehat-sehat saja tiba-tiba menjadi pikun alzheimer tanpa diketahui sebelumnya. Perkembangan menjadi pikun terutama penakit alzheimer
berlangsung secara bertingkat melalui tahapan tertentu.. tahap awal dimulai dari gejala mudah lupa, cepat lupa yang banyak dijumpai pada lanjut usia.
Penyakit alzheimer ini merupakan gejala atau sebab dari terjadinya penyakit demensia.
b. Stroke
Stroke timbul akibat tersumbatnya peredaran darah pada otak dengan gejala spontan. Stroke merupakan ancaman sumber cacat setelah usia 45 tahun. Sebagai
akibatnya, banak penderita yang menjadi invalid atau tidak mampu lagi mandiri. Gejala stroke tergantung dimana lokasi pecahnya pembuluh darah pada otak.
Antara lain gangguan: 1.
Gerak: yang ringan, misalkan tidak bisa mengambil gelas, menggosok gigi, dan menyelipkan kancing dengan sempurna. Yang berat disebut juga lumpuh
total, yang bisa menimpa tiap organ gerak, termasuk bibir, wajah dan mata. 2.
Rasa: pada sebelah anggota badan, yang jika dibarengi lumpuh, akan dirasakan pada sisi ini. Tingkat rasa dari ang ringan semutan sampai yang
berat baal. 3.
Sadar: dari yang ringan mudah ngantuk sampai berat seperti koma. 4.
Verbal: baik karena organ bicara yang rusak maupun daya ingat yang turun.
2.3.3 Perspektif Perkembangan Tentang Kematian