Hambatan-hambatan yang terjadi dalam Penyelenggaraan Kapal

selaku perwakilan dari pemilik kapal mengajukan formulir Permohonan Pelayanan Kapal Barang PPKB melalui Pusat Pelayanan Satu Atap PPSA. Dalam hal ini peranan PT. Pelindo I adalah untuk mempersiapkan tempat sandar kapal dan penggunaan jasa lainnya sehingga setiap kapal yang hendak bersandar harus meminta izin terlebih dahulu kepada PT. Pelindo I yang bertindak sebagai penyelenggara pengusahaan kepelabuhan.

B. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam Penyelenggaraan Kapal

Sandar di Pelabuhan Belawan Dalam perannya sebagai penyelenggara sekaligus sebagai pelayanan komersil dalam bidang kepelabuhan berpotensi mendapatkan hambatan- hambatan yang terjadi pada saat melakukan fungsinya mengingat padatnya lalulintas keluar masuk kapal, hambatan-hambatan itu dapat terjadi akibat bencana alam, dari pihak PT. Pelindo itu, bahkan dari pihak pemilik barang atau pengguna jasa kepelabuhan. Dalam wawancara langsung penilis dengan narasumber hambatan-hambatan yang dterjadi dalam penyelenggaraan kapal sandar di pelabuhan Belawan tidak lah banyak, di karenakan oleh peranan dan tanggung jawab PT. Pelindo I sebagai penyedia pelayanan jasa kepelabuhan tidak terlalu banyak, hambatan-hambatan yang sering terjadi adalah seperti kecelakaan sewaktu malakukan tugasnya atau di saat barang tersebut berada dalam wilayah tanggung jawab PT. Pelindo yang mengakibatkan rusaknya peti kemas barang, atau pada saat kapal bersandar terjadi kecelakaan misalnya tabrakan antara peralatan pemilik barang dengan peralatan pelabuhan karena sesuatu hal seperti kelalaian. Universitas Sumatera Utara Tanggung jawab PT. Pelindo I Cabang Belawan terhadap barang hanyalah selama barang berada di lokasi penumpuka, seperti peti kemas yang jatuh yang mengakibatkan, rusaknya peti kemas, rusaknya isi peti kemas, serta rusaknya bagian kapal. Oleh karena itu PT. Pelindo I Dalam penyelenggaraannya sebagai perusahaan pelayanan publik dalam bidang perhubungan laut PT. Pelindo I Cabang Pelabuhan Belawan memiliki beberapa aturan-aturan hukum yang digunakan untuk mendukung dan memperlancar kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam pelabuhan serta memperhatikan perkembangan bisnis dan untuk meningkatkan kinerja operasional pelayanan jasa kepelabuhanan di lingkungan Cabang Pelabuhan Belawan, dipandang perlu menyesuaikan Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kepelabuhanan. PT.Pelindo I Cabang Pelabuhan Belawan dapat dilihat dalam Keputusan General Manager Cabang Pelabuhan Belawan tentang Sistem dan Prosedur Pelayanan Jasa Kepelabuhan di Lingkungan PT.Pelabuhan Indonesia Persero Cabang Belawan. Sistem dan prosedur SISPRO yang merupakan pedoman PT. Pelindo I Cabang Pelabuhan Belawan dalam hal pengusahaan pelayanan jasa kepelabuhan adalah hasil turunan pasal-pasal dari Peraturan Perundang-undangan maupun merupakan hasil dari Keputusan Menteri KM, Peraturan Menteri PM, yang bersangkutan, dalam hal ini adalah Menteri Perhubungan, dan juga berdasarkan dari Peraturan Pemerintah, yang mengatur tentang penyelenggaraan pelayanan jasa kepelabuhan. Universitas Sumatera Utara Adapun Peraturan-peraturan yang menjadi dasar dalam pembentukan Sistem dan Prosedur SISPRO, yang menjadi pedoman bagi PT. Pelindo I untuk menjalankan tugas dan peranannya sebagai, penyelenggaraan jasa pelayanan kepelabuhan adalah sebagai berikut: 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran. Sebagai negara kepulauan dengan wilayah perairan yang sangat luas, Indonesia