Pemeriksaan makroskopik Pemeriksaan mikroskopik

34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Identifikasi Sampel

Identifikasi sampel yang dilakukan di Herbarium Bogoriense, Bidang Botani Pusat, Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor menunjukkan bahwa sampel adalah benar daun cincau hijau Cyclea barbata L.Mier. Hasil identifikasi sampel dapat dilihat pada Lampiran 1 halaman 37. 4.2 Hasil Karakterisasi Simplisia

4.2.1 Pemeriksaan makroskopik

Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia daun cincau hijau adalah daun berwarna hijau kecoklatan berbentuk jantung, panjang daun 5,5 cm sampai 9 cm,lebar daun 5,5 cm sampai 9,5 cm. Ujung daun runcing, tepi daun tidak rata, berambut halus, pangkal daun tumpul, tangkai daun panjang nya 2,5 cm sampai 4,5 cm.

4.2.2 Pemeriksaan mikroskopik

Daun cincau hijau pada penampang melintang melalui tulang daun tampak epidermis atas terdiri dari satu lapis sel berbentuk empat persegi panjang, kutikula tipis, rambut penutup terdiri dari satu sel berbentuk kerucut panjang. Epidermis bawah terdiri dari satu lapis sel, kutikula tebal, rambut penutup terdiri dari satu sel berbentuk kerucut panjang, lebih banyak daripada epidermis atas. Mesofil meliputi jaringan palisade terdiri dari dua lapis sel, batas lapisannya tidak jelas. Jaringan bunga karang terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk tidak beraturan, Universitas Sumatera Utara 35 banyak rongga udara. Berkas pembuluh tipe korateral. Pada epidermis bawah terdapat stomata tipe anomositik. 4.2.3 Pemeriksaan karakteristik Karakteristik serbuk simplisia daun cincau hijau yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4.1, dan hasil perhitungan karakterisasi dapat dilihat pada Lampiran 5 halaman . Tabel 4.1 Hasil karakterisasi serbuk simplisia dan ekstrak etanol daun cincau hijau Berdasarkan hasil pada tabel di atas, karakteristik simplisia daun cincau hijau memenuhi persyaratan umum pada Materia Medika Indonesia MMI. Tujuan dari penetapan kadar air adalah untuk mengetahui besarnya kandungan air dalam simplisia. Hal ini terkait dengan kemurnian dan adanya kontaminan dalam simplisia tersebut. Penghilangan kadar air hingga jumlah tertentu berguna untuk memperpanjang daya tahan selama penyimpanan. Penetapan kadar sari larut air dilakukan untuk mengetahui banyaknya sari larut dalam pelarut air. Senyawa-senyawa yang dapat larut dalam air adalah glikosida, gula, gom, protein, enzim, zat warna, dan asam organik. Penetapan kadar sari larut etanol digunakan untuk mengetahui banyaknya sari terlarut dalam pelarut polar. Senyawa-senyawa yang dapat larut dalam etanol adalah glikosida, steroida, flavonoida, klorofil, dan dalam jumlah sedikit yang larut yaitu lemak. Penetapan No. Karakteristik Hasil MMI 1. 2. 3. 4. 5. Kadar air Kadar sari larut air Kadar sari larut etanol Kadar abu total Kadar abu tidak larut asam 5,2 20,63 17,24 14,28 0,54 10 18 6,3 10 2,6 Universitas Sumatera Utara 36 kadar abu merupakan cara untuk mengetahui sisa yang tidak menguap dari suatu simplisia pada pembakaran. Pada penetapan kadar abu total, abu dapat berasal dari bagian jaringan tanaman sendiri atau pengotor lain misalnya pasir atau tanah. Depkes RI, 1979.

4.3 Hasil Skrining Fitokimia