orang yang lebih besar memiliki gigi geligi yang lebih besar pula, tetapi ada juga beberapa variasi misalnya orang yang besar mungkin memiliki gigi geligi dengan
diastema diantaranya ataupun dengan susunan gigi yang berjejal. Gigi geligi yang tidak harmonis anatara panjang dan lebar tidak terlihat alami dan estetis.
3,27
2.2 Penentuan Lebar Gigi Anterior Rahang Atas
Lebar gigi dianggap lebih sering diperhatikan dalam pemilihan anasir gigi tiruan dibandingkan dengan panjang gigi.
7
Dokter gigi hendaknya memiliki kemampuan dalam menentukan ukuran yang harmonis bagi anasir gigitiruan pasien
edentulus ketika tidak tersedianya pre-extraction record. Beberapa metode dapat digunakan sebagai panduan dalam menentukan ukuran gigi yaitu metode pengukuran
anatomi wajah atau anthropologi seperti metode keliling kranial, jarak interpupil, jarak interkantal, lebar interalar, lebar intercommisural dan metode canine eminence.
5,8-13,27
Beberapa pengukuran ini dapat diukur melalui puncak interkaninus ICTW, lebar mesio-distal gigi ataupun lebar distal kaninus WDC.
2.2.1 Cara Pengukuran Lebar Enam Gigi Anterior Rahang Atas
a. Pengukuran melalui jarak puncak interkaninus atau Intercanine Tip Width
ICTW Pengukuran melalui jarak puncak interkaninus atau Intercaninus Tip Width
ICTW dapat dilakukan pada metode pengukuran anatomi wajah yaitu dengan cara mengukur lebar gigi anterior rahang atas menggunakan kaliper digital
dari titik puncak gigi kaninus kanan ke kiri secara horizontal Gambar 1.
1,5,15,17
Gambar 1. Intercanine tip width ICTW
17
ICTW
b. Pengukuran melalui Mesio-Distal Width
Cara ini juga digunakan untuk mengukur lebar enam gigi anterior rahang atas pada metode pengukuran anatomi wajah dengan menggunakan kaliper digital
namun pengukurannya pada masing-masing lebar mesio-distal enam gigi anterior rahang atas yaitu mulai dari gigi insisivus sentralis, insisivus lateralis
dan kaninus pada bagian kanan dan kiri. Pengukuran mesio-distal masing- masing enam gigi tersebut kemudian dijumlahkan Gambar 2.
12
Gambar 2. Mesio-distal width
32
c. Pengukuran melalui Width of Distal Canine WDC
Cara ini juga dapat digunakan untuk mengukur lebar enam gigi anterior rahang pada metode pengukuran anatomi fasial yaitu dengan menggunakan
kaliper digital, kemudian pengukuran dimulai dari bagian distal gigi kaninus atau kiri ke kanan secara horizontal Gambar 3.
5
Gambar 3. Width of Distal Canine WDC
33
a b
c d
e f
WDC
2.2.2 Pengukuran Lebar Enam Gigi Anterior Rahang Atas Berdasarkan
Anatomi Fasial
Beberapa cara telah dilaporkan untuk mengukur lebar enam gigi anterior rahang atas berdasarkan anatomi fasial, diantaranya melalui metode keliling kranial,
jarak interpupil, jarak interkantal, lebar interalar, lebar intercommisural dan canine eminence.
a. Metode Keliling Kranial
Pemeriksaan antropologi ini dapat digunakan untuk memilih lebar anasir gigitiruan yang tepat. Lebar gigi anterior rahang atas ditentukan dengan
mengukur keliling horizontal kranial yang memotong titik glabella anterior dan titik oksipital pada posterior menggunakan measuring tape. Pada manusia
hidup, keliling kranial dibagi 13 untuk menentukan lebar enam gigi anterior rahang atas Gambar 4a dan 4b.
27
Gambar 4a. Anatomi kranium dari lateral dan anterior
34
Gambar 4b. Pengukuran keliling kranial
8,27
b. Metode Jarak Interpupil
Jarak interpupil diukur dari jarak pertengahan pupil kedua mata saat pandangan lurus ke depan Gambar 5. Sharma dkk 2012 melaporkan bahwa
jarak interpupil pada laki-laki lebih lebar dibandingkan perempuan dan dari korelasi Pearson terdapat hubungan positif antara jarak interpupil dengan
lebar mesiodistal gigi insisivus sentralis rahang atas.
1
Metode interpupil merupakan salah satu metode pengukuran yang memiliki hasil konstan
dibandingkan pengukuran lain yang cenderung memiliki hasil berubah-ubah karena diukur pada jaringan yang bergerak.
35
Gambar 5. Anatomi mata : pupil
36
c. Metode Jarak Interkantal
Metode jarak interkantal merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan anasir gigitiruan yang sesuai berdasarkan
anatomi fasial pasien apabila tidak tersedianya pre-extraction record. Secara anatomi, bagian sudut mata terbagi atas dua yaitu sudut medial inner dan
sudut lateral outer canthal. Jarak sudut median mata dari fisura palpebral antara mata kiri ke kanan disebut dengan jarak interkantal, sehingga jarak
interkantal didefinisikan sebagai jarak yang diukur pada sudut medial mata dari fisura palpebral bilateral mata Gambar 6
1,8,12,14-16
Al-Wazzan 2001 melaporkan metode pengukuran jarak interkantal yang digunakan adalah
dengan alat boley gauge, sementara El-Sheikh dkk 2010 menggunakan alat kaliper digital.
