Prosedur Tentang Pengalihan Muatan terhadap Kapal yang Bersandar

2. Jangkar Pengaturan Jangkar di gunakan untuk berlabuh jangkar dan juga membantu pada saat kapal sandar dan lepas sandar. Pada kapal modern pada umumnya dilengkapi dengan dua jangkar yang berada di haluan. Susunannya anchor arrangement adalah sebagai berikut: a. Anchor windlass, untuk heave up dan slack away chain cable. b. Anchor cable chain cable menghubungkan jangkar dan windlassserta cable clane. c. Bow Stopper, menahan anchor dan chain cable d. Hawsepipe, tempat jalur keluarnya anchor dan chain cable e. Anchor, menancapkan pada dasar laut f. Chain locker, tempat menyimpan chain cable g. Cable clane, tempat mengikat ujung chain cable didalam chain locker

C. Prosedur Tentang Pengalihan Muatan terhadap Kapal yang Bersandar

Pengiriman barang dalam negeri antar pulau digunakan kapal-kapal untuk pelayaran nusantara. Pengiriman barang keluar dan masuk digunakan kapal-kapal untuk pelayaran samudera dekat maupun jauh yang biasanya dilayani oleh pelayaran perusahaan pelayaran niaga yang tergabung dalam Shipping Conference baik non Indonesia yang mendapat izin atau Shipping company Indonesia Lijn perusahan-perusahaan nasional Negara 16 Dengan ditandatanganinya Peraturan Menteri Perhubungan Permenhub PM 60 Tahun 2014 oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, 16 HA. Abbas SAlim, Managemen Pelayaran Niaga dan Pelabuam, Pustaka Jaya, Jakarta, 1995, hlm 2 Universitas Sumatera Utara dipastikan bongkar muat di pelabuhan akan dipertegas penyelenggaraan dan pengusahaannya. Setiap kegiatan bongkar muat harus dilakukan oleh badan usaha yang khusus bergerak dalam kegiatan bongkar muat. Hal itu itu terlihat pada pasal 2 ayat 1 yang menyebutkan, kegiatan usaha bongkar muat barang merupakan kegiatan usaha yang bergerak dalam bidang bongkar muat barang dari dan ke kapal di pelabuhan, yang meliputi kegiatan stevedoring, cargodoring, dan receiving-delivery. Pada ayat 2 disebutkan, kegiatan usaha bongkar muat barang, sebagaimana dimaksud pada ayat 1, dilakukan oleh badan usaha yang didirikan khusus untuk bongkar muat barang dipelabuhan dan wajib memiliki izin usaha. Secara keseluruhan, PM No. 60 Tahun 2014 berisi XIII bab dan 27 pasal. 17 Untuk mendukung kelancaran kegiatan angkut dari dan ke suatu pelabuhan, maka kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal di setiap pelabuhan mempuyai kedudukan yang penting. Usaha bongkar muat barang adalah kegiatan jasa yang bergerak dalam kegiatan bongkar muat barang dari kapal dan ke kapal, hal mengenai kegiatan bongkar muat barang yang dilakukan oleh PT.Pelindo I Cabang Belawan di atur juga lengkap di dalam Keputusan General Maneger Cabang Pelabuhan Belawan tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kepelabuhan di Lingkungan PT. Pelabuhan Indonesia I persero Cabang Belawan yang di cantumkan dalam Lampiran III : Keputusan General Manager Cabang Belawan tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Barang, yang terdiri dari kegiatan stevedoring, corgodoring dan reciving ,truck lossing. 17 http:jurnalmaritim.com201412permenhub-pm-no-60-tahun-2014-tingkatkan- produktivitas-bongkar-muat-di-pelabuhan 8 mei 2015 Universitas Sumatera Utara 1. Stevedoring Stevedoring adalah pekerjaan yang meliputi membongkar dari dekpalka kapak ke dermaga, tongkong, truk atau pekerjaan memuat dari dermaga, tongkong, truk, dek ke dalam palka kapal dengan menggunakan drek kapal atau drek darat 18 . Pengguna Jasa menyerahkan Surat Penunjukan Kerja kepada Divisi Pelayanan TerminalDivisi Usaha Bongkar Muat apabila terdapat perjanjian kerjasama bongkar muat dalam periode tertentu maka tidak diwajibkan untuk menyerahkan Surat