Pelaksanaan Penyelesaian Kredit Macet

Apabila setelah bank berusaha melalui upaya prefentif namun akhirnya kredit yang telah dikeluarkannya menjadi kredit yang bermasalah, maka bank akan menggunakan upaya represif. Upaya represif yang mula akan dilakukan ialah melakukan upaya penyelamatan kredit. Bila ternyata upaya penyelamatan kredit tidak dapat dilakukan atau walaupun sudah dilakukan tetapi tidak membawa hasil, maka bank menempuh upaya penagihan kredit. Penyelesaian kredit merupakan pemutusan hubungan antara bank dengan debitur. Ini merupakan langkah terakhir karena jika hubungan dilanjutkan akan menimbulkan kerugian lebih besar bagi bank. Bentuk penyelesaian kredit macet yang dilakukan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Cabang Iskandar Muda Medan adalah; 50 1 Penjadwalan kembali Rescheduling.

4.2.1. Pelaksanaan Penyelesaian Kredit Macet

Merupakan prioritas bank. Penyelesaian kredit secara damai antara lain ; Penjadwalan kembali yaitu dengan melakukan perubahan syarat - syarat perjanjian kredit yang berhubungan dengan jadwal pembayaran kembali kredit atau jangka waktu kredit, termasuk grade period atau masa tenggang, baik termasuk perubahan besarnya jumlah angsuran atau tidak. Debitor mengalami kredit macet sehingga debitor sendiri sudah tidak bisa memenuhi kewajibannya dalam hal mengurangi pinjaman pokok maupun bunganya. Dan penyelesaian yang dapat ditawarkan merupakan pembayaran secara bertahap yang sudah disetujui oleh pihak debitor. 50 Wawancara, Staff PT. Bank Rakyat Indonesia, Cabang Iskandar Muda Medan, 2016. Universitas Sumatera Utara Namun apabila debitor sendiri melakukan hal – hal yang tidak sepantasnya yang mana tidak melakukan kewajibannya maka pihak Bank sendiri akan melakukan tindakan – tindakan yang mencoba untuk memberi tahu si debitor melalui telepon ataupun melakukan kunjungan kerumah debitor. • Memperpanjang jangka watu kredit, • Memperpanjang jangka waktu angsuran, • Penurunan jumlah untuk setiap angsuran yang mengakibatkan perpanjangan jangka kredit. 2 Persyarat - syaratan kembali Reconditioning. Persyaratan kembali yaitu dengan melakukan perubahan atas sebagian atau seluruh syarat - syarat perjanjian kredit, yang tidak hanya terbatas pada perubahan jadwal angsuran dan atau jangka waktu kredit saja. Namun perubahan tersebut tanpa memberikan tambahan kredit atau tanpa melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi perusahaan. Dalam penyelesaian Reconditioning sendiri, ada hal – hal yang akan dipertimbangkan oleh pihak Bank sendiri, yang mana, dalam hal ini, dilihat apabila debitor sendiri sedang merasakan atau sedang dalam keadaan yang sulit yang mana contohnya, apabila bisnis yang dikelola oleh debitor mengalami kemunduran ataupun terkena musibah ataupun tertipu oleh pihak lain. Dari hal – hal yang dipertimbangkan oleh pihak Bank sendiri, maka dilakukannya, pertimbangan yang mungkin diringakannya bunga dari si debitor, yang mana agar si debitor dapat melunasi atau menyelesaikan kewajiban nya kepada Bank. Universitas Sumatera Utara • Kapitalisasi bunga, bunga yang dijadikan utang pokok sehingga nasabah untuk wkatu tertentu tidak perlu membayar bunga, tetapi nanti utang pokonya dapat melebihi plafon yang disetujui, sehingga perlu peningkatan fasilitas kredit yang disamping itu bunga tersebut dihitung bunga majemuk yang pada dasarnya akan memberatkan nasabah. • Penundaan suku bunga, bunga tetap dihitung namun, penagihan atau pembebanannya kepada nasabah tidak dilaksanakan sampai nasabah mempunyai kesanggupan. • Penurunan suku bunga, apabila nasabah masih dinilai mampu maka pihak bank akan melakukan penurunan