m. Kapal perang adalah kapal yang hanya digunakan untuk perang,
termasuk kapal-kapal yang digunakan untuk mengangkut tentara atau perlengkapan perang.
n. Kapal layar dengan tenaga bantu adalah kapal layar yang dilengkapi
dengan motor bantu yang dalam keadaan tertentu saja digunakan sebagai pengganti layar, dan bukan kapal yang ditunda atau
tongkang. o.
Kapal keruk adalah kapal yang berdasarkan bangunanya dan tata susunannya hanya diperuntukkan bagi pelaksana atau digunakan
untuk pekerjaan bangunan air.
6
B. Perlengkapan Kapal, Perizinan Pelayaran dan Kapal Sandar 1. Perlengkapan Kapal
Agar kapal mendapatkan izin pelayaran maka kapal harus memliki perlengkapan kapal yang bertujuan untuk mendorong
operasional kapal dalam melakukan pelayaran. Perlengkapan kapal yang dimaksud adalah perlengkapan yang disebutkan di dalam Undang-
Undang Nomor 17Tahun 2008 tentang Pelayaran Pasal 1, yaitu :
a. Awak Kapal adalah orang yang berkerja atau diperkerjakan di atas
kapal oleh pemilik atau operator kapal untuk melakukan tugas di atas kapal sesuai dengan jabatannya yang tercantum dalam buku
sijil. b.
Nahkoda adalah salah seorang dari Awak Kapal yang menjadi pimpinan tertinggi di kapal dan mempunyai wewenang dan
6
http:www.bppp-tegal.com perkapalan-lautcatid=44:artikelitemid=85
,diakses tanggal 30 April 2015
Universitas Sumatera Utara
tanggung jawab tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Anak Buah Kapal adalah Awak Kapal selain Nahkoda.
d. Kenavigasian adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan Sarana
Bantu Navigasi Pelayaran, Telekomunikasi Pelayaran, hidrografi dan meteorologi, alur dan perlintasan, pengerukan dan reklamasi,
pemanduan, penanganan kerangka kapal, salvage dan pekerjaan bawah air untuk kepentingan keselamatan pelyaran kapal.
1 Navigasi adalah proses mengarahkan gerak kapal dari satu
titik ke titik yang lain dengan aman dan lancer serta untuk menghindari bahaya danatau rintangan pelayaran.
2 Sarana Bantu Navigasi Pelayaran adalah peralatan atau sistem
yang berada di luar kapal yang didesain dan dioperasikan untuk meningkatkan keselamatan dan efisiensi bernavigasi
kapal danatau lalu lintass kapal. 3
Telekomunikaasi Pelayaran adalah telekomunikasi khusus untuk keperluan dinas pelayaran yang merupakan sistem
pemancaran, pengiriman atau penerimaan tiap jenis tanda, gambar, suara dan informasi dalam bentuk apapun melalui
sistem kawat, optik, radio, atau sistem elektromagnetik lainnya dalam dinas bergerak pelayaran yang merupakan
bagian dari keselamatan pelayaran. 4
Salavage adalah pekerjaan untuk memberikan pertolongan terhadap kapal danatau muatannya yang mengalami
Universitas Sumatera Utara
kecelakaan kapal atau dalam keadaan bahaya di perairan termasuk mengangkat kerangka kapal atau rintangan bawah
air atau benda lainnya. 5
Pekerjaan Bawah Air adalah pekerjaan yang berhubungan dengan instalasi, konstruksi, atau kapal yang dilakukan di
bawah air danatau pekerjaan di bawah air yang bersifat khusus, yaitu penggunaan peralatan bawah air yang
dioperasikan permukaan air. 6
Alur Pelayaran adalah perairan yang dari segi kedalaman, lebar, dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman
dan selamat untuk dilayari.
