70
a. Identitas dari para pihak, PPAT harus memeriksa kebenaran formil dari identitas para pihak serta dasar hukum tindakan para pihak.
b. Jangka waktu berakhirnya hak atas tanah yang diperjual belikan karena jangka waktunya berakhir, tanahnya kembali dikuasai oleh negara
c. Tidak terdapat tunggakan Pajak Bumi dan Bangunan PBB. d. Tanah yang diperjualbelikan harus berada dalam wilayah kerja PPAT, yang
bersangkutan. PPATNotaris termasuk sebagai salah satu pejabat yang mempunyai peran
penting dalam pelaksanaan pemungutan pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB. Adakalanya dari penjelasan di atas maka dapat diketahui sistem
pendaftaran tanah tidak terlepas dari sistem perpajakan. Hal ini tentunya dalam model manajement modren terhadap tanah yang dimiliki dua pokok kepentingan negara,
yaitu berkenaan dengan kepentingan devisa dari pajak dan kepentingan rakyat kewajiban negara untuk aspek kepastian dan perlindungan hukum terhadap pemilik
tanah.
D. Proses Penelitian Verifikasi Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB Oleh DPPKA.
Yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 yaitu pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan BPHTB dengan menggunakan
prinsif Self Assessment seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa Wajib Pajak diwajibkan untuk menghitung, memperhitungkan, dan melaporkan besarnya pajak
Universitas Sumatera Utara
71
yang terutang, sehingga penentuan besarnya pajak yang terutang sepenuhnya dipercayakan kepada Wajib Pajak.
Menurut Ketentuan Pasal 7 ayat 1 dan 2 Peraturan Walikota Nomor 11 Tahun 2011 tentang Sistem dan Prosedur Pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan yang menyebutkan bahwa : 1. Setiap pembayaran BPHTB wajib diteliti oleh fungsi pelayanan.
2. Penelitian sebagaimana pada ayat 1 meliputi a. Kebenaran informasi yang tercantum dalam SSPD Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan. b. Kelengkapan dokumen pendukung SSPD BPHTB bahkan jika perlu
penelitian langsung ke lapangan. Penelitian verifikasi Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB di lakukan oleh
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah DPPKA Kota Tanjung Balai, jika semua kelengkapan dan kesuaian data objek pajak terpenuhi maka DPPKA
Kota Tanjung Balai akan menandatangani Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB. Dalam prosedur pemungutan BPHTB di Kota Tanjung Balai dilakukan oleh
Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah berdasarkan Peraturan Walikota Nomor 11 tahun 2011. Beberapa masalah timbul disebabkan karena proses
pemungutan BPHTB yang dilakukan oleh DPPKA yang mewajibkan para wajib pajak terlebih dahulu melakukan verifikasi pemeriksaan. Karena itu, seluruh pejabat
Pembuat Akta Tanah PPAT di Kota Tanjung Balai harus mengikuti aturan berlaku,
Universitas Sumatera Utara
72
yakni sebelum pembayaran dilakukan Wajib Pajak harus diverifikasi terlebih dahulu apakah pembayaran tersebut sesuai dengan kondisi terakhir di lapangan.
66
Para pihak yang terkait dalam prosedur ini adalah : 1.
Wajib Pajak selaku penerima hak merupakan pihak yang mengajukan permohonan kepada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Kota Tanjung Balai. 2.
Bagian Pelayanan pajak DPPKA Kota Tanjung Balai. Merupakan pihak yang memeriksa kebenaran informasi terkait objek pajak yang
tercantum dalam Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB. Bagian pelayanan pada DPPKA berwenang dan bertugas untuk :
- Meminta data terkait objek pajak kepada bagian pengelolaan data dan imformasi pada DPKKA Kota Tanjung Balai.
- Memeriksa kelengkapan dokumen dan kebenaran data terkait objek pajak yang tercantum dalam SSPD BPHTB; dan
- Menandatangani Surat Setoran Pajak Daerah BPHTB yang telah diverifikasi. 3.
Bagian pengelolaan data dan imformasi pada DPPKA Kota Tanjung Balai merupakan pihak yang menyimpan data base objek pajak. Bagian pengelolaan
informasi pada DPPKA menyediakan data terkait objek pajak kepada bagian pelayanan pada DPPKA berwenang dan bertugas untuk mengelola database
objek pajak atas permintaan pajak dari bagian pelayanan pada DPPKA Kota Tanjung Balai.
66
Wawancara dengan PPAT Syafril di Kota Tanjung Balai pada tanggal 13 Juli 2013.