12,15
Al-Wazzan 2001 melaporkan pada populasi Arab terdapat korelasi yang signifikan antara jarak interkantal dengan lebar mesio-distal gigi
insisivus sentralis, jumlah lebar insisivus sentralis, jumlah lebar empat inisivus rahang atas serta jumlah lebar mesio-distal enam gigi anterior rahang
atas. Al-Wazzan 2001 melaporkan perbandingan yang didapat antara jarak interkantal dengan lebar mesio-distal enam gigi anterior rahang atas adalah 1:
1,426, pada pria 1: 1,45 dan wanita 1: 1,405.
12
Patel dkk 2011 melaporkan dalam penelitiannya jarak interkaninus yang diukur melalui distal kaninus
dapat diperkirakan dengan mengalikan jarak interkantal dengan 1,61.
14
El- Sheikh dkk 2010 melaporkan jarak interkaninus pada rahang atas yang
diukur melalui puncak kaninus dapat diperkirakan dengan menggunakan jarak interkantal dibagi 0,9 pada penelitian di Sudan. Ada korelasi signifikan
ditemukan pada jarak interkantal dengan jarak interkaninus gigi anterior yang diukur melalui puncak kaninus rahang atas pada semua subjek p=0,015 dan
pada wanita p=0,006 tetapi tidak signifikan pada pria p=0,682.
15
Charles dkk 2008 melaporkan pada penelitiannya di Nigeria Selatan yang
merupakan ras Negoroid mengenai jarak interkantal pada orang Ijaws dan Igbos. Jarak interkantal orang Ijaws yaitu sekitar 42±5 mm. Perbedaan rerata
jarak interkantal laki-laki dan perempuan orang Ijaws lebih signifikan dibanding orang Igbos. Jarak interkantal pada perempuan Ijaws lebih
bervariasi dibanding orang Igbos.
37
Gambar 6. Anatomi mata dan metode pengukuran jarak interkantal
19
Ket : OCD : Outercanthal distance ; IPD : Interpupillary distance ; ICD : Intercanthal distance
d. Metode Lebar Interalar
Metode lebar interalar juga menjadi salah satu pengukuran yang dilakukan peneliti dalam memprediksikan jarak interkaninus yang diukur
melalui puncak kaninus pada pasien bila tidak tersedianya pre-extraction record. Bentuk hidung luar seperti piramid. Bagian puncak hidung disebut
apeks atau hip. Agak ke atas dan belakang dari apeks disebut batang hidung dorsum nasi, yang berlanjut sampai ke belakang ke pangkal hidung atau
bridge dan menyatu ke dahi. Yang disebut kolumela membranosa mulai dari apeks, yaitu di posterior bagian tengah pinggir dan terletak sebelah distal dari
kartilago septum. Titik pertemuan kolumela dengan bibir atas dikenal sebagai dasar hidung. Disini bagian bibir atas membentuk cekungan dangkal
memanjang dari atas ke bawah, disebut filtrum. Sebelah kanan dan kiri kolumela adalah nares anterior lubang hidung atau nostril kanan dan kiri,
sebelah laterosuperior dibatasi oleh ala nasi cuping hidung dan di sebelah inferior oleh dasar hidung. Lebar interalar adalah lebar yang diukur dari dua
titik pada lateral sudut alanasi Gambar 7.
1,14,16-19
Bonakdarchian M dkk 2010 dan Dharap A dkk 2013 melaporkan dalam penelitiannya lebar
interalar dapat diukur menggunakan kaliper digital dengan menginstruksikan pasien untuk berhenti bernafas sejenak saat pengukuran untuk menghindari
kesalahan atau bias pengukuran.
17,26
Dharap A dkk 2013 melaporkan lebar interalar dapat digunakan untuk memperkirakan enam gigi anterior rahang
atas yaitu dengan cara mengalikan lebar interalar dengan 1,08 untuk populasi di Arab, 0,91 untuk populasi di Brazil, 1,03 untuk populasi di Amerika Utara
dan 1,56 untuk populasi di Saudi. Populasi pria di Arab dilaporkan memiliki perbedaan lebar hidung paling signifikan p0,001.
17
Gambar 7. Anatomi luar hidung dan metode pengukuran lebar interalar
17
Ket : IAW : Interalar Width Lebar Interalar MW : Mouth Width Lebar Intercommisural
e. Metode Lebar Intercommisural
Penggunaan metode lebar sudut mulut intercommisural ditentukan dengan mengukur jarak dari kedua sudut mulut commissural kiri ke kanan
vermillion bibir ketika pasien dalam keadaan istirahat dengan bibir atas dan bawah menutup Gambar 8.
7
Hipotesis mengatakan bahwa lebar intercommisural dijadikan patokan dalam menentukan posisi distal kaninus
rahang.
Gambar 8. Metode intercommisural
16
Ket : ICoW : Intercommisural Width
f. Metode Canine Eminence
Canine eminence terbentuk pada regio antara gigi kaninus dan gigi premolar satu rahang atas. Anatomi tulang maksila terbagi atas corpus
ICoW ICoW
IAW
maxillae dan surfaces. Canine eminence akan terlihat pada anatomi tulang maksila pada pandangan lateral Gambar 9. Jarak antara kedua canine
eminence pada gigi kaninus kiri dan kanan dapat dijadikan panduan dalam menentukan lebar gigi anterior rahang atas. Jika canine eminence masih
terlihat saat keadaan edentulus maka bagian distal dari anasir gigitiruan kaninus bisa ditempatkan pada sisi distal pada penonjolan canine eminance.
Jika penonjolan canine eminance tidak terlihat, maka anatomi landmark lain seperti perlekatan frenulum bukalis dapat dijadikan bantuan petunjuk untuk
meggantikan metode canine eminance.
8,27
Gambar 9. Anatomi tulang maksila pandangan lateral
38
A : Canine Eminance
2.3 Panjang Gigi Anterior Rahang Atas