BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Rancangan Penelitian dan Karakteristik Sampel
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan dengan teknik pengukuran menggunakan kaliper
digital serta kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Penelitian ini disebut penelitian deskriptif analitik karena penelitian diarahkan untuk menjelaskan
permasalahan yang terjadi dan mencari hubungan antar variabel. Penelitian ini juga dikatakan sebagai pendekatan cross-sectional karena observasi dan pengumpulan
data dilakukan sekaligus pada satu saat yang artinya tiap sampel penelitian hanya diobservasi sekali saja meliputi pencetakan rahang atas dan pengukuran terhadap
jarak interkantal dan lebar interalar sehingga dapat dilihat perbandingan lebar enam gigi anterior, jarak interkantal dan lebar interalar tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada mahasiswai Indonesia FKG USU angkatan 2011-2014 diperoleh 60 sampel yang terdiri dari 30 orang laki-laki
dan 30 orang perempuan. Suku Proto-Melayu terdiri dari 15 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. Suku Deutro-Melayu terdiri dari 15 orang laki-laki dan 15 orang
perempuan. Distribusi sampel yang merata pada setiap kelompok suku bertujuan untuk melihat perbedaan yang jelas pada perbandingan lebar enam gigi anterior
rahang atas yang diukur melalui jarak puncak interkaninus dengan jarak interkantal dan lebar interalar diantara kedua kelompok suku tersebut.
5.2 Rerata Lebar Enam Gigi Anterior Rahang Atas, Jarak Interkantal
dan Lebar Interalar pada Mahasiswa Indonesia FKG USU Angkatan 2011-2014 Berdasarkan Suku dan Jenis Kelamin
Rerata ukuran lebar enam gigi anterior rahang atas yang diukur melalui jarak puncak interkaninus, jarak interkantal dan lebar interalar secara keseluruhan lebih
besar pada suku Proto-Melayu dibanding suku Deutro-Melayu. Pada suku Proto-
Melayu dan Deutro-Melayu rerata lebar enam gigi anterior rahang atas yang diukur melalui jarak puncak interkaninus, jarak interkantal dan lebar interalar lebih besar
pada laki-laki dibanding perempuan. Rerata jumlah lebar enam gigi anterior rahang atas yang diukur melalui jarak puncak interkaninus laki-laki lebih besar pada suku
Proto-Melayu dibanding suku Deutro-Melayu, sedangkan pada perempuan lebih besar pada suku Deutro-Melayu dibanding Proto-Melayu. Rerata jarak interkantal
laki-laki lebih besar pada suku Proto-Melayu dibanding suku Deutro-Melayu, sedangkan pada perempuan lebih besar pada suku Deutro-Melayu dibanding Proto-
Melayu. Rerata lebar interalar laki-laki lebih besar pada suku Proto-Melayu dibanding suku Deutro-Melayu, sedangkan pada perempuan lebih besar pada suku
Deutro-Melayu dibanding Proto-Melayu. Adanya variasi hasil antara suku dan jenis kelamin dari lebar gigi, jarak interkantal dan lebar interalar dalam penelitian ini
mungkin diakibatkan oleh faktor variasi biologis dari genetik sehingga dapat mempengaruhi bentuk fisik , selain itu juga faktor lingkungan seperti makanan yang
dikonsumsi juga dapat mempengaruhi keadaan ini. Dalam penelitian ini, salah satu kriteria inklusinya adalah sampel memiliki kesamaan suku sampai tiga generasi saja
dan dilakukan melalui pengumpulan data kuesioner sehingga tidak menjamin kemurnian suku sampel secara genetik.
44,45
Rerata lebar enam gigi anterior rahang atas yang diukur melalui jarak puncak interkaninus secara keseluruhan pada suku Proto-Melayu dan Deutro-Melayu yaitu
36,394 mm dan 35,323 mm. Nilai rerata ini lebih besar dibandingkan hasil penelitian Bonakdarchian dkk 2010 sebesar 34,15 mm yang dilakukan pada orang Iran begitu
juga dengan hasil penelitian Sharma 2012 pada populasi India yaitu 33,872 mm.