hanya memiliki satu undang-undang yang mengatur tentang penggunaan laut. Undang-undang dimaksud adalah UU No 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran yang disempurnakan dengan UU No 17 Tahun 2008. Undang-Undang tersebut digunakan untuk mengontrol dan mengawasi semua jenis kegiatan di perairan Indonesia. Dalam ketentuan umum Undang-Undang Pelayaran disebutkan bahwa pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan, kepelabuhan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan Maritim. Kegiatan pelayaran pada umumnya adalah mengangkut barang atau penumpang dari satu lokasi ke lokasi lain atau dari pelabuhan ke pelabuhan lain, keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim dari pencemaran bahan-bahan pencemar yang berasal dari kapal. Kegiatan itulah yang diatur dalam Undang-Undang Pelayaran. Peraturan atau undang-undang untuk kegiatan lain seperti perikanan, pariwisata, pertambangan migas di lepas pantai, semua mengacu pada Undang-Undang Pelayaran. Padahal, jenis kegiatan yang dilakukan Universitas Sumatera Utara sangat berbeda dengan kapal-kapal berlayar antar pelabuhan mengangkut barang atau penumpang. Contoh masalah keselamatan kapal-kapal ikan diatur tersendiri IMO Torremolenous Convention dan tidak diatur dalam IMO SOLAS Convention. Adapun pasal yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran yang mengatur tentang penyelenggaraan pelayanan jasa kepelabuhan adalah sebagai berikut: a. Pasal 87 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan, yang berbunyi “Unit Penyelenggara Pelabuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 ayat 1 huruf b mempunyai tugas dan tanggung jawab: 1 menyediakan dan memelihara penahan gelombang, kolam pelabuhan, dan alur-pelayaran; 2 menyediakan dan memelihara Sarana Bantu Navigasi Pelayaran; 3 menjamin keamanan dan ketertiban di pelabuhan; 4 memelihara kelestarian lingkungan di pelabuhan; 5 menyusun Rencana Induk Pelabuhan, serta Daerah Lingkungan Kerja dan Daerah Lingkungan Kepentingan pelabuhan; 6 menjamin kelancaran arus barang; dan 7 menyediakan fasilitas pelabuhan” Pasal 90 ayat 3 tentang Kegiatan Pengusahaan di Pelabuhan yang berbunyi : 1 Kegiatan pengusahaan di pelabuhan terdiri atas penyediaan danatau pelayanan jasa kepelabuhanan dan jasa terkait dengan kepelabuhanan. Universitas Sumatera Utara 2 Penyediaan danatau pelayanan jasa kepelabuhanan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi penyediaan danatau pelayanan jasa kapal, penumpang, dan barang. 3 Penyediaan danatau pelayanan jasa kapal, penumpang, dan barang sebagaimana dimaksud pada ayat 2 terdiri atas: a penyediaan danatau pelayanan jasa dermaga untuk bertambat; b penyediaan danatau pelayanan pengisian bahan bakar dan pelayanan air bersih; c penyediaan danatau pelayanan fasilitas naik turun penumpang danatau kendaraan; d penyediaan danatau pelayanan jasa dermaga untuk pelaksanaan kegiatan bongkar muat barang dan peti kemas; e penyediaan danatau pelayanan jasa gudang dan tempat penimbunan barang, alat bongkar muat, serta peralatan pelabuhan; f penyediaan danatau pelayanan jasa terminal peti kemas, curah cair, curah kering, dan Ro-Ro; g penyediaan danatau pelayanan jasa bongkar muat barang; h penyediaan danatau pelayanan pusat distribusi dan konsolidasi barang; danatau penyediaan danatau pelayanan jasa penundaan kapal. Universitas Sumatera Utara Pasal 94 tentang BadanUsaha Pelabuhan, yang berbunyi: “Dalam melaksanakan kegiatan penyediaan danatau pelayanan jasa kepelabuhanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 90 ayat 1 Badan Usaha Pelabuhan berkewajiban 1 menyediakan dan memelihara kelayakan fasilitas pelabuhan; 2 memberikan pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan oleh Pemerintah; 3 menjaga keamanan, keselamatan, dan ketertiban pada fasilitas pelabuhan yang dioperasikan; 4 ikut menjaga keselamatan, keamanan, dan ketertiban yang menyangkut angkutan di perairan; 5 memelihara kelestarian lingkungan; 6 memenuhi kewajiban sesuai dengan konsesi dalam perjanjian; dan 7 mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan, baik secara nasional maupun internasi onal.” 2. Peraturan Menteti Perhubungan Nomor 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan. Adapun pasal yang mengatur tentang kapal sandar dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 51 Tahun 2015 dalam hal kapal sandar adalah: a. Pasal 20 Tugas dan Tanggung Jawab Penyelenggara Pelabuhan yang berbunyi: “ 1 Untuk menjamin kelancaran arus barang di pelabuhan sebagai mana yang di maksud dalam pasal 6 ayat 2 huruf h, Pasal 7 Universitas Sumatera Utara huruf j, dan pasal 9 ayat 3 huruf f, Otoritas pelabuhan, Kesyahbandaran dan Otorisat Pelabuhan atau Unit Penyelenggara Pelabuhan diwajibkan : 1 Menyusun sistem dan prosedur pelayanan jasa kepelabuhan berdasarkan pedoman yang di tetapkan oleh Menteri; 2 Memelihara kelancaran dan ketertiban pelayanan kapal barang serta kegiatan pihan lain sesuai dengan sistem dan prosedur pelayanan jasa kepelabuhan yang telah ditetapkan; 3 Melakukan pengawasan terhadap kegiatan bongkar muat barang; 4 Menerapkan teknologi sistem dan informasi mdan komunikasi terpadu untuk kelancaran arus barang; dan 5 Melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk kelancaran arus barang. b. Penyusunan sistem dan prosedur pelayanan jasa kepelabuhan sebagai mana di maksud pada ayat 1 huruf a dilaksanakan oleh Otoritas Pelabuhan Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, atau Unit Penyelenggara Pelabuhan bersama-sama dengan Badan Usaha Pelabuhan. c. Sistem dan prosedur pelayanan jasa kepelabuhansebagai mana dimaksud pada ayat 2 ditetapkan oleh Otoritas Pelabuhan, Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, atau Unit Penyelenggara Pelabuhan.” Universitas Sumatera Utara d. Dalam hal Penyediaan Pelayanan Jasa Kapal, Penumpang dan Barang terdapat pada Pasal 26 yang berbunyi: “1 penyediaan danatau pelayanan jasa kapal penumpang, dan barang sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 huruf a terdiri atas: 1. Penyediaan danatau pelayanan jasa dermaga untuk bertambat; 2. Penyediaan danatau pelayanan pengisian bahan bakar dan pelayanan air bersih; 3. Penyediaan danatau pelayanan fasilitas naik turun penumpang danatau kendaraan; 4. Penyediaan danatau jasa dermaga untuk pelaksanaan kegiatan bongka muat barang dan peti kemas; 5. Penyediaan danatau pelayanan jasa gudang dan tempat penimbunan barang, alat bongkar muat, serta peralatan pelabuhan; 6. Penyediaan danatau pelayanan jasa terminalpetikemas, curah cair, curah kerng, dan ro-ro; 7. Penyediaan danatau pelayanan jasa bongkar muat barang; 8. Penyediaan danatau pelayanan pusat distribusi dan konsolidasi barang; danatau 9. Penyediaan danatau pelayanan jasa penundaan kapal. 2 Jasa penundaan kapal sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf I, yaitu jasa kapal tunda. Universitas Sumatera Utara 3 Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dilakukan oleh Badan Usaha Pelabuhan

C. Tanggung Jawab PT. Pelindo I dan Penyelesaian Hukum Kapal yang