Penunjukan Kerja dengan Dokumen meliputi : a. Barang yang akan dibongkar jenis, sifat, dan jumlah barang b. Stowage Plan c. Manifest d. PEB untuk barang eksport. Kemudian Dokumen yang diserahkan danatau disampaikan akan diperiksa. Apabila dokumen pendukung tidak lengkap maka dikembalikan ke pengguna jasa untuk dilengkapi dan jika dokumen yang diserahkan lengkap maka akan dibuatkan perhitungan Ongkos Pelabuhan PemuatanOPP. Hasil perhitungan jasa OPP adalah Nota tagihan diserahkan kepada BankKasir dan Pengguna Jasa Pengguna Jasa wajib melunasi seluruh biaya dari nota yang dikeluarkan kepada BankKasir. Jika tidak ada perbedaanselisih dari Estimasi Biaya, pengguna jasa tidak wajib membayar kepada BankKasir. Bukti Lunas diserahkan kepada Divisi Pelayanan TerminalDivisi Usaha Bongkar Muat dan Pengguna 18 Keputusan Menteri 14 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal. Bab 1 Pasal 1 butir ke 5 Universitas Sumatera Utara Jasa. Sesuai PPKB penetapan dan Bukti Lunas, Divisi Pelayanan TerminalDivisi Usaha Bongkar Muat melakukan persiapan pemuatan secara langsung meliputi : 1 Rencana kegiatan Operation Planning antara lain: a Standar Kinerja Produktivitas Kerja b Kebutuhan TKBM c Supervisi Pelayanan Bongkar Muat d Alat dan Kelengkapan Bongkar Muat e Stevedor Foreman dan Tally Man 2 Mengajukan kebutuhan jumlah pengadaan TKBM ke Koperasi TKBM. Kemudian Divisi Pelayanan terminalDivisi Usaha Bongkar Muat melaksanakan pelayanan pemuatan dengan : 1 Mengkoordinir pelaksanaan pemuatan barang dari kapal sesuai perencanaan yang telah ditetapkan 2 Melaksanakan koordinasi dengan pihak kapal, pengguna jasa serta melakukan monitoring pelaksanaan pemuatan untuk menjamin kelancaran sesuai perencanaan yang telah ditetapkan 3 Tally Man mengisi Tally Sheet, dan Chekker mengisi Time Sheet, Daily Report, Statement of Fact, kemudian Stevedor menyampaikan kepada pengguna jasa 4 Membuat Laporan hasil realisasi pemuatan secara langsug dan diserahkan kepada pengguna jasa dan instansi terkait. Universitas Sumatera Utara Pemuatan barang Eksport pelaksanaannya harus menunggu dokumen eksport PEB yang telah disahkan oleh Bea dan Cukai, apabila terjadi kerusakankekurangan barang pada waktu pembongkaran maka dibuatkan Berita Acara KerusakanDamage Cargo Report, kemudian hasil realisasi kegiatan pemuatan serta dokumen pendukung diserahkan kepada BankKasir dan pengguna Jasa. Kegiatan Stevedoring belum ternasuk kegiatan lainnya, yaitu: a. Shifting adalah memindahkan muatan di dalam palka yang sama atau palka yang berbeda atau lewat darat. b. Lashingunlashing adalah mengikatmemperkuat muatan atau sebaliknya melepas ikatanpenguat muatan. c. Dunnaging adala memasang alatpemisah muatan dunnage separation. d. Sweeping adalah mengumpulkan muatan-muatan yang tercecer. e. Baggingunbagging adalah memasukkan muatan curah ke karung atau sebaliknya yaitu mencurahkan muatan dari karung. f. Restowage adalah menyusun kembali muatan didalam palka. g. Sorting adalah pekerjaan memilihmemisahkan muatan yang tercampur atau muatan yang rusak. h. Trimming adalah meratakan muatan dalam palka kapal. i. Cleaning adalah pekerjaan membersihkan palka kapal. j. Openingclosing hatches adalah kegiatan membukamenutup palka kapal. Universitas Sumatera Utara k. Rain-tent cover up adalah kegiatan membukamenutup palka dengan menggunakan plastiktenda hujan pada waktu hujan. 