1,26
Nilai ini lebih kecil bila dibandingkan dengan nilai yang dilaporkan Gomes dkk 2009 yaitu 37,44 mm pada orang Brazil, El-Sheikh 2010 yaitu 35,93 mm pada
populasi Sudan dan Dharap dkk 2013 yaitu 37,96 mm pada populasi Arab.
15,17,20
Rerata lebar enam gigi anterior rahang atas yang diukur melalui jarak puncak interkaninus pada laki-laki suku Proto-Melayu dan Deutro-Melayu yaitu 37,801 mm
dan 35,551 mm. Nilai ini lebih besar dibanding hasil penelitian Sharma dkk 2012 pada laki-laki populasi India yaitu 34,968 mm dan Strajnic dkk 2013 pada laki-laki
orang Serbia yaitu 33,70 mm.
1,16
Nilai rerata ini lebih kecil dibanding hasil penelitian Dharap dkk 2013 pada laki-laki populasi Arab yaitu 39,66 mm dan penelitian
Gomes dkk 2009 sebesar 38,01 mm.
17,20
Rerata lebar enam gigi anterior rahang atas yang diukur melalui jarak puncak interkaninus pada perempuan suku Proto-Melayu
dan Deutro-Melayu yaitu 34,986 mm dan 35,094 mm. Nilai ini lebih besar dibanding hasil penelitian Sharma dkk 2012 pada perempuan populasi India yaitu 32,776 mm
dan Strajnic dkk 2013 pada perempuan orang Serbia yaitu 32,10 mm.
1,16
Nilai rerata ini lebih kecil bila dibanding hasil penelitian El-Sheikh 2010 pada perempuan
populasi Sudan yaitu 35,19 mm dan Dharap dkk 2013 pada perempuan populasi Arab yaitu 36,38 mm serta Gomes dkk 2009 yaitu 37,05 mm.
15,17,20
Rerata jarak interkantal pada suku Proto-Melayu dan Deutro-Melayu secara keseluruhan yaitu 33,698 mm dan 31,971 mm. Nilai ini lebih besar dibandingkan
hasil penelitian Sharma dkk 2012 pada populasi India yaitu 28,448 mm.
1
Rerata jarak interkantal pada laki-laki suku Proto-Melayu dan Deutro-Melayu yaitu 35,594
mm dan 32,064 mm. Nilai ini lebih kecil dari nilai yang dilaporkan oleh Charles dkk 2008 pada pada populasi Nigeria Utara yang dibagi berdasarkan suku dan jenis
kelamin, yaitu laki-laki suku Ijaws 42,37 mm dan laki-laki suku Igbos 38,09 mm.
32
Nilai ini lebih besar dari nilai hasil penelitian yang dilaporkan El-Sheikh dkk 2010 yaitu 33,4 mm dan Strajnic dkk 2013 pada laki-laki orang Serbia yaitu 32,00 mm.
16
Rerata jarak interkantal pada perempuan suku Proto-Melayu dan Deutro-Melayu yaitu 31,801 mm dan 31,878 mm. Nilai ini lebih kecil dari nilai yang dilaporkan Al-
Wazzan 2001 pada perempuan orang Arab yaitu 31,91 mm dan yang dilaporkan oleh Charles dkk 2008 pada populasi Nigeria Utara yang dibagi berdasarkan suku
dan jenis kelamin, yaitu 39,05 mm pada perempuan suku Ijaws serta 37,27 mm pada perempuan suku Igbos.
32
Nilai rerata ini juga lebih kecil bila dibandingkan dengan hasil penelitian El-Sheikh 2010 yaitu 32,40 mm pada perempuan populasi Sudan.