2. Perizinan Pelayaran dan Kapal Sandar
Kegiatan Angkutan Laut Pelayaran Rakyat termasuk didalamnya dapat melakukan kegiatan bongkar muat dan kegiatan ekspidisi muatan
kapal laut untuk keperluannya sendiri, yang dapat dilakukan secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama, hal ini diatur dalam Pasal
46 Peraturan Pemerintah Tahun 2010. Dalam Keputusan General Manager Cabang Belawan tentang
Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kepelabuhan di Lingkungan PT. Pelabuhan Indonesia I persero Cabang Belawan terdapat pengaturan
yang harus di lakukan dalam kegiatan lalulintas kapal sandar dilingkungan PT.Pelindo I Belawan. Prosedural yang harus dilakukan
untuk memenuhi persyaratan dalam melakukan kegiatan tersebut adalah :
Universitas Sumatera Utara
a. Prosedur Pelayanan Kapal Masuk
Supervisor Administrasi Operasi Pemanduan menerima PPKB Pelayanan Kapal masuk yang sudah ditetapkan oleh PPSA, kemudian
melaporkan ke Asisten Manager Pemanduan untuk merencanakan pengaturan sarana bantu, kemudian Kordinator Pandu merencanakan
pembagian tugas pandu atas sepengatahuan Asisten Manager Pelayanan Pemanduan setelah pembagian tugas pandu tersebut,
supervisor Administrasi Operasi Pemanduan menyiapkan surat perintah untuk ditanda tangani oleh Asisten Manager Dinas
Pelayanan Pemanduan yang kemudian diteruskan kepada petugas pemandu. Operator Menara Kontrol Kepanduan menerima rencana
pelayanan pemanduan kapal masuk dari Supervisor Administrasi Operasi Pemanduan melalui petugas umum pelayanan pemanduan
dan mencatatkapal masuk dalam buku harian gerakan kapal setelah itu operator menara kontrol kepanduan menerima berita kedatangan
kapal dan mencatat data-data kapal dari nahkoda yang akansudah tiba di anchorage area dan diteruskan kepada pelayanan kepandauan
untuk dicatat di papan tulis lalu meneruskan rencana pelayanan pemanduan kapal masuk kepada kapal pandu, kapal tunda, dan kapal
kepil. Pandu Pemegang Surat Perintah Pandu menuju ke kapal di ambing luarbouy sesuai Surat Perintah pandu denganmenggunakan
kapal pandu yang telah disiapkan setelah prosese tersebut kemudian kapal di pandu masuk kedalam pelabuhan untuk disandarkan di
dermaga dengan menggunakan sarana bantu kapal tunda bagi yang
Universitas Sumatera Utara
wajib dan kapal kepil serta regu kepil kemudian Pandu Pemegang Surat Perintah Pandu memiliki dan mengoreksi dokumen bentuk 2A-
1 yang sudah di tanda tangani oleh nahkoda kapal setelah pemanduan berakhir dan membubuhkan tanda tangannya setelah proses tersebut
telah selesai dilakukan dan telah di tanda tangani oleh nahkoda kapal maka pandu pemegang surat perintah pandu meninggalkan kapal,
kembali ke stasiun dan menyerahkan bukti pemakaian jasa pandu, tunda dan kepil bentuk 2A-1 kepada Supervisor Administrasi
Operasi Pemanduan melalui petugas umum. Nahkoda kapal tunda menerima perintah dinas yang disampaikan melalui operator menara
kontrol pandu kemudian mencatat dalam jurnal kapal tunda. Nahkoda kapal menerima perintah dinas yang disampaikan oleh operator
kontrol, kemudian mencatat didalam jurnal kapal tunda kemudian berangkat menuju lokasi kapal yang akan ditunda.
