44
yang dialami. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya kepercayaan diri dalam mengatasi masalah.
Kecemasan merupakan reaksi terhadap suatu masalah yang sulit dipecahkan. Tekanan yang timbul dari masalah tersebut dapat membuat siswa
frustrasi dan berpikir tentang sesuatu yang tidak menyenangkan yang akan terjadi. Intensitas dan lamanya kecemasan pada tiap siswa berlangsung dalam waktu yang
tidak sama. Hal ini tergantung kondisi individu yang bersangkutan. Ada siswa yang sanggup mengatasi kecemasan yang dialami secara mandiri karena
kecemasannya masih berada pada taraf ringan, atau karena siswa tersebut memiliki ketahanan pribadi dan kemampuan mengatasi masalah yang baik.
Namun, ada pula siswa yang mengalami kecemasan berat bahkan panik dengan faktor penyebab dan gejalanya masing-masing, tergantung kondisi dan
kepribadian siswa.
2.3.6 Upaya untuk Mengatasi Kecemasan
Masing-masing perspektif teoretis telah menciptakan berbagai pendekatan untuk menangani gangguan-gangguan kecemasan. Pendekatan-pendekatan
psikologis mungkin berbeda satu sama lain dalam teknik dan tujuannya, tetapi masing-masing bertujuan sama yaitu membantu individu untuk menghadapi
kecemasan yang dialami. Penanganan gangguan kecemasan menurut Nevid 2005:187-188 terbagi menjadi beberapa pendekatan, seperti “psikodinamika,
humanistik, biologis, dan kognitif-behavioral”. Pendekatan-pendekatan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
45
1 Pendekatan-pendekatan psikodinamika
Dari perspektif ini kecemasan disimbolkan sebagai konflik yang berasal dari dalam diri individu. Adanya simbolisasi ini membuat ego
dibebaskan dari menghabiskan energi untuk melakukan represi, dengan demikian ego dapat memberi perhatian kepada tugas-tugas yang lebih kreatif
dan member peningkatan. Individu didorong untuk mendapatkan wawasan mengenai konflik yang melandasi yang disimbolkan melalui simtom-simtom
kecemasan. 2
Pendekatan-pendekatan humanistik Menurut perspektif humanistik, kecemasan individu berasal dari
represi sosial diri individu yang sesungguhnya. Individu merasakan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, tetapi tidak mampu untuk mengartikan apa
itu karena bagian diri yang tidak diakui secara langsung diekspresikan dalam kesadaran. Terapis humanistik bertujuan membantu individu memahami dan
mengekspresikan bakat dan perasaan mereka yang sesungguhnya. Individu menjadi bebas menemukan dan menerima diri sendiri, dan tidak bereaksi
dengan kecemasan bila perasaan mereka yang sesungguhnya dan kebutuhan mereka munculke permukaan.
3 Pendekatan-pendekatan biologis
Terapi ini menggunakan berbagai obat-obatan untuk mengatasi gangguan kecemasan. Obat anti depresi mempunyai efek anti kecemasan dan
anti panik. Obat ini bekerja membantu melawan kecemasan dengan
46
menormalkan aktivitas neurotransmiter di otak mengendalikan simtom- simtom kecemasan.
4 Pendekatan-pendekatan kognitif-behavioral
Inti dari pendekatan ini adalah usaha untuk membantu individu menjadi lebih efektif dalam menghadapi objek-objek atau situasi yang
menimbulkan ketakutan atau kecemasan. Tujuan terapi ini adalah mengembangkan cara berpikir yang lebih adaptif.
Kecemasan merupakan salah satu bentuk emosi yang tidak menyenangkan. Pada umumnya, individu termotivasi untuk melakukan tindakan guna mengatasi
keadaan yang tidak menyenangkan itu. Selama hidupnya individu mengembangkan berbagai macam cara untuk mengatasi situasi yang
menimbulkan kecemasan dan perasaan cemas itu sendiri. Dalam Atkinson 1983:214-215 dijelasakan tentang dua cara utama untuk menanggulangi
kecemasan yaitu sebagai berikut: 1
Menitikberatkan pada masalahnya, individu menilai situasi yang menimbulkan kecemasan dan kemudian melakukan sesuatu untuk
mengubah tau menghindarinya.
2 Menitikberatkan pada emosinya, individu berusaha mereduksi
perasaan cemas melalui berbagai macam cara dan tidak secara langsung menghadapi masalah yang menimbulkan kecemasan itu.