15
Nilai rerata ini lebih besar dibandingkan hasil penelitian Sharma dkk 2012 yaitu 28,260 mm pada populasi perempuan India dan hasil penelitian Strajnic dkk 2013
yaitu 30,47 mm pada perempuan orang Serbia.
1,16
Rerata lebar interalar pada suku Proto-Melayu dan Deutro-Melayu secara keseluruhan yaitu 39,778 mm dan 38,660 mm. Nilai rerata ini lebih besar
dibandingkan hasil penelitian Patel dkk 2011, penelitian Qamar 2012 serta penelitian Sharma 2012 secara berurutan 36,17 mm, 35,46 mm dan 35,70 mm.
1,14,18
Nilai ini lebih kecil bila dibandingkan dengan hasil penelitian Gomes dkk 2009 yaitu 41,22 mm pada populasi di Brazil.
20
Rerata lebar interalar pada laki-laki suku Proto-Melayu dan Deutro-Melayu yaitu 42,092 mm dan 39,782 mm. Nilai rerata ini
lebih besar dibandingkan hasil penelitian rerata interalar laki-laki oleh Patel dkk 2011, Sharma 2012, Qamar 2012, Dharap dkk 2013 dan Strajnic dkk 2013
secara berurutan yaitu 38,18 mm, 37,41 mm, 35,95 mm, 37,14 mm dan 35,50 mm.
1,14,16,17,18
Nilai ini akan lebih kecil bila dibandingkan dengan penelitian Gomes dkk 2009 yaitu 43,190 mm pada populasi laki-laki di Brazil.
20
Rerata lebar interalar pada perempuan suku Proto-Melayu dan Deutro-Melayu yaitu 37,464 mm dan 37,537
mm. Nilai rerata ini lebih besar dibandingkan hasil penelitian rerata interalar perempuan oleh Patel dkk 2011, Sharma 2012, Qamar 2012 dan Dharap dkk
2013 secara berurutan yaitu 34,16 mm, 33,994 mm, 34,96 mm dan 33,21 mm serta penelitian Strajnic 2013 yaitu 31,49 mm pada perempuan Serbia.
1,14,16,17,18
Nilai ini akan lebih kecil bila dibandingkan dengan penelitian Gomes dkk 2009 yaitu 38,785
mm pada populasi perempuan di Brazil.
20
Adanya perbedaan hasil rerata lebar enam gigi anterior rahang atas yang diukur melalui jarak puncak interkaninus, jarak interkantal dan lebar interalar dengan
penelitian sebelumnya kemungkinan disebabkan oleh perbedaan jumlah populasi yang diteliti dan ras pada sampel penelitian. Begitu pula dengan keadaan di Indonesia
yang tergolong dalam ras Mongoloid memiliki keanekaragaman suku di dalamnya sehingga hasil untuk lebar mesio-distal gigi dan bagian anatomi fasial lainnya pada
manusia bervariasi, misalnya antara kelompok Batak Proto-Melayu dan kelompok Melayu Deutro-Melayu dalam segi ukuran gigi serta antara kelompok Batak Proto-
Melayu dan kelompok Jawa Deutro-Melayu dalam segi ukuran anatomi pada fasial.
22
Rerata lebar enam gigi anterior rahang atas yang diukur melalui jarak puncak interkaninus yang dipengaruhi oleh ras terlihat dari penelitian Strajnic 2013 yang
melaporkan rerata lebar enam gigi anterior rahang atas yang diukur melalui jarak puncak interkaninus yang lebih kecil pada populasi di Turki yang tergolong ras
Kaukasoid. Penggunaan titik-titik pada anatomi wajah sebagai metode dalam memperkirakan lebar gigi geligi anterior memiliki persyaratan yaitu peneliti harus
mampu memposisikan alat ukur sesuai anatomi wajah tersebut meskipun posisi tepatnya sering diartikan berbeda-beda oleh setiap peneliti sehingga hal ini
menimbulkan perbedaan hasil penelitian.
16
5.3 Perbandingan Lebar Enam Gigi Anterior Rahang Atas yang Diukur