b. Prosedur Pelayanan Kapal Keluar
Supervisor Administrasi Operasi Pemanduan menerima PPKB pelayanan kapal keluar yang sudah di tetapkan oleh PPSA, kemudian
merencanakan pembagian tugas pandu berikut sarana bantu. Kemudian supervisor tersebut menetapkan rancana pelayanan
pemanduan kapal keluar yang sudah ditetapkan PPSA kemudian melaporkan ke asisten manager pemanduan untuk merencanakan
pengaturan sarana bantu pandu. Koordinator pandu merencanakan pembagian tugas atas sepengetahuan Asisten Manager Pemanduan,
Supervisi Administrasi Operasi Pemanduan meneruskan rencana
Universitas Sumatera Utara
pelayanan pemanduan kapal keluar ke operator radio stasiun pandu Belawan Supervisi Administrasi Operasi Pemanduan menyiapkan
Surat Perintah Pandu untuk ditandatangani oleh Asisten Menejer Dinas Pelayanan Pemanduan, kemudian Operator Radio Stasiun
Pandu Belawan menerima rencana pelayanan pemanduan kapal keluar dari petugas pelayanan pemanduan, lalu Operator Radio
Stasiun Pandu Belawan mencatat gerakan kapal keluar dalam buku harian gerakan kapal. Setelah itu Operator Radio Stasiun Pandu
Belawan meneruskan rencana pelayanan pemanduan kapal keluar kepada kapal pandu, kapal tunda dan kapal kepil. Setelah semua itu
dilaksanakan pandu pemegang Surat Perintah Pandu menuju ke kapal sesuai Surat Perintah Pandu sejalan pandu pemegang Surat
Perintah Pandu meneliti dan mengkoreksi dokumen bentuk 2A-1 yang sudah ditandatangani oleh Nahkoda kapal setelah pemanduan
berakhir dan membubuhkan tandatangannya, kemudian pandu pemegang Surat Perintah Pandu meninggalkan kapal, kembali ke
Stasiun Pandu dan pandu pemegang Surat Perintah Pandu menyerahkan bukti pemakaian jasa pandu, tunda dan kepil Bentuk
2A-1 kepada Supervisor Administrasi Operasi Pemanduan melalui petugas umum. Disisi lain, Petugas Dinas Pelayanan Pemanduan
membuat bukti labuh tambat berdasarkan bukti 2A-1 kapal keluar dan masuk dan yang terakhir Asisten Menejer Dinas Pelayanan
Pemanduan menandatangani Form bentuk 2A-1, 2A-2 serta laporan
Universitas Sumatera Utara
harian gerakan kapal untuk diteruskan ke dinas Pelayanan Pelanggan.
c. Prosedur Pelayanan Kapal Pindah
Awalnya Supervisi Administrasi Operasi Pemanduan menerima PPKB pelayanan kapal pindah yang sudah ditetapkan
PPSA, kemudian melaporkan ke Asisten Menejer Pemanduan untuk merencanakan pengaturan sarana bantu agar Koordinator pandu
merencanakan pembagian tugas pandu atas sepengetahuan Asisten Menejer
Pemanduan serta
menetapkan rencana
pelayanan pemanduan kapal pindah, mencatat di buku harian gerakan kapal
serta mencatat di papan tulis rencana kapal-kapal yang akan di pandu, selain itu Supervisi Administrasi Operasi Pemanduan
meneruskan rencana pelayanan pemanduan kapal pindah ke operator radio stasiun pandu Belawan, kemudian Supervisi Administrasi
Operasi Pemanduan menyiapkan Surat Perintah Pandu untuk ditandatangani oleh Asisten Menejer Dinas Pelayanan Pemanduan.
Operator Radio Stasiun Pandu Belawan menerima rencana pelayanan pemanduan kapal pindah dari petugas pelayanan
pemanduan, lalu Operator Radio Stasiun Pandu Belawan mencatat gerakan kapal keluar dalam buku harian gerakan kapal agar Operator
Radio Stasiun Pandu Belawan dapat meneruskan rencana pelayanan pemanduan kapal pindah kepada kapal pandu, kapal tunda dan kapal
kepil. Pandu Pemegang Surat Perintah Menuju ke kapal sesuai Surat Perintah Pandu dengan Meneliti dan mengkoreksi dokumen bentuk
Universitas Sumatera Utara
2A-1 yang sudah ditandatangani oleh Nahkoda kapal setelah pemanduan berakhir dan membubuhkan tandatangannya. Pandu
Pemegang Surat Perintah Pandu meninggalkan kapal, kembali ke stasiun pandu dengan diharuskan menyerahkan bukti pemakaian jasa
pandu, tunda dan kepil Bentuk 2A-1 kepada Supervisi Administrasi Operasi Pemanduan melalui petugas umum, diluar itu Nahkoda
Kapal Tunda Menerima perintah dinas yang disampaikan melalui operator menara kontrol kemudian mencatat di dalam jurnal kapal
tunda dan akhirnya Nahkoda Kapal Tunda Berangkat menuju lokasi kapal yang akan di tunda.
