75
Permasalahan yang dihadapi dengan adanya verifikasi ini adalah lamanya waktu yang dibutuhkan dalam proses penelitian tersebut, yakni sekitar 2 dua
minggu terlebih lagi bila NotarisPPAT tidak mempunyai chanel atau orang dalam yang dapat membantu pengurusan hal-hal seperti ini, maka waktu yang dibutuhkan
bisa semakin lama sampai dengan 1 satu bulan.
67
Dengan adanya peraturan Walikota mengenai penelitian verifikasi terhadap pembayaran BPHTB yang berkaitan dengan pelaksanaan jual beli atas tanah dan
bangunan maka penjual dan pembeli setelah mencapai kesepakatan mengenai harga tanah dan bangunan segera datang ke Kantor PPAT, untuk melakukan jual beli
dihadapan PPAT. Namun kemauan para pihak untuk segera membuat dan menandatangani akta jual beli dihadapan PPAT tidak serta merta bisa dilaksanakan.
Penelitian yang dilakukan oleh pihak DPPKA ini sangat merugikan pihak yang bertransaksi dalam jual beli tanah dan bangunan, dimana keharusan verifikasi
yang memakan waktu 2 dua minggu bagi pihak yang bertransaksi yang mengakibatkan penandatangan akta jual beli di hadapan pihak PPAT tidak dapat
dilakukan segera sebagai dasar pendaftaran peralihan hak di Kantor Pertanahan maka kepastian hukum menjadi tertunda.
E. Peranan PPAT Dalam Transaksi Jual Beli Tanah dan Bangunan.
Perolehan dan peningkatan pajak BPHTB ini sangat berkaitan erat dengan peran dari seorang Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT. Karena secara praktis PPAT
berhubungan langsung terhadap masyarakat yang akan melakukan transaksi
67
Wawancara dengan Syafril PPAT di Kota Tanjung Balai pada tanggal 13 September 2013.
Universitas Sumatera Utara
76
perolehan hak atas tanah danatau bangunan, sehingga hal ini sangat efektif untuk menyampaikan kepada masyarakat dalam memenuhi kewajiban dalam pembayaran
pajak. Selain itu secara umum PPAT adalah sebagai pembantu pemerintah dan
diangkat oleh pemerintah yang mempunyai tugas dan weweang dalam membuat akta otentik, sekaligus berperan juga dalam membantu pemerintah dalam tertib
administrasi perpajakan. Undang-Undang Jabatan Notaris No 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris
disingkat dengan UUJN merupakan dasar hukum bagi Notaris sebagai satu satunya pejabat yang berwenang membuat akta otentik mengenai semua perbuatan, perjanjian
dan penetapan sepanjang perbuatan akta itu oleh suatu peraturan umum tidak juga ditugaskan atau dikecualikan kepada pejabat atau orang lain. Maka Notaris tidak
dapat menolak pembuatan akta apabila dimintakan kepadanya kecuali terdapat alasan yang mendasar.
Menurut Pasal 15 ayat 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, menjelaskan kewenangan seorang Notaris dan menyatakan bahwa :
Notaris berwenang membuat Akta Otentik mengenai semua perbuatan perjanjian, dan ketetapan yang diharuskan oleh peraturan perundang-
undangan danatau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan dalam akta otentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta,
menyimpan akta, memberikan grose, salinan dan kutipan akta, semua itu sepanjang pembuatan akta-akta itu tidak juga ditugaskan atau dikecualikan
kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan oleh Undang-Undang.
Akibat hukum yang timbul dari akta yang seharusnya dibuat PPAT tetapi dibuat dihadapan Notaris adalah akan tetap sah terhadap akta yang telah dibuat
Universitas Sumatera Utara
77
Notaris, Namun apabila akta Notaris yang dibuat menyimpang dari ketentuan yang berlaku mengakibatkan akta tersebut menjadi tidak sah karena mengandung cacat
hukum.
68
Menurut mereka mengenai PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang keberadaan PPAT sangat penting sekali, keberadaan PPAT di sini maksudnya adalah : bahwa
dengan adanya PPAT tersebut akan memberikan pelayanan kepada semua masyarakat yang memerlukan penjelasan-penjelasan yang menyangkut tentang fungsi PPAT.