2. Cargodoning Cargodoning, adalah pekerjaan melepaskan barang dari talijala-ex tackle di dermaga dan mengangkut dari dermaga ke gudanglapangan penumpukan barang selanjutnya menyusun di gudanglapangan penumpukan barang atau sebaliknya 19 . Pengguna Jasa menyerahkan Surat Penunjukan Kerja kepada Divisi Pelayanan TerminalDivisi Usaha Bongkar Muat apabila terdapat Perjanjian Kerja Sama bongkar Muat dalam periode tertentu maka tidak diwajibkan untuk menyerahkan Surat Penunjukan Kerja dengan dokumen meliputi : a. Barang yang akan dibongkar Jenis, Sifat,dan jumlah barang b. Manifest c. PIB untuk barang Impor Kemudian dokumen yang diserahkan danatau disampaikan akan diperiksa, apabila dokumen pendukung tidak lengkap maka dikembalikan ke pengguna jasa untuk dilengkapi dan jika dokumen yang diserahkan lengkap maka akan dibuatkan perhitungan Ongkos Pelabuhan Tujuan OPT, Hasil dari perhitungan jasa OPT adalah Estimasi Biaya barang diserahkan kepada BankKasir dan Pengguna Jasa lalu Pengguna Jasa akan membayar Estimasi Biaya Barang melalui CMSUper kepada BankKasir yang akan memberikan persetujuan CMSUper. Jika pengguna jasa membayar tidak sesuia dengan 19 Keputusan Menteri 14 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal. Bab 1 Pasal 1 butir ke 6 Universitas Sumatera Utara perhitungan jasa OPT, maka pengguna jasa wajib melunasi melalui BankKasir. Persetujuan yang diberikan oleh BankKasir merupakan bukti CMSUper yang akan didistribusikan kepada pengguna jasa dan Divisi Pelayanan TerminalDivisi Usaha Bongkar Muat. Sesuai PPKB penetapan dan bukti CMSUper, Divisi Pelayanan Terminal dan Divisi Usaha Bongkar Muat melakukan pembongkaran secara langsung meliputi : 1 Rencana Kegiatan Operating Planning antara lain : a. Standar Kinerja Produktivitas Kerja b. Kebutuhan TKBM c. Supervisi Pelayanan Bongkar Muat d. Alat dan Kleengkapan Bongkar Muat e. Stevedor Foreman dan Tally Man. 2 Mengajukan kebutuhan jumlah pengadaan TKBM ke Koperasi TKBM Pelayanan TerminalDivisi Usaha Bongkar Muat melaksanakan Pelayanan pembongkaran dengan : 1. Mengkoordinir pelaksanaan pembongkaran barang dari kapal sesuai perencanaan yang telah ditetapkan; 2. Melaksanakan koordinasi dengan pihak kapal, pengguna jasa serta melakukan monitoring pelaksanaan pembongkaran untuk menjamin kelancaran sesuai perencanaan yang telah ditetapkan Universitas Sumatera Utara 3. Tally man mengisi Tally Sheet, dan Chekker mengisi Time Sheet, Daily Report, Statement of Fact, kemudian stevedor menyampaikan kepada pengguna jasa 4. Membuat laporan hasil realisasi pembongkaran secara langsung dan diserahkan kepada pengguna jasa dan Instansi terkait 5. Pembongkaran barang Import pelaksanaannya harus menunggu dokumen eksport PIB yang telah disahkan oleh Bea dan Cukai 6. Apabila terjadi kerusakankekurangan barang pada waktu pembongkaran maka dibuatkan Berita Acara KerusakanDamage Cargo Report 7. Hasil realisasi kegiatan pembongkaran serta dokumen pendukung diserahkan kepada Bank Kasir dan Pengguna Jasa 8. Selanjutnya BankKasir menerbitkan nota Tagihan berdasarkan Laporan Realisasi kegiatan pembongkaran dan diserahkan kepada pengguna jasa Kegiatan diatas belum termasuk kegiatan yang meliputi : a. Long distance adalah kegiatan memindahkan barang dari samping kapal ex tackle ke gudangtempat penumpukan lain yang merupakan gudangtempat penumpukan dimana kapal sandar atau sebaliknya yang jaraknya melebihi 130meter. b. Over brengen pindah lokasi adalah memindahkan barang dari gudangtempat penumpukan yang satu ke gudangtempat penumpukan lainnya dalam daerah pelabuhan atau dari ship-side ke gudang khusus untuk itu. Universitas Sumatera Utara c. Angkutan Bandar adalah alat angkut untuk memindahkan barang dari kapal ke dermaga atau sebaliknya dengan menggunakan tongkang. 3. RecevingDelivery RecevingDelivery adalah pekerjaan memindahkan barang dari timbunantempat penumpukan di gudanglapangan penumpukan dan menyerahkan sampai tersusun di atas kenderaan di pintu gudanglapangan penumpukan atau sebaliknya. 