3.4.2. Analisis Regresi Digunakan sebagai Metode Analisis
Metode Analisis adalah suatu metode dengan serangkaian tindakan dan pemikiran yang disengaja untuk menelaah sesutu hal yang secara
mendalam atau pun terperinci terutama dalam mengkaji bagian-bagian dari suatu totalitas. Maksudnya untuk mengetahui ciri masing-masing bagian,
hubungan satu sama lain, serta peranannya dalam totalitas yang dimaksud.
Dalam penelitian menggunakan analisis regresi, dimana regresi merupakan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur ada atau
tidaknya korelasi antar variabel. Menurut Usman Akbar 2006, Analisis regresi berguna untuk mendapatkan hubungan fungsional antara dua variabel
atau lebih. Selain itu analisis regresi berguna untuk mendapatkan pengaruh antar variabel prediktor terhadap variabel kriteriumnya atau meramalkan
pengaruh variabel prediktor terhadap variabel kriteriumnya.
Analisis regresi mempelajari hubungan yang diperoleh dinyatakan dalam persamaan matematika yang menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel. Hubungan fungsional antara satu variabel prediktor dengan satu variabel kriterium disebut analisis regresi sederhana
tunggal, sedangkan hubungan fungsional yang lebih dari satu variabel disebut analisis regresi ganda.
Analisis regresi lebih akurat dalam melakukan analisis korelasi, karena pada analisis itu kesulitan dalam menunjukkan slop tingkat perubahan
suatu variabel terhadap variabel lainnya dapat ditentukan. Dengan demikian maka melalui analisis regresi, peramalan nilai variabel terikat
pada nilai variabel bebas lebih akurat pula.
Model Analisis Regresi adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2 : Model Analisis Regresi
Gambar ini melukiskan adanya hubungan antara variabel eksogen yaitu X
1
dan X
2,
dengan variabel endogen yaitu Y. Hubungan antara X
1
dan X
2
menggambarkan hubungan korelasi pengaruh. Pengaruh dari X
1
dan X
2
terhadap Y disebut pengaruh langsung.
3.4.2.1 Pengujian asumsi klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan dengan melakukan uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas.
3.4.2.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji salah satu asumsi dasar analisis regresi berganda, yaitu variabel-variabel independent
dan depenent harus didistribusikan normal atau mendekati normal, untuk menguji apakah data-data yang dikumpulkan berdistribusi
normal atau tidak dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut :
3.4.2.1.1.1 Metode Grafik
Metode grafik yang handal untuk menguji normalitas data adalah dengan melihat normal probability plot, sehingga
hampir semua aplikasi komputer statistic menyediakan fasilitas ini. Normal probability plot adalah membandingkan distribusi
komulatif data yang sesungguhnya dengan distribusi komulatif dari distribusi normal hypotheeical distribution. Proses uji
normalitas data dilakukan dengan meperhatikan penyebaran data titik pada Norma P-Plot of Regression Standardized dari
variabel terikat Santoso, 2000 dimana : Jika data menyebar di sekitar garis diagonal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau mengikuti garis
diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Metode grafik yang handal untuk menguji normalitas data
adalah dengan melihat normal probability plot, sehingga hampir semua aplikasi komputer statistic menyediakan fasilitas
ini. Normal probability plot adalah membandingkan distribusi komulatif data yang sesungguhnya dengan distribusi komulatif
dari distribusi normal hypotheeical distribution.
Gambar 3.3 PP Plot Uji Distribusi Normal Persamaan Y = a +b1.X1
Gambar 3.4 PP Plot Uji Distribusi Normal Persamaan Y = a +b2.X2
Gambar 3.5. PP Plot Uji Distribusi Normal
Persamaan Y = a+b1X1+b2X2 Berdasarkan gambar di atas dapat diketahui bahwa
penyebaran data titik pada Norma P-Plot of Regression Standardized dari variabel terikat menyebar di sekitar garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
3.4.1.1.1.2 Metode Statistik
Uji statistik sederhana yang sering digunakan untuk menguji asumsi normalitas adalah dengan menggunakan uji
normalitas dari Kolmogorov Smirnov. Metode pengujian normal tidaknya distribusi data dilakukan dengan melihat nilai
signifikansi variabel, jika signifikan lebih besar dari alpha 5 maka menunjukkan distribusi data normal.
Namun dalam penelitian ini, peneliti memilih hanya menggunakan cara untuk menguji normalitas pada model
regresi, menggunakan analisis grafik normal probability plot Normal P-Plot, yang telah dijabarkan pada bagian
sebelumnya.
3.4.2.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independent,
jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independent.
Uji multikolinearitas pada penelitian dilakukan dengan matriks korelasi. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan
dengan meperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF Variance Inflation Factor dan
Tolerance-nya, apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang lebih besar dari 0,5 maka dapat dikatakan data yang akan dianalisis
terlepas dari gejala multikolinearitas, kemudian apabila nilai VIF berada dibawah 10 dan nilai Tolerance mendekati 1, maka diambil
kesimpulan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinearitas Singgih Santoso, 2000.
Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada
saat pengolahan data serta nilai VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance-nya, apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang lebih
besar dari 0,5 maka dapat dikatakan data yang akan dianalisis terlepas dari gejala multikolinearitas, kemudian apabila nilai VIF
berada dibawah 10 dan nilai Tolerance mendekati 1, maka diambil kesimpulan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat problem
multikolinearitas Singgih Santoso, 2000. Adapun hasil uji miltikolinearitas dapat dilihat pada table 4.29 berikut ini :
Tabel 3.4 Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel 3.4 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10
yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan Variance Inflation Factor VIF juga menunjukan hal
yang sama dimana tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinieritas antar varibel independen dalam model regresi.
