14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan tinjauan pustaka yang melandasi penelitian, yang meliputi: 1 penelitian terdahulu; 2 persepsi; 3 kecemasan; 4 ujian
nasional; 5 hubungan antara persepsi siswa tentang peran konselor dengan tingkat penuruanan kecemasan dalam mengadapi ujian nasional; 6 hipotesis.
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini, dengan variabel yang sama. Penelitian tentang kecemasan dalam
menghadapi ujian pernah dilakukan Kristianingrum 2009 dalam skripsi yang berjudul “Mengatasi Kecemasan dalam Menghadapi Ujian melalui Layanan
Konseling Rational Emotif”. Penelitian tersebut dilakukan pada siswa kelas VIII Imersi SMP N 5 Semarang tahun pelajaran 20082009. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui gambaran kecemasan siswa dalam menghadapi ujian sebelum dan setelah mendapatkan konseling Rational Emotif. Hasil penelitian
Kristianingrum 2009:107-108 dapat diuraikan sebagai berikut: Gambaran kecemasan dalam menghadapi ujian siswa sebelum
mendapatkan konseling antara lain merasa takut tidak dapat mengerjakan soal ujian, takut jika nilainya jelek di bawah teman-
temannya, khawatir jika ikut remidi, merasa kurang percaya diri dengan kemampuannya, takut jika dijauhi teman-teman dan dimarahi orang tua,
pikiran kacau tidak bisa mengerjakan ujian, mudah marah tidak dapat mengendalikan emosi, ketakutan dengan nilai yang diperoleh, lupa
dengan materi yang dipelajari, sulit menerima dan mengingat materi pelajaran, dan takut kalah saingan dengan teman yang mendapat nilai
15
bagus. Sedangkan hasil yang diperoleh setelah siswa mengikuti proses konseling yaitu pikiran, perasaan dan perilaku siswa yang irrasional
berangsur-angsur berkurang. Siswa lebih termotivasi untuk lebih giat belajar agar berhasil dalam ujian.
Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa berdasarkan seleksi sampel terdapat beberapa siswa yang mengalami masalah kecemasan dalam menghadapi
ujian. Siswa tersebut yang akan diberi layanan konseling Rational Emotif. Kaitan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang akan dilakukan adalah bahwa
kecemasan merupakan masalah yang cenderung dialami oleh siswa menjelang ujian. Hal ini dapat dibuktikan melalui seleksi sampel yang dilakukan oleh
peneliti. Berdasarkan penelitian tersebut juga dapat disimpulkan bahwa kecemasan siswa dapat diturunkan melalui layanan konseling Rational Emotif.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa konselor memiliki peran dalam upaya mengatasi kecemasan siswa dalam menghadapi ujian dengan melakukan layanan
konseling sesuai dengan permasalahan siswa. Penelitian lain dilakukan oleh Sori
ć dalam jurnalnya yang berjudul Anxiety and Coping in the Context of a School Examination
http:web.ebscohost.comvol89.html,[diakses 9 Mei 2010]. Hasil penelitian Sori
ć 1999:319-329 dapat diuraikan sebagai berikut: …kecemasan pada umumnya terjadi sebelum ujian sekolah, setelah
ujian sekolah, dan menjelang pengumuman kelulusan tingkat. Kecemasan sebelum dan setelah ujian dipersepsikan sebagai situasi
yang mengancam dan tidak terkontrol. Berfungsinya strategi tertentu untuk mengatasi kecemasan dipengaruhi oleh kepribadian dan
persepsi terhadap situasi ujian. Penanganan kecemasan dilakukan dengan terlebih dahulu mengetahui persepsi siswa mengenai situasi
dan ekspektasi atau harapan siswa terhadap kesuksesan…
16
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kecemasan cenderung dialami siswa sebelum dan setelah ujian serta menjelang pengumuman
kelulusan tingkat, seperti yang disebutkan dalam jurnal yaitu “…anxiety of high school students were examined immediately before school examination,
immediately after the examination and immediately after the announcement of grades one week later…”. Kaitan antara penelitian ini dengan penelitian yang
akan dilakukan adalah bahwa penelitian tersebut juga menyatakan bahwa kecemasan merupakan masalah yang dialami oleh siswa baik sebelum maupun
setelah ujian. Penelitian ini juga semakin menunjukkan fenomena adanya masalah kecemasan menghadapi ujian yang dialami oleh siswa. Penelitian tersebut
membahas tentang proses penanganan kecemasan yang dialami siswa, sedangkan penelitian yang akan dilakukan menitikberatkan pada penafsiran atau persepsi
terhadap pihak yang berperan dalam upaya mengatasi kecemasan siswa. Di samping kedua penelitian tersebut, terdapat penelitian lain tentang
kecemasan yang dilakukan oleh Rachmat 2009 dalam skripsi yang berjudul “Kecemasan pada Mahasiswa saat Menghadapi Ujian Skripsi Ditinjau dari
Kepercayaan Diri”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan saat menghadapi ujian skripsi. Data
penelitian diperoleh dengan menggunakan alat ukur berupa skala kecemasan saat menghadapi ujian skrispsi dan skala kepercayaan diri. Sedangkan hasil penelitian
Rachmat 2009: 109-110 dapat diuraikan sebagai berikut: …Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang akan
menghadapi ujian skripsi dan yang sedang mengerjakan skripsi. Hasil perhitungan korelasi dengan menggunakan metode SPSS
menghasilkan nilai r = 0,08 dengan nilai p 0,01 yang menunjukkan
17
adanya hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian skripsi…
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kepercayaan diri dengan kecemasan menghadapi ujian skripsi.
Individu yang mengalami kecemasan dalam menghadapi ujian cenderung menjadi kurang percaya diri. Kaitan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah penelitian tersebut membuktikan bahwa kecemasan merupakan masalah yang cenderung dialami seseorang yang akan menghadapi ujian, baik
berupa ujian nasional di kalangan siswa maupun ujian skripsi di kalangan mahasiswa. Kecemasan tersebut cukup mempengaruhi kepercayaan diri dalam
menghadapi ujian. Kecemasan yang terkendali akan membuat individu lebih percaya diri dan siap menghadapi ujian.
2.2 Persepsi