Setiap orang akan menghadapi situasi yang menekan dengan caranya sendiri. Dalam proses tersebut, individu seringkali menggunakan penggabungan
cara yang menitikberatkan emosi dengan cara yang menitikberatkan masalah. Dalam banyak hal, pemecahan masalah merupakan cara yang lebih baik. Tetapi
tidak semua masalah dapat dipecahkan dengan mudah. Dalam situasi ini, individu
47
perlu mempertahankan dirinya terhadap kecemasan bila dia ingin menanggulangi masalah tersebut.
Sedangkan menurut Wiramihardja 2005:172 upaya untuk mengatasi kecemasan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1 Melatih coaching, adalah memberi petunjuk yang berulang-
ulang mengenai apa yang harus dilakukan individu ketika menghadapi masalah-masalah yang tidak mampu ia tanggulangi.
2 Bimbingan guidance, adalah memberi petunjuk serta
mendampingin klien dalam memecahkan masalahnya. 3
Konseling, adalah usaha bantuan yang titik beratnya adalah “menemani” klien sampai timbulnya pemahaman emosional
emotional insight dalam diri individu atas permasalahnya dan kemampuannya untuk memecahkan masalahnya sendiri.
4 Pemberian nasehat, adalah memberitahukan mengenai keadaan
atau cara yang dapat ditempuh mengenai masalah yang dialami klien.
5 Perlakuan treatment, adalah setiap tindakan yang diberikan
seorang ahli kepada individu dengan maksud untuk menolong individu agar terlepas dari keadaan terganggu atau terlilit
masalah.
6 Pengubahan perilaku behavior modification, adalah setiap
tindakan yang diarahkan pada perilaku yang salah dari individu sehingga ia dapat berfungsi optimal.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat diketahui bahwa konseling dapat menjadi salah satu cara membantu individu dalam mengatasi kecemasan.
Individu membutuhkan konseling di saat ia merasa tidak dapat mengatasi masalahnya seorang diri dan membutuhkan bantuan orang lain. Dalam bukunya
yang berjudul “Counseling for Anxiety Problems”, Sanders 2003:13-14 menyatakan bahwa “…many clients come directly to us for help with anxiety
problems. Others come for help because of difficult life events, which they see as their main problems. They may describe themselves as stressed, burned out or
unable to cope…”. Dengan kata lain, banyak klien segera datang pada konselor
48
untuk bantuan masalah kecemasan. Beberapa yang lain datang karena mengalami kejadian yang sulit dalam hidup, ketika mereka bertemu dengan masalah. Mereka
mengatakan bahwa diri mereka stres, tertekan dan tidak bisa mengatasinya. Konseling merupakan interaksi yang bersifat terapeutik dimana di
dalamnya berlangsung proses yang bertujuan membantu individu mengatasi masalahnya. Oleh karena itu, konseling memiliki tahap-tahap tertentu yang
masing-masing saling berhubungan satu sama lain sehingga menjadi proses konseling yang efektif dan efisien. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
proses konseling untuk membantu klien yang mengalami masalah kecemasan menurut Sanders 2003:50-51 antara lain “empathy, taking the clients problems
seriously while exploring alternatives, and maintaining respect for the client”. Jadi konselor harus memiliki empati terhadap permasalahan klien, melihat
masalah klien dengan serius dengan benar-benar mengeksplorasi alternatif pemecahan masalah, serta memelihara rasa hormat terhadap klien.
Sehubungan dengan masalah kecemasan siswa dalam menghadapi ujian nasional, konselor sekolah juga diharapkan dapat menunjukkan sikap-sikap
tersebut dalam proses konseling yang dilakukan. Konselor harus berempati terhadap siswa, benar-benar memahami masalah siswa dan berusaha mencari
pemecahan masalah bersama siswa, serta menghormati dan menerima siswa klien apa adanya. Pemahaman faktor-faktor penyebab kecemasan siswa juga
perlu dilakukan agar penanganan masalah dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. Tidak semua siswa dapat memandang kecemasan sebagai masalah yang
biasa, oleh karena itu konselor harus benar-benar memahami situasi yang dialami
49
siswa. Setiap siswa dapat memiliki kadar kecemasan yang berbeda sehingga penanganannya pun tidak bisa disamaratakan.
2.4 Ujian Nasional