• Obyek Hak Tanggungan adalah hak- hak atas tanah sesuai Undang-undang
pokok agraria yaitu Hak Milik, Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha dan Hak Pakai.
• Hak Tanggungan dapat dibebankan terhadap tanah berikut benda yang
berkaitan dengan tanah atau hanya tanahnya saja. •
Hak Tanggungan memberikan hak preferen atau hak diutamakan kepada Kreditur tertentu terhadap kreditur lain.
3.1.2. Karakteristik Hak Tanggungan
Karakteristik Hak Tanggungan menurut Purwahid Patrik, dalam Penjelasan Umum Undang Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan
disebutkan bahwa Hak Tanggungan sebagai lembaga jaminan atas tanah yang kuat harus mengandung ciri-ciri ;
29
• Memberikan kedudukan yang diutamakan atau mendahului kepada
pemegangnya droit de preference, hal ini ditegaskan dalam Pasal 1 angka 1 dan Pasal 20 ayat 1.
• Selalu mengikuti objek yang dijaminkan dalam tangan siapapun objek
itu berada droit de suite, hal ini ditegaskan dalam Pasal 7. •
Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya. Apabila debitor cidera janji wanprestasi, maka kreditor tidak perlu menempuh acara gugatan perdata
biasa yang memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Kreditur
29
Purwahid Patrik, Kashadi, Hukum Jaminan, Badan Penerbit PT. Fakultas Hukum UNDIP, 2007, hlm. 53
Universitas Sumatera Utara
pemagang Hak Tanggungan dapat menggunakan haknya untuk menjual Obyek Hak Tanggungan melalui pelelangan umum.
Selain melalui pelelangan umum berdasarkan Pasal 6, eksekusi Obyek Hak Tanggungan juga dapat dilakukan dengan cara “parate executive” sebagaimana
diatur Pasal 224 HIR dan Pasal 158 Rbg dalam hal tertentu penjualan dapat dilakukan dibawah tangan.
30
Pasal 2 ayat 2 Undang-Undang Hak Tanggungan menyatakan bahwa hal yang telah diperjanjikan terlebih dahulu dalam Akta Pemberian Hak Tanggungan
APHT adalah pelunasan hutang yang dijamin dapat dilakukan dengan cara angsuran yang besarnya sama dengan nilai masing-masing hak atas tanah, yang
Hak Tanggungan membebani secara utuh Obyek Hak Tanggungan dan setiap bagian darinya. Dengan telah dilunasinya sebagian dari hutang yang dijamin Hak
Tanggungan tidak berarti terbebasnya sebagian Obyek Hak Tanggungan beban Hak Tanggungan, melainkan Hak Tanggungan tersebut tetap membebani seluruh
Obyek Hak Tanggungan untuk sisa hutang yang belum terlunasi. Dengan demikian, pelunasan sebagian hutang debitor tidak menyebabkan
terbebasnya sebagian Obyek Hak Tanggungan. Menurut Pasal 2 ayat 1 Undang- Undang Hak Tanggungan dijelaskan bahwa Hak Tanggungan sifatnya tidak dapat
dibagi-bagi ondeelbaarheid. Sifat tidak dapat dibagi-bagi ini dapat disimpangi asalkan hal tersebut telah diperjanjikan terlebih dahulu dalam Akta Pemberian
Hak Tanggungan APHT.
30
Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah Pembentukan Undang-undang Pokok Agraria Isi dan Pelaksanaannya Jakarta : Djambatan, 2000 hlm 420
Universitas Sumatera Utara
merupakan bagian dari Obyek Hak Tanggungan, sehingga Hak Tanggungan hanya membebani sisa dari Obyek Hak Tanggungan tersebut.
3.1.3. Objek dan Subjek Hak Tanggungan 3.1.3.1. Obyek Hak Tanggungan