Supaya fungsi dari PPAT tersebut dapat diketahui oleh banyak khalayak masyarakat, di sini akan diuraikan fungsi PPAT tersebut yang telah diatur dalam
Pasal 1 PP Nomor 24 Tahun 1997 sebagaimana berikut ini “Di dalam hal ini PPAT mempunyai fungsi selaku pejabat yang ditugaskan oleh Menteri AgrariaBadan
Pertanahan Nasional, untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu yang menurut peraturan pemerintah dan perundang-undangan yang berlaku pembuatan akta jual
beli tanah, tukar menukar, hibah pemasukan ke dalam perusahaan inbreng pembagian hak milik, pemberian hak guna bangunanpembebanan hak tanggungan”.
Dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 ini, semakin jelas fungsi Pejabat Pembuat Akta Tanah untuk membantu masyarakat dalam
menghadapi permasalahannya. Permasalahan tersebut adalah, belum mengertinya bagaimana yang benar dalam mengurus keperluan pembuatan akta-akta antara lain,
akta jual beli tanah dan lainnya, dimana keperluannya dalam pembuatan akta jual beli
68
Adjie Habib, Telaah Ulang: Kewenangan PPAT Untuk Membuat Akta, Bukan Mengisi Blanko Formulir Akta, Renvoi, Jurnal Nomor 3,44, IV, Januari 2007
Universitas Sumatera Utara
78
tanah dan lainya harus melibatkan PPAT Pejabat Pembuat Akta Tanah, hal yang demikian di atas biasanya diabaikan oleh masyarakat begitu saja tanpa memikirkan
dampaknya, bilamana terjadi sesuatu permasalahn dikemudian hari. Peraturan Pemerintah Nomor 24 ini berarti sekali bagi seluruh masyarakat
agar semakin memahami keuntungan fungsi dari PPAT, maka fungsi dari PPAT tersebut hendaknya didukung oleh pihak-pihak yang terkait, yaitu kantor pertanahan,
masyarakat dan PPAT sendiri, supaya jelas fungsi PPAT dengan tujuan untuk memberikan kelancaran, kemudahan kepada seluruh lapisan masyarakat dan dengan
fungsi PPAT ini, dapat mencegah terjadinya pemalsuan akta-akta yang dibuat oleh pihak-pihak lain tanpa diketahui oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 setiap peralihan dan pembebanan hak atas tanah hanya dapat didaftar apabila dibuktikan dengan akta
PPAT. Maka dari itu fungsi dari Pejabat Pembuat Akta Tanah sangat penting, sebab tanpa adanya PPAT dapat dirasakan tidak adanya pembuktian-pembuktian akta
apabila ada suatu permasalahansengketa. Fungsi Pejabat Pembuat Akta Tanah juga dapat memberi peningkatan sumber
penerimaan negara dari sektor pajak, dan PPAT berperan besar, sebab mereka ditugaskan untuk memeriksa telah dibayarnya pajak BPHTB akibat pemindahan hak
atas tanah dan bangunan sebelum membuat akta. Menginggat fungsi PPAT yang cukup besar dalam bidang pelayanan masyarakat dan peningkatan sumber
penerimaan negara yang kemudian merupakan pendorong untuk peningkatan pembangunan nasional, perlu segera diterbitkan peraturan jabatan PPAT, dalam
Universitas Sumatera Utara
79
bentuk Peraturan Pemerintah sebagaimana telah ditetapkan dalam Pasal 7 ayat 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, di samping itu fungsi PPAT juga lebih
ditegaskan lagi dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan dengan tanah.
Pejabat yang di maksud tersebut ditunjuk karena kewenangannya dalam pembuatan akta dan pengesahan terjadinya perolehan hak. Pejabat tersebut adalah
Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT, Pejabat Lelang dan Pejabat Pertanahan. Pejabat yang berwenang sebagaimana yang dimaksud oleh Undang-Undang Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB, dalam pelaksanaannya mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagaimana yang diatur dalam Pasal 24 ayat 3
dan Pasal 25 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1997 dan Pasal 24 Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 21.
Pejabat Pembuat Akta Tanah PPAT dalam pelaksanaan Undang-Undang tentang BPHTB mempunyai tugas pokok dan fungsi membuat serta menandatangani
akta peralihan hak atas tanah dan atau bangunan setelah subyekwajib pajak menyerahkan bukti penyetoran biaya pajak ke Kas Daerah.
Untuk dapat meningkatkan fungsi PPAT sebagai pejabat pembuat akta peralihan hak atas tanah maka diharapkan kepada masyarakat hendaknya dapat
memanfaatkan fungsi PPAT agar memperoleh alat pembuktian yang otentik. Namun
Universitas Sumatera Utara
80
demikian PPAT harus tetap berhati-hati pada saat menerima alat bukti yang diberikan para penghadap agar akta yang akan dibuatnya tidak mengandung cacat hukum.