suku bunga pada waktunya. • Pembebasan bunga, apabila nasabah dinilai tidak mampu maka pihak bank akan melakukan pembebasan bunga hinga nasabah dinilai dapat melakuka kewajibannya secara normal. • Pengkonversian kredit jangka pendek menjadi jangka panjang dengan syarat yang lebih ringan • Jaminan kreditagunan 3 Penataan kembali Restructuring Penataan kembali yaitu suatu upaya dari bank yang berupa melakukan perubahan-perubahan syarat - syarat perjanjian kredit yang berupa pemberian tambahan kredit, atau melakukan konversi atas seluruh atau sebagian dari kredit menjadi equity perusahaan, yang dilakukan dengan atau tanpa Rescheduling dan atas Reconditioning. . Universitas Sumatera Utara 4 Penyerahan ke KP2LN Penyerahan ke KP2LN merupakan salah satu cara yang dipakai oleh Bank BRI dalam penyelesaian kredit yang macet, yang mana dalam penyelesaian ini dilakukan karena debitor dalam keadaan yang sangat sulit yang mana hampir tidak adanya cara atau pun harapan bagi debitor untuk melakukan penyelesaian kewajiban atau utang nya, yang pada akhirnya pihak bank memberikannya kepada KP2LN. Apabila debitor wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian kredit sendiri, pihak bank tidak langsung melakukan eksekusi , akan tetapi tetap berusaha untuk melakukan pendekatan – pendekatan yang dimaksudkan agar eksekusi sendiri tidak terjadi dengan harapan bahwa si debitor dapat melakukan kewajibannya tanpa adanya eksekusi. Selain upaya pengamanan dan penyelamatan kredit tersebut, dalam menangani suatu kasus pihak bank sendiri dapat menyelesaikan dengan cara kekeluargaan yang mana dengan jalan perundingan. Maka dari itu, apabila debitor melakukan wanprestasi, pihak bank terlebih dahulu melakukan tindakan teguran kepada debitor yang secara tertulis, dana apabila si debitor tidak melakukan tindakan dalam waktu 7 hari kemudia setelah dikirimnya surat teguran pertama dilakukan maka akan ada teguran kedua dan ketiga. Dan apabila langkah – langkah yang dilakukan tidak melakukan apa apa ataupun tidak ada hasil yang real maka pihak bank akan meminta bantuan kepada Pengadilan Negeri. Universitas Sumatera Utara Dan apabila dalam hal ini juga tidak ada respon dari debitor sendiri maka, berdasarkan sertifikat Hak Tanggungan yang menjadi jaminan kredit si debitor akan di ajukan eksekusi kepada Ketua Pengadilan setempat. Cara eksekusi sendiri merupakan upaya akhir yang harus dilakukan oleh pihak bank, karena ketidak mampuan dari debitor untuk menyelesaikan kewajiban utangnya. Yang mana pelelangan ini, terjadi di bawah tangan atas kesepakatan kedua belah pihak dan penjualan melalui lelang. Upaya penyelesaian lain yang sesuai dan dapat dilakukan merupakan Fiat Eksekusi Jaminan melalui Pengadilan Negeri dan Parate Eksekusi. Dalam Pasal 20 Undang – Undang Nomor 4 Tahun 1996, 1 Apabila debitor cidera janji, maka: a Hak Pemegang Hak Tanggungan pertama untuk menjual obyek Hak Tanggungan b Titel Eksekutorial terdapat dalam sertifikat Hak tanggungann sebagaimana dimaksud dalam pasal 14. Obyek Hak Tanggungan yang dijual melalui pelelangan umum menurut tata cara yang diitentukan dalam perundang – undangan untuk pelunasan piutang pemegang Hak Tanggungan dengan Hak mendahulu dari kredior-kreditornya. 2 Atas kesepakatan pemberi dan pemegang Hak Tanggungan, penjualan obyek Hak Tanggungan dapat dilakukan dibawah tangan jika dengan demikian itu akan diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan semua pihak. Dari ketentuan diatas, maka ada tiga eksekusi Obyek Hak Tanggungan, yaitu Universitas Sumatera Utara 1 Parate Eksekusi Hak Tanggungan 2 Eksekusi Titel Eksekutorial Hak Tanggungan