d. Prosedur Pelayanan Kapal PerubahanPerpanjangan
Petugas loket PPSA menerima PPKB beserta dokumen pendukung dari pengguna jasa yang berupa Surat permohonan
perpanjangan waktu tambat dan Uper perpanjangan, kemudian Supervisor Perencanaan PPSA bersama Supervisor Pelayanan
Operasi mengevaluasi permintaan perpanjangan waktu tambat kapal berdasarkan realisasi pelaksanaan kegiatan bongkar muat kapal dan
apabila alasan perpanjangan tidak dapat diterima maka permohonan perpanjangan waktu tambat PPKB dan dokumen pendukung
dikembalikan kepada pengguna jasa dan kapal dikeluarkan dari tambatan tetapi apabila alasan perpanjangan dapat diterima maka
perpanjangan waktu tambat dapat disetujui. e.
Prosedur Pengecualian
Universitas Sumatera Utara
Prosedur ini diperuntukan kepada kapal dalam keadaan daruratEmergency maka pemanduan gerakan kapal masuk, keluar
dan pindah dapat dilaksanakan lebih dahulu, administrasi diselesaikan kemudian pada kesempatan pertama, dan apabila cuaca
buruk, pelayanan pemanduan ditangguhkan sampai cuaca dianggap aman. Untuk hal ini Surat Perintah Pandu dibuat yang baru apabila
petugas pandu lain yang akan melayani pemanduan kapal yang mengalami penangguhan tersebut di atas disamping itu bila draft
kapal melebihi kedalaman maksimum yang ditentukan, tetapi nahkoda menghendaki maka pemanduan dilaksanakan pada saat air
pasang tinggi. Di dermaga Pertamina Jetty dan dermaga PLTGU pemanduan dilaksanakan pada siang hari. Dalam keadaan mendesak
pemanduan kapal di Pertamina Jetty dapat dilakukan pada malam hari setelah dapat ijin dari Syahbandar, dalam keadaan mendesak
untuk kepentingan PLTGU dapat disandarkan kapal dengan panjang lebih 90 meter dan draft 6.5 meter pada saat air tertinggi setelah
dapat ijin dari Syahbandar setelah itu apabila kapal yang akan di pandu tidak siap lebih dari ½ jam dari waktu yang ditetapkan pada
PPKB, maka dapat di anggap sebagai pembatalan pemanduan dan pandu dapat kembali ke stasiun pandu Belawan, perusahaan
pelayaran mengajukan PPKB baru dengan syarat Pandu harus segera melapor kepada Asisten Menejer Dinas Pemanduan, bila dalam
pengamatannya ditemukan adanya kekurangan persyaratan kelaik lautan kapal untuk menjamin keselamatan kapal dan lingkungan,
Universitas Sumatera Utara
adanya perubahan kedalaman Alur Pelayaran di perairan Pandu, serta penempatan Sero penangkap ikan atau penghalang alur
lainnya, perubahan
posisi, cahaya
dan atau
periode rambupelampung suar, kemungkinan adanya pembuangan sampah
dan atau minyak dari kapal yang dapat mengakibatkan pengotoran dan pencemaran di lingkungan Alur Pelayaran, menemukan adanya
jangkar, rantai dan tali kapal di alur pelayaran yang dapat membahayakan kapal lainnya serta Asisten Menejer Pemanduan
meneruskan laporan pandu tersebut kepada Syahbandar selaku penanggung jawab keselamatan cq Instansi-instansi terkait di
pelabuhan yang berwenang untuk itu.
C. Ketentuan-Ketentuan Dasar dan Asas-Asas Hukum yang Berlaku bagi Kapal