dari dokter dan menerapkannya. c.
Meditasi Meditasi transcendental atau bentuk-bentuk sederhana lain dari meditasi
yang tidak berhubungan dengan ritus-ritus atau praktek keagamaan, mungkin sekali dapat digunakan untuk mengurangi gejala-gejala kecemasan. Berbagai studi
penelitian di dunia menunjukkan bahwa meditasi membantu menjaga tingkat optimum fungsi tubuh yang tidak kita kuasai seperti jumlah denyut jantung
dalam semenit, pernafasan, pencernaan makanan, dan sebagaianya. d.
Obat-obatan Obat-obatan yang digunakan biasanya adalah obat penenang atau anti-
depresan untuk mengurangi gejala-gejala kecemasan ini. Obat penenang ialah obat untuk menenangkan saraf atau rasa cemas tanpa berpengaruh pada
kesadaran. Obat anti depresan ialah obat yang menghilangkandepresi dengan menjaga keseimbangan bahan-bahan kimia dalam system saraf.
2.1.7 Respon terhadap Kecemasan
Simptom yang dimunculkan antara lain:
a. Fisiologis
1 Kardiovaskuler Meliputi jantung berdebar, pingsan, tekanan darah menurun, denyut nadi
naik. 2 Pernafasan
Gejalanya adalah nafas cepat, nafas pendek, tekanan pada dada, nafas terengah-engah serta sensasi tercekik.
3 Neuromuskular Meliputi refleks meningkat, reaksi kejutan, insomnia, gelisah, gerakan yang
janggal, wajah tegang, mata berkedip-kedip, tremor, kaki goyah. 4 Gastrotenstinal
Diantaranya adalah kehilangan nafsu makan, menolak makanan, mual, diare dan nyeri pada lambung.
5 Traktus urinarius Meliputi tidak dapat menahan kencing dan sering berkemih.
6 Kulit Gejalanya adalah wajah kemerahan, berkeringat pada telapak tangan, gatal,
wajah pucat serta berkeringat seluruh tubuh.
b. Psikologis
1 Perilaku Responnya berupa gelisah, ketegangan fisik, gugup, bicara cepat, menarik
diri, menghindar, melarikan diri dari masalah, tremor. 2 Kognitif
Meliputi perhatian terganggu, konsentrasi buruk, pelupa, bingung, takut cedera atau kematian, takut kehilangan control, kesadaran diri meningkat, sangat
waspada, hambatan berfikir. 3 Afektif
Mudah terganggu, tidak sabar, gelisah, tegang, nervous, ketakutan.
2.1.8 Teori Kecemasan
Munculnya gangguan kecemasan yang dialami oleh kebanyakan orang telah
membuat beberapa ahli memunculkan beberapa teori yang akan menjelaskan tentang kecemasan tersebut.
a. Teori Kognitif
Pandangan kognitif memusatkan diri pada bagaimana orang cemas cenderung membuat situasi menjadi tidak realistis. Mereka terlalu menaksir
bahwa ada kemungkinan bahaya yang tinggi Bandura dalam Clerq, 1994:81 atau mereka merasa kurang mampu untuk mengontrol situasi-situasi tertentu. Cara
seseorang memandang dan menginterpretasi suatu peristiwa dapat berpengaruh terhadap tingkah lakunya.
Kecemasan meluas dan sering berpengaruh terhadap kemampuan berpikir jernih, memecahkan masalah dan mengatasi tuntutan lingkungan Calhoun,
1995:208.
b. Teori Emosi
Orang tersebut mempunyai ketakutan dan kecemasan yang amat sangat dan hal tersebut terjadi secara sadar Calhoun, 1995:209.
Pada taraf psikologis yang juga mencakup taraf faal kecemasan terdiri dari perasaan tegang, bingung, perasaan samar-samar dan berubah-ubah, kadang-
kadang disertai gerakan yang tidak konsisten, atau reaksi psikologis yang bercampur baur. Kecemasan seringkali menimbulkan reaksi kompensasi untuk
mengatasi auat mengurangi perasaan yang tidak menyenangkan. Reaksi terhadap kecemasan seringkali sukar dibedakan dengan ekspresi langsung dari kecemasan.
Tapi mungkin juga merupakan usaha untuk mengurangi kecemasan.
c. Teori Perilaku