2.1.4 Jenis-jenis Kecemasan
Cattel dan Scheiner dalam Clerq 1994:49 dalam bukunya “Tingkah Laku Abnormal” menguraikan macam-macam kecemasan, yaitu antara lain:
a. Kecemasan Normal
Kecemasan dikonseptualisasikan sebagai reaksi emosional yang umum dan nampaknya tidak berhubungan dengan keadaan atau stimulus tertentu. Kadang
istilah kecemasan free floating digunakan untuk menggambarkan respon yang umum ini nampaknya muncul tanpa sebab yang jelas.
b. Kecemasan Abnormal
Kriteria yang berguna dalam membedakan ketakutan abnormal dengan normal adalah intensitas, ketetapan dan sifat maladaptif Morris Kratochwill,
1983, dalam Clerq 1994:54. Perasaan cemas yang terus menerus dan tinggi intensitasnya akan sangat memengaruhi fungsi individu, sosial, relasi, dan fungsi
sekolah atau pekerjaan sehari-hari. Dalam hal ini kecemasan telah menjadi masalah perilaku.
Menurut Freud Budiraharjo, 1997:23, mengkategorikan kecemasan menjadi tiga bagian:
a. Kecemasan Realitas reality anxiety
Yaitu kecemasan terhadap bahaya-bahaya yang datang dari luar, seperti kecemasan terhadap kegagalan perkawinan yang dialami seseorang saat akan
menikah. Koeswara 1991:45, mengemukakan:
Kecemasan realitas berlawanan dengan kecemasan neurotik. Kecemasan realitas merupakan reaksi terhadap persepsi bahaya eksternal, terhadap
cidera yang diramalkan dan diketahui sebelumnya. Kecemasan realitas merupakan wujud dari insting perlindungan diri.
b. Kecemasan Neurotik Neurotic Anxiety
Yaitu kecemasan terhadap hal-hal yang ada dalam bayangan seseorang karena pengalamannya. Misal anak yang merasa takut mencuri lagi karena pernah
dikurung ibunya di tempat gelap. Koeswara 1991:45, menyatakan bahwa:
Kecemasan neurotik yaitu kecemasan atau tidak terkendalinya naluri-naluri primitif oleh ego yang nantinya bisa mendatangkan hukuman. Orang yang
menderita kecemasan neurotik selalu mengantisipasi hal-hal yang terburuk dari semua akibat yang mungkin ada, mengartikan semua kesempatan yang
muncul sebagai suatu pertanda buruk dan menganggap suatu ketidakpastian sebagai hal yang buruk.
c. Kecemasan Moral Moral Anxiety
Yaitu kecemasan yang muncul pada saat seseorang melanggar nilai moral di masyarakat atau keluarga. Misalkan, seorang anak merasa cemas setelah
berbohong kepada ibunya. Kartono 1981:117, membagi kecemasan dalam dua kategori:
a. Neurotis
Erat kaitannya dengan mekanisme pertahanan diri yang negatif. Faktor penyebabnya adalah adanya perasaan beresalah dan berdosa serta mengalami
konflik emosional yang serius dan kronis berkesinambungan, frrustrasi dan ketegangan batin.
b. Psikotis
Karena adanya perasaan bahwa hidupnya terancam dan kacau balau, adanya kebingungan yang hebat disebabkan oleh depersonalisasi dan disorganisasi psikis.
Pada kesempatan lain, kecemasan digambarkan sebagai state anxiety atau trait anxiety Cattell Scheier, 1961; Spielberger,1972 dalam Clerq, 1994:49
dijabarkan sebagai berikut: State anxiety adalah reaksi emosi sementara yang timbul pada situasi
tertentu, yang dirasakan sebagai suatu ancaman. Trait anxiety menunjuk pada ciri atau sifat seseorang yang cukup stabil yang mengarahkan
seseorang untuk menginterpretasikan suatu keadaan sebagai ancaman yang disebut dengan anxiety proneness kecenderungan akan kecemasan. Orang
tersebut cenderung untuk merasakan berbagai macam keadaan sebagai keadaan yang membehayakan atau mengancam, dan cenderung untuk
menanggapi dengan reaksi kecemasan. Berdasarkan teori-teori diatas, maka dapat disimpulkan bahwa macam-
macam kecemasan meliputi state trait anxiety, sedangkan kecemasan dalam kaitan dengan gangguan mental yaitu kecemasan neurotis dan psikotis,
berdasarkan sumbernya yaitu kecemasan realitas, neurotik, dan kecemasan moral.
2.1.5 Tingkat Kecemasan