Universitas Sumatera Utara
73
Langkah-langkah teknis verifikasi yang dilakukan oleh Dinas Pendapatan Pengelolaan dan Keuangan Aset Daerah adalah :
1. Wajib Pajak selaku penerima hak menyiapkan dokumen pendukung yang dibutuhkan untuk penelitian SSPD BPHTB, yang terdiri atas :
- SSPD BPHTB
yang tertera
Nomor Transaksi
Penerimaan Daerah
NTPDSSPD BPHTB disertai Bukti Penerimaan Daerah BPD; - Photocopy identitas Wajib Pajak dapat berupa kartu tanda pendudukSurat Izin
MengemudiPasport ; - Surat Kuasa dari Wajib Pajak dalam hal ini dikuasakan;
- Photocopy Kartu Keluarga atau Surat Keterangan Hubungan Keluarga, dalam hal transaksi;
- Photocopy identitas Kuasa Wajib Pajak dalam hal dikuasakan; - Photocopy Kartu NPWP;
- Dokumen pendukung lain yang diperlukan; 2. Wajib Pajak mengisi Formulir Permohonan Penelitian SSPD BPHTB. Wajib Pajak
kemudian menyerahkan Formulir Permohonan Penelitian SSPD BPHTB lembar 4, dan dokumen pendukung kepada Fungsi Pelayanan. Fungsi Pelayanan
menerima Formulir Permohonan Penelitian SSPD BPHTB lembar 4, dan dokumen pendukung dari wajib Pajak. Fungsi pelayanan kemudian mengajukan
permintaan data terkait objek pajak berdasarkan Formulir Permohonan Penelitian SSPD BPHTB yang diterima. Pengajuan dilakukan dengan mengisi dan
Universitas Sumatera Utara
74
menyampaikan Form Pengajuan Data kepada Fungsi pengelolaan Data dan Informasi.
3. Fungsi Pengelolaan Data dan Informasi menerima Form Data dari Fungsi Pelayanan. Fungsi Pengelolaan Data dan Informasi menarik data yang dibutuhkan
dari sistem database objek pajak. Fungsi pengelolaan Data dan informasi kemudian mencantumkan Informasi objek pajak pada form Pengajuan Data.
Fungsi pengelolaan Data dan informasi lalu menyerahkan kembali data Form Pengajuan data kepada Fungsi Pelayanan.
4. Fungsi Pelayanan menerima Form Pengajuan Data yang telah diisi data objek pajak dari fungsi pengelolaan data dan informasi. Fungsi Pelayanan kemudian
memeriksa kebenaran data yang tercantum dalam SSPD BPHTB dan dokumen pendukung SSPD BPHTB berdasarkan data objek pajak dari fungsi pengelolaan
data dan informasi. Dalam kondisi tertentu, DPPKA berhak melakukan penelitian lapangan untuk mengecek kebenaran data secara riil. Mekanisme dan tata cara
penelitian lapangan akan diatur tersendiri. 5. Setelah kebenaran Informasi objek pajak dalam SSPD BPHTB dan kelengkapan
dokumen pendukung terpenuhi, maka fungsi Pelayanan menandatangani SSPD BPHTB lembar 1,2,3 dan 4. Fungsi Pelayanann mengarsip SSPD BPHTB
lembar 4 sebagai dokumentasi. Fungsi pelayanan lalu menyerahkan SSPD BPHTB lembar 1,2,dan 3 kepada Wajib Pajak.
6. Wajib Pajak menerima SSPD BPHTB lembar 1,2 dan 3 dari fungsi Pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
75
Permasalahan yang dihadapi dengan adanya verifikasi ini adalah lamanya waktu yang dibutuhkan dalam proses penelitian tersebut, yakni sekitar 2 dua
minggu terlebih lagi bila NotarisPPAT tidak mempunyai chanel atau orang dalam yang dapat membantu pengurusan hal-hal seperti ini, maka waktu yang dibutuhkan
bisa semakin lama sampai dengan 1 satu bulan.
67
Dengan adanya peraturan Walikota mengenai penelitian verifikasi terhadap pembayaran BPHTB yang berkaitan dengan pelaksanaan jual beli atas tanah dan
bangunan maka penjual dan pembeli setelah mencapai kesepakatan mengenai harga tanah dan bangunan segera datang ke Kantor PPAT, untuk melakukan jual beli
dihadapan PPAT. Namun kemauan para pihak untuk segera membuat dan menandatangani akta jual beli dihadapan PPAT tidak serta merta bisa dilaksanakan.
Penelitian yang dilakukan oleh pihak DPPKA ini sangat merugikan pihak yang bertransaksi dalam jual beli tanah dan bangunan, dimana keharusan verifikasi
yang memakan waktu 2 dua minggu bagi pihak yang bertransaksi yang mengakibatkan penandatangan akta jual beli di hadapan pihak PPAT tidak dapat
dilakukan segera sebagai dasar pendaftaran peralihan hak di Kantor Pertanahan maka kepastian hukum menjadi tertunda.
E. Peranan PPAT Dalam Transaksi Jual Beli Tanah dan Bangunan.