20 4. Truck Lossing Truck Lossing adalah pekerjaan membongkar dari kapal langsung ke truktongkang dilambung kapal dan selanjutnya mengeluarkan dari talijala-jala ex tackle serta menyusun ke truktongkang atau sebaliknya 5. Transportasi Transportasi berasal dari kata latin yaitu transportare, dimana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa. Jadi, transportasi berarti mengakut atau membawa sesuatu dari suatu tempat ke tempat lainnya. Ini berarti transportasi merupakan suatu jasa yang di berikan guna menolong orang lain atau barang untuk dibawa dari suatu tempat ke tempat lainnya. Usaha transportasi ini bukan hanya gerakan berupa barang dan orang dari suatu tepat ke tempat lain dengan cara dan kondisi yang statis tanpa perubahan, tetapi transportasi diusahakan selalu perbaikan dan 20 Keputusan Menteri 14 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal. Bab 1 Pasal 1 butir ke 7 Universitas Sumatera Utara kemajuannya sesuai dengan perkembangan dan kemajuan peradaban teknologi. Dengan demikian transportasi diusahakn perbaikan dan peningkatannya, sehingga tercapai efisiensi yang lebih baik. Ini berarti bahwa orang akan selalu berusaha mencapai efisiensi transportasi sehingga pengangkutan barang dan orang akan memakan waktu secepat mungkin dengan pengeluaran biaya yang sekecil mungkin. Ada berbagai rupa transportasi, namun demikian setiap bentuk tasnportasi itu terdapat empat unsur pokok transportasi yaitu jalan, kenderaan dan alat angkut, tenaga penggerak dan terminal.Dalam hubunga ini, perbaikan transportasi terjadi bila mana dilakukan atau terjadi perbaikan dari salah satu atau lebih unsur-unsur transportasi tersebut. Namun demikian, perbaikan sistem transportasi secara keseluruhan dapat pula berlangsung bilamana di usahakan atau terdapat perbaikan dalam organisasi, sistem dan pengaturan yang bersangkutan. Pada dasarnya pengangkutan atau memindahkan penumpang atau barang dengan transportasi adalah dengan maksud untuk dapat mencapai tempat tujuan dan menciptakanmenaikkan utilitas atau kegunaan dari barang yang diangkut. Utilitas dapat diciptakan oleh transportasi atau pengangkutan tersebut khususnya barang yang diangkut ada dua macam yaitu : Utilitas tempat Place Utility dan Utilitas waktu Time Utility a. Utititas Tempat Place Utility, dalam hal ini adalah kenaikantambahan nilai ekonomi atau nilai kegunaan dari suatu komoditi yang diciptakan dengan mengangkutnya dari suatu Universitas Sumatera Utara tempatdaerah, dimana barang tersebut mempunyai kegunaan yang lebih kecil ke tempat daerah dimana barang tersebut mempunyai kegunaan yang lebih besar. b. Utilitas Waktu Time Utility, transportasi akan mengakibatkan terciptanya kesanggupan dari barang untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan menyediakan barang yang bersangkutan tidak hana dimana mereka dibutuhkan, tetapi juga pada waktu yang tepat bilamana mereka diperlukan, hal ini adalah sehubungan dengan terciptanya utilitas yang disebut dengan utilitas waktu time utility. Barang-barang seperti buah-buahan dan sayur-sayuran dan bermacam-macam jenis juga kadang-kadang disimpan sehingga barang tersebut dapat dkonsumsi untuk waktu yang lebih lama dari pada hanya priode waktu produksi saja. Dengan adanya transportasi akan menciptakan time utility, tetapi yang menjadi titik berat dalam hal ini adalah menciptakan place utility,yaitu memindahkan barang ketempat lain dimana kebutuhan utilitasnya lebih tinggi. a. Kapal Kapal adalah kenderaan pengangkut penumpang dan barang di laut sungai dan sebagainya Berdasarkan jenisnya, kapal barang dapat dibagi menjadi : 21 1 Kapal konvensional, untuk muatan kering dengan menggunakan sistem stowage konvensional 21 Ramdan, Pengaturan Kelacaran Arus Barang, Tesis, 2007 Universitas Sumatera Utara 2 Kapal tipe geladak terbuka, untuk memperbaiki pengaturan muatan stowage 3 Kapal khusus container 4 Kapal roll on-roll off RORO dengan pintu belakang. 