69
Perbuatan hukum yang dilakukan di hadapan PPAT maka akan lahir akta otentik yang dijadikan sebagai alat bukti bagi para pihak yang telah dilakukan
perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun, yang dijadikan sebagai dasar bagi pendaftaran perubahan data pendaftaran
tanah yang diakibatkan oleh perbuatan hukum dimaksud.
70
Bagian umum penjelasan tersebut juga diuraikan bahwa akta otentik sebagai alat bukti terkuat dan terpenuhi dan mempunyai peranan penting dalam setiap
hubungan dalam kehidupan masyarakat. Dalam berbagai hubungan bisnis, kegiatan di bidang Perbankan, Pertanahan, kegiatan Sosial dan lain-lain, kebutuhan akan
pembuktian tertulis berupa akta otentik semakin meningkat sejalan dengan berkembangnya tuntutan atas kepastian hukum dalam berbagai hubungan ekonomi,
sosial, baik pada tingkat nasional, regional, maupun global. Melalui akta otentik yang menentukan secara jelas hak dan kewajiban, dapat diciptakan kepastian dan sekaligus
pula diharapkan dapat dihindari terjadinya sengketa atau kalaupun sengketa tersebut tidak dapat dihindari, maka dalam proses penyelesaian sengketa tersebut akta otentik
yang merupakann alat bukti tertulis yang terkuat dan terpenuh memberi sumbangan nyata bagi penyelesaian sengketa secara murah dan cepat.
69
Ibid.
70
Yudara, N.G., Op. Cit.
Universitas Sumatera Utara
81
Berdasarkan Pasal 1 angka 7 dan Pasal 38 angka 1 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris, yang dimaksud dengan akta notaris adalah akta
otentik yang dibuat oleh atau dihadapan notaris menurut bentuk dan tata cara yang diterapkan dalam Undang-Undang Jabatan Notaris, yaitu setiap akta notaris terdiri
atas : Awal Akta, Badan Akta dan Akhir Akta. Akta yang dibuat oleh notaris harus dibacakan di hadapan para penghadap, para saksi sebelum ditandatangani oleh
penghadap, saksi-saksi dan Notaris. Peraturan tentang jabatan PPAT di Indonesia diatur dalam Peraturan
Pemerintah PP Nomor 37 Tahun 1998, Pasal 1 angka 1 Diundangkan dalam Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara 3746. Akta
Otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau hak milik atas satuan rumah susun.
Pembuktian bahwa hak atas tanah dialihkan, dengan suatu akta otentik yang dibuat dan di hadapan PPAT yaitu jual beli yang akan dijadikan dasar pendaftaran,
perubahan dasar pendaftaran tanah, akta jual beli yang dibuat di hadapan PPAT tersebut bertujuan untuk memberikan kepastian hukum pemegang hak atas suatu
bidang tanah. Sementara itu berkenaan dengan cara pembuatan akta jual beli tanah danatau
bangunan dikaitkan dengan ketentuan perpajakan, seorang PPAT tunduk kepada ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang BPHTB di mana
akta pemindahan hak atas tanah danatau bangunan ditandatangani apabila telah melunasi SSPD, diserahkan kepada PPAT bersangkutan serta menyerahkan satu
Universitas Sumatera Utara
82
lembar Photocopy dari SSPD tersebut. Apabila pembeli sebagai wajib pajak tidak membayar BPHTB maka secara otomatis akta jual beli secara PPAT tidak dapat
dilaksanakan. Dalam hal peran PPAT terhadap pembayaran pajak supaya akta jual belinya
dapat dilakukan, dan sebagai seorang PPAT kita juga dapat membantu para klien untuk membayar pajak tersebut atau awam mengenai perpajakan.
Ketentuan PPAT dalam pelaksanaan pemungutan BPHTB, telah dijelaskan sebagi pejabat umum yang mengesahkan terjadinya transaksi pengalihan hak atas
tanah dan bangunan di mana disyaratkan agar sebelum menandatangani akta dipenuhi segala syarat-syarat termasuk di dalamnya pembayaran pajak-pajak.