3.4.2.1.3 Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
dari satu pengamatan satu ke pengamatan yang lain, jika varians dari residu atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homokedastisitas. Dan jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas Singgih Santoso, 2000. Salah satu cara Model
Collinearity Statistics Tolerance
VIF 1
Constant Karakteristik Inovasi
,997 1,003
Terpaan Media ,997
1,003
untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatter plot antara nilai prediksi variable terikat z PRED dan nilai
residualnya s RESID.
Uji heterokedasitas dengan metode scatterplot digunaan dengan cara untu melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi. Jika
titik-titik menyebar dengan pola tidak jelas diatas dan di bawah angka o nol, pada sumbu Y, maka tidak terjadi masalah
heterokedasitas.
Gambar 3.6 scatter plot Uji Heteroskedasitas Persamaan Y = a +b1.X1
Gambar 3.7 scatter plot Uji Heteroskedasitas Persamaan Y = a +b2.X2
Gambar 3.8 Scatter plot Uji Heteroskedasitas Persamaan Y = a +b1.X1+b2.X2
Gambar di atas tidak menunjukkan adanya pola tertentu dan plot tersebar di atas serta di bawah angka 0 yang berarti tidak terjadi
heterokodesitas dalam model regresi.
3.4.2.2 Pengujian hipotesa melalui analisa regresi
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digunakan alat analisis regresi linier berganda.
Adapun persamaan regresi linier berganda yang menjadi model analisis adalah sebagai berikut :
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Keterangan :
Y : Keputusan pengguna untuk mengadopsi Audiobook
Listeno a
: konstanta X
1
: Karakteristik Inovasi Audiobook X
2
: Terpaan Media b
1,2
: koefisien regresi e
: Standar error
3.4.2.3 Goodness of Fit Model Regresi
Dilakukan untuk mengukur ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual secra statistik, setidaknya hal ini dapat
diukur dari nilai koefisien determinasi, Ghozali,2006.
Koefisien determinan R² dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan paling baik dalam analisis regresi, dimana hal yang
ditunjukkan oleh besarnya koefisiensi determinasi R² antara 0 nol dan 1 satu.
Koefisien determinasi R² nol variabel independent sama sekali tidak berpengaruh terhadap variabel dependent, apabila koefisien
determinasi semakin mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa variabel independent berpengaruh terhadap variabel dependent, selain
itu koefisien determinasi dipergunakan untuk mengetahui presentase perubahan variabel terikat Y yang disebabkan oleh variabel bebas
X. Besaran R
2
yang didefinisikan dikenal sebagai koefisien determinasi sampel dan merupakan besaran yang paling lazim
digunakan untuk mengukur kebaikan sesuai goodness of fit garis regresi. Secara verbal, R
2
mengukur proporsi bagian atau prosentase total variasi dalam Y yang dijelaskan oleh model regresi.
3.4.2.4 Uji pengaruh secara bersama-sama
Untuk menguji pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji F. Supranto,
1997. Dengan tingkat kepercayaan 95 = 0,05 maka :
Ho diterima jika p value α atau tidak ada pengaruh variabel X
secara bersama-sama terhadap Y Ho
ditolak jika p value
α atau terdapat pengaruh variabel X secara bersama-sama terhadap Y
3.4.2.5 Uji pengaruh secara parsial
Untuk menguji pengaruh secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen digunakan uji t Supranto, 1997. Dengan
tingkat kepercayaan 95 = 0,05 maka :
Ho diterima jika p value α 0,05 atau tidak ada pengaruh variabel X secara parsial terhadap Y
Ho ditolak jika p value α 0,05 atau terdapat pengaruh variabel X
secara parsial terhadap Y Selanjutnya Uji Hipotesis bagian regresi ini akan di bahas lebih
detil di bagian Hasil Penelitian pada bab 4.
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini peneliti akan menyajikan hasil perolehan data di lokasi penelitian yang di jaring melalui kuesioner yang sudah di uji validitas dan
reabilitasnya. Dari kuesioner tersebut di peroleh jawaban untuk setiap Pertanyaan-Pertanyaan dari 300 responden seperti terlihat dalam lampiran.
Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk menganalisis data adalah analisis Regresi Linier Sederhana dan Regresi Berganda.
Responden dalam penelitian ini adalah pengguna Audiobook Listeno yang berada di wilayah Kota Yogyakarta, dengan jumlah responden sebanyak 300
orang, yang selanjutnya akan di sajikan pada penjelasan berikut :
4.1 Analisis Deskreptif Variabel Penelitian 4.1.1 Analisis Tanggapan Responden Terhadap karakteristik Inovasi
Berikut ini tanggapan responden terhadap pernyataan dalam kuisioner mengenai karakteristik Inovasi Audiobook yang terdiri 28
pertanyaan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Jawaban Responden Tentang
Tanggapan Atas variabel Karakteristik Inovasi Audiobook
No. Pernyataan
Pilihan Bobot
F Skor
TOTAL Responden
TOTAL SKOR
P1 R. Advantage Audiobook lebih baik daripada membaca
buku digital konfensional STS
1 300
1108 TS
2 22
44 7
RR 3
145 435
48 S
4 36
144 12
SS 5
97 485
32
P2 R. Advantage Aplikasi Android Listeno lebih baik
daripada aplikasi audiobook lainya STS
1 300
TS 2
RR 3
114 342
38 S
4 132
528 44
SS 5
54 270
18