5 Kapal lift on-lift off LOLO 6 Kapal muatan tongkang lighters aboardship lashSeabee 7 Kapal untuk muatan sangat berat yang dilengkapi dengan alat- alat angkut khusus 8 Kapal untuk muatan khusus kedaraan bermotor 9 Kapal khusus penumpang 10 Kapal barang curah kering bulk carries 11 Tangkers untuk muatan cair 12 Kapal-kapal yang berkembang sangat cepat dalam angkutan laut yaitu Kapal khusus countainer, Kapal tanker serta Kapal muatan curah bulk carries b. Tenaga Kerja Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja berusia 15 tahun ka atas atau jumlah seluruhnya penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga kerja mereka dan jika mau berpartisipasi dalam aktifitas tersebut. Penerapan penduduk usia kerja 15 tahun adalah setelah ILO International Labour Organization mengintruksikan agar batas usia kerja adalah 15 tahun, sedangkan pada statistik Indonesia sejak tahun 1971, batas usia kerja yang semula 10 tahun atau lebih Universitas Sumatera Utara dirubah menjadi 15 tahun atau lebih. Semenjak dilaksanakannya SAKERNAS 2001, batas usia kerja yang semula 10 tahun atau lebih dirubah menjadi 15 tahun atau lebih mengikuti definisi yang dianjurkan ILO. Pelaksanaan bongkar muat yang meliputi stevedoring, cardogoring dan recivingdelvery dilakukan oleh tenaga kerja bongkar muat, dimana secara teknis waktu pelaksanaan Gilir Kerja shift yakni jam kerja selama 8 jam termasuk istirahat 2 jam, untuk kegiatan muat dengan pergantian tenaga kerja bongkar muat pada setiap gilir kerja. Sebelum diterbitkannya INPRES No.4 tahun 1985 Jo. INPRES No.3 tahun 1991 tentang kebijakan kelancaran arus barang untuk menunjang kegiatan ekonomi, maka kegiatan bongkar muat barang di tangani oleh perusahaan pelayaran, namun berdasarkan keadaan sebelum dikeluarkannya paket deregulasi melalui INPRES No.4 Tahun 1985 tersebut kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan sering mengalami keterlambatan sehingga tidak efisien mekanisme pekerjaan dan pelayanan bongkar muat barang di pelabuhan yang disebabkan birokrasi yang berbelit belit serta timbulnya biaya tambahan yang mengakibatkan High cost economy. Berdasarkan ketentuan INPRES Nomor 4 Tahun 1985 diatur mengenai tata laksana bongkar muat barang cargo handling. Ada beberapa hal mendasar mengenai kegiatan bongkar muat barang yang ditata ulang melalui kebijakan deregulasi untuk mengurangi biaya bongkar muat barang, yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Kegiatan bongkar muat barang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang didirikan untuk tujuan tersebut, 2. Dalam masa satu tahun setelah diberlakukannua bongkar muat barang tidak dilakukan lagi oleh perusahaan pelayaran 3. Pelaksanaan kegiatan bongkar muat barang dilakukan dalam tiga gilir kerja Shift, yakni yang terdiri dari Gilir kerja I : 08 00- 16. 00 Gilir kerja II : 16 00 -24 00 Gilir kerja III :24 00 -08 00 Dengan diberlakukannya keputusan Menteri Perhubungan tersebut maka para pengusaha banyak yang mendirikan perusahaan bongkar muat PMB yang khusus menyediakan jasa bongkar muat barang. Di samping itu perusahaan-perusahaan pelayaran yang sudah ada juga membentuk usaha baru dalam kegiatan bongkar muat yang merupakan usaha terpisah dari perusahaan pelayaran. Sehingga pada kenyataannya terlihat ada perusahaan bongkar muat yang didirikan oleh pengusaha non pelayaran, dan ada perusahaan bongkar muat yang didirikan para pengusaha pelayaran. 22

D. Perlindungan terhadap Objek Barang yang Diangkut pada Kapal