Makroskopik Mikroskopik Penetapan kadar air

25

3.3.2 Identifikasi sampel

Determinasi sampel dilakukan di Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor.

3.3.3 Pengolahan tumbuhan

Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah daun cincau hijau yang masih segar. Daun dicuci sampai bersih dan ditiriskan, kemudian ditimbang sebagai berat basah. Daun kemudian dikeringkan pada lemari pengering pada temperatur ± 40 o C hingga kering. Setelah kering, simplisia diserbuk hingga halus menggunakan blender. Disimpan dalam wadah plastik yang tertutup rapat.

3.4 Pemeriksaan Karakteristik

Dilakukan pemeriksaan karakteristik simplisiadaun cincau hijau yang meliputi pemeriksaan makroskopik, mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari yang larut dalam air, penetapan kadar sari yang larut dalam etanol, penetapan kadar abu total dan penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam Depkes RI, 1995; WHO, 1992.

3.4.1 Makroskopik

Pemeriksaan makroskopik dilakukan terhadap simplisia daun cincau hijau meliputi bentuk, bau, warna dan rasa.

3.4.2 Mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia daun cincau hijau. Serbuk simplisia ditabur diatas kaca objek yang telah ditetesi dengan klorahidrat dan ditutup dengan kaca penutup kemudian diamati di bawah mikroskop. Universitas Sumatera Utara 26

3.4.3 Penetapan kadar air

Penetapan kadar air dilakukan dengan metode Azeotropi destilasi toluen. Alat terdiri dari alas bulat 500 ml, alat penampung, pendingin, tabung penyambung, dan tabung penerima 10 ml. a. Penjenuhan toluen Sebanyak 200 ml toluena dan 2 ml air suling dimasukkan ke dalam labu alas bulat, dipasang alat penampung dan pendingin, kemudian didestilasi selama 2 jam. Destilasi dihentikan dan dibiarkan dingin selama 30 menit, kemudian volume air dalam tabung penerima dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. b. Penetapan kadar air Ke dalam labu tersebut dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, labu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluen mendidih, kecepatan tetesan diatur 2 tetes untuk tiap detik sampai sebagian besar air terdestilasi, kemudian kecepatan destilasi dinaikkan sampai 4 tetes tiap detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin pada suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen WHO, 1992. 3.4.4 Penetapan kadar sari larut air Sebanyak 5 g serbuk simplisia dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling 1000 ml dalam labu bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, dibiarkan selama 18 jam, Universitas Sumatera Utara 27 kemudian disaring. Diuapkan 20 ml filtrat sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Sisa dipanaskan pada suhu 105 o C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan di udara Depkes RI, 1995.

3.4.5 Penetapan kadar sari larut etanol