Pengenalan Masalah Pencarian Informasi

Gambar 2.7 Model Tahap Proses Mengambil Keputusan Membeli Gambar model tahap proses untuk mengambil keputusan membeli di atas menunjukkan proses empat tahap yang dilalui konsumen, yaitu: Pengenalan Masalah, Mencari Informasi, Penilaian Alternatif kemudian Keputusan Membeli. Model ini menekankan bahwa proses membeli dimulai jauh sebelum keputusan membeli itu diambil. Hal itu mendorong para pemasar untuk memusatkan perhatiannya pada proses membeli daripada keputusah membeli. Model gambar 2.7 mempunyai implikasi bahwa para konsumen selalu melalui empat tahap dalam membeli sesuatu. Hal ini tidak selalu terjadi, para konsumen bisa melompati beberapa tahap atau urutannya yang mereka anggap tidak sesuai. contohnya : Seorang pria yang berniat membeli produk pasta gigi yang sudah terbiasa dipergunakannya, pria tersebut akan melalui tahap langsung dari mulai munculnya kebutuhan untuk membeli ke tahap keputusan membeli pasta gigi dipergunakannya, sedangkan tahap pencarian informasi dan evaluasi dia lompati. Meskipun demikian kita akan mempergunakan model seperti dalam Gambar 2.7, karena model itu menunjukkan proses pertimbangan selengkapnya yang muncul pada saat seorang konsumen menghadapi pembelian produk baru yang memerlukan keterlibatan yang lebih mendalam.

1. Pengenalan Masalah

Proses pembeli dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Kabutuhan yang digerakkan dari dalam diri seseorang adalah lapar dan haus. Lapar dan haus ini akan meningkat hingga mencapai satu ambang rangsang dan berubah menjadi satu dorongan. Berdasarkan pengalamannya yang sudah-sudah, seseorang yang telah belajar bagaimana mengatasi sesuatu keinginannya ini, dan dia di dorong ke arah satu jenis obyek yang dia ketahui akan memuaskan keinginan itu. Sedangkan kabutuhan yang digerakkan dari luar diri seseorang adalah seperti: Seseorang melewati sebuah toko roti dan melihat roti bakar yang masih segar dan hal ini merangsang rasa laparnya, dia mengagumi sebuah kendaraan baru tetangganya; atau dia melihat twitter, instagram atau website tentang audiobook. Semua rangsangan itu dapat menyebabkan dia mengenal suatu masalah atau kebutuhan.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang mulai tergugah minatnya mungkin akan atau mungkin tidak mencari informasi yang lebih banyak lagi. Jika keinginan konsumen adalah kuat dan obyek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, konsumen akan membeli obyek itu. Jika tidak, kebutuhan konsumen itu tinggal mengendap dalam ingatannya. Konsumen mungkin tidak berusaha untuk memperoleh informasi lebih lanjut atau sangat aktif mencari informasi sehubungan dengan kebutuhan itu. Andai kata konsumen berusaha untuk menghimpun informasi lebih banyak, kita dapat membedakan dua tingkat yaitu: Konsumen yang mencari informasi dalam ukuran sedang-sedang saja dan keadaan demikian berubah menjadi perhatian yang meningkat. Dalam situasi ini seseorang menjadi lebih tanggap terhadap informasi tentang jasa layanan wisata. Dia memperhatikan iklan jasa layanan tersebut, dan memperhatikan pembicaraan tentang pengalaman dalam perjalan yang seseorang itu inginkan. Bisa juga seseorang berusaha aktif mencari informasi, di mana dia mencari audiobook, menanyakan kepada teman-temannya, dan ikut terlibat dalam berbagai kegiatan pencarian lainnya untuk menghimpun informasi tentang produk atau jasa. Seberapa giat dia mencari informasi itu tergantung pada kuat-lemahnya dorongan kebutuhannya, banyaknya informasi yang telah dimilikinya, kemudahan memperoleh informasi tambahan, penilaiannya terhadap informasi tambahan, dan kepuasan yang diperolehnya dari kegiatan mencari informasi itu. Biasanya jumlah kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen mulai bergerak dari keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang lebih luas.

3. Penilaian Alternatif

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25