Early Majority Pengikut Dini: 34 yang menjadi pera pengikut awal. Late Majority Pengikut Akhir, 34 yang menjadi pengikut akhir dalam

subjektif mengenai inovasi kepada rekan terdekatnya melalui saluran interpersonal Wejnert, Barbara, 2002:249.

c.Early Majority Pengikut Dini: 34 yang menjadi pera pengikut awal.

Kategori pengadopsi seperti ini merupakan mereka yang tidak mau menjadi kelompok pertama yang mengadopsi sebuah inovasi. Sebaliknya, mereka akan dengan berkompromi secara hati-hati sebelum membuat keputusan dalam mengadopsi inovasi, bahkan bisa dalam kurun waktu yang lama. Orang-orang seperti ini menjalankan fungsi penting dalam melegitimasi sebuah inovasi, atau menunjukkan kepada seluruh komunitas bahwa sebuah inovasi layak digunakan atau cukup bermanfaat. Cirinya: penuh pertimbangan, interaksi internal tinggi. Kategori ketiga dalam proses difusi inovasi adalah early majority, peranan seorang early majority adalah penghubung bagi kategori adopter awal dan kategori adopter kategori akhir. Sifat early majority sebagai adopter memberikan jaringan dalam sistem sosial adopter. Early majority akan melakukan proses message reception dari seorang early adopter untuk ditransmisikan melalui saluran komunikasi interpersonal kepada kategori di bawahnya. Secara sistematis kategori ini memberikan peran sebagai : message reception, media choice, dan message production. Menurut Barbara, Seorang early majority mengadopsi ide baru sesaat sebelum rata-rata anggota sistem sosial melakukan adopsi serupa. Individu pada tahap ini sering berinteraksi dengan peers tapi jarang memegang posisi pemimpin. Early majority mendapatkan posisi unik di antara early majority dan late adopter membuat mereka menjadi link penghubung yang penting dalam proses difusi. Mereka menjadi penghubung antar fase dalam prses difusi. Periode pengambilan keputusan difusi pada proses ini cenderung lambat dibanding seorang early adopter Wejnert, Barbara, 2002:249.

d. Late Majority Pengikut Akhir, 34 yang menjadi pengikut akhir dalam

penerimaan inovasi. Kelompok ini lebih berhati-hati mengenai fungsi sebuah inovasi. Mereka menunggu hingga kebanyakan orang telah mencoba dan mengadopsi inovasi sebelum mereka mengambil keputusan. Terkadang, tekanan dari kelompoknya bisa memotivasi mereka. Dalam kasus lain, kepentingan ekonomi mendorong mereka untuk mengadopsi inovasi. Cirinya: skeptis, menerima karena pertimbangan ekonomi atau tekanan social, terlalu hati-hati. Dalam sebuah lingkup sistem sosial, individu yang masuk dalam kategori ini adalah mereka yang melakukan adopsi setelah mayoritas individu sudah melakukan adopsi atas ide baru tersebut. Kategori ini cenderung lambat menerima inovasi, faktor norma sosial, ekonomi, dan kebutuhan untuk meningkatkan jaringan yang bisa menjadi pendorongm ereka melakukan adopsi. Dalam kategori adopter, late majority bertindak pasif untuk menerima pesan dari kategori di atasnya message reception, pada tahap ini kategori adopsi cenderung melambat setelah mencapai puncaknya. Pendekatan secara interpersonal adalah cara paling tepat untuk melakukan pendekatan individu pada tahap ini. Barbara berpendapat bahwa, Individu pada tahap ini cenderung melakukan adopsi sebuah ide baru ketika mayoritas anggota dalam sistem sosial telah melakukan adopsi terlebih dahulu. Tindakan adopsi yang lambat biasanya didasari atas kebutuhan ekonomi dan keinginan menjawab tekanan sosial. mereka tidak akan mengadopsi sampai sebagian besar individu melakukan adopsi terlebih dahulu. Sistem norma sering berperan menciptakan sikap skeptis ini, peranan seorang peers sangat tinggi dalam memberikan motivasi untuk melakukan sebuah adopsi inovasi. Wejnert, Barbara, 2002:250.

e.Laggards Kelompok KolotTradisional, 16 terakhir adalah kaum

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25