Di sinilah peran PPAT muncul untuk memberikan informasi sekaligus sebagai gerbang pertama dalam pengamanan penerimaan BPHTB sebelum melakukan akta
jual beli. Pada tahap ini PPAT harus dapat memberikan gambaran yang jelas tentang bentuk pajak yang akan dikenakan para pihak pada setiap transaksi peralihan hak atas
tanah, pihak penjual dan pihak pembeli masing-masing mempunyai kewajiban dalam hal pembayaran pajak. Untuk pihak penjual menanggung PPh yaitu sebagai
konsekuensi dari penghasilan yang ia peroleh atas dasar pemindahan haknya sedangkan bagi pihak pembeli di wajibkan membayar BPHTB dari hak yang ia
peroleh. Seorang PPAT mempunyai tanggung jawab yang besar selain memastikan para pihak untuk melakukan pembayaran pajak sebelum akta jual beli tersebut
dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
83
Pembayaran BPHTB dilakukan oleh Wajib Pajak ke Kas Daerah dengan mengunakan SSPD melaui Bank Persepsi atau Bank yang melayani pembayaran
pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebelum akta pengalihan hak atas tanah dan bangunan ditandatangani oleh dan di hadapan PPAT.
Suatu perolehan atas tanah dan bangunan pada dasarnya hasil dari proses peralihan hak. Hal ini dapat terjadi karena dua hal yaitu beralih dan dialihkan. Yang
dimaksud dengan dialihkan adalah suatu peralihan hak yang dilakukan dengan sengaja supaya hak tersebut terlepas dari pemilik asalnya dan menjadi milik pihak
lain, dengan kata lain terjadinya karena adanya suatu perbuatan hukum tertentu. Subyek dalam peralihan hak atas tanahdan bangunan adalah orang pribadi
atau badan. Orang pribadi atau badan yang termasuk di sini bisa berkedudukan sebagai pembeli atau penjual. Bagi Pembeli dikenakan pajak Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan. Sedangkan obyek pajak pembeli adalah Perolehan Hak atas Tanah danatau
Bangunan, hal ini sesuai dengan Pasal 2 ayat 1 Peraturan Daerah Kota Tanjung Balai Nomor 2 Tahun 2011 tentang BPHTB bagi pihak penjual maka yang menjadi
objek adalah penghasilan yang diperoleh penjual atas tambahan ekonomi yang diterimanya dalam hal terjadinya peralihan hak atas tanah danatau bangunan.
Pengalihan Hak Atas Tanah dan atau Bangunan dibedakan : 1. Pengalihan Hak Atas Tanah danatau Bangunan oleh pribadi.
2. Pengalihan Hak oleh Wajib pajak badan yang usaha pokoknya melakukan pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan wajib pajak real estate.
Universitas Sumatera Utara
84
3. Pengalihan Hak atas Tanah danBangunan yang dilakukan oleh wajib pajak badan di luar usaha pokoknya.
Untuk melakukan pembayaran BPHTB, terlebih dahulu harus mengisi formulir SSPD dengan mencantumkan nama, alamat, nomor Pokok Wajib Pajak
NPWP dari wajib pajak yang mengalihkan hak serta mencantumkan lokasi tanah danatau bangunan serta nama pembeli. Bagi Wajib Pajak yang belum mempunyai
NPWP, maka dalam SSP dicantumkan NPWP. Cara menghitung BPHTB :
BPHTB = Nilai Perolehan Objek Pajak NPOP - Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak NPOPTKP x Tarif
= NPOP - NPOPTKP X 5 Tarif pajak BPHTB yang dikenakan terhadap orang pribadibadan yang
mengalihkan tanah dan bangunan yang di kurangkan terlebih dahulu dengan NPOPTKP.
71
Tata cara pembayaran pajak atas BPHTB dalam hal peralihan Hak Atas Tanah danatau Bangunan dilakukan dengan cara :
1. Mengisi SSPD yang biasanya sudah tersedia di Kantor PPAT dan biasanya dalam pengisian dibantu oleh para pegawai PPAT Formulir SSPD ini terdiri dari 6
enam rangkap yaitu : a. Lembar pertama untuk Wajib Pajak sebagai bukti pembayaran.
71
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan, Pasal 5.
Universitas Sumatera Utara
85
b. Lembar kedua untuk Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan KPBB melalui Bank.
c. Lembar ketiga untuk KPPBB disampaikan oleh Wajib Pajak d. Lembar ke empat untuk Kantor Penerimaan Pembayaran Bankkantor Post
Persero. e. Lembar kelima untuk untuk PPATNotaris, Kepala Kantor Lelang Pejabat
Lelang, Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota. f. Lembar ke enam untuk DPPKA Kota Tanjung Balai.
2. Wajib Pajak menyerahkan SSPD BPHTB kepada bank yang ditunjukBandahara penerimaan. Pada saat yang bersamaan wajib pajak kemudian membayar BPHTB
terutang melalui bank yang ditunjukBendahara penerimaan. 3. Bank yang ditunjukBendahara penerimaan menerima SSPD BPHTB dan uang
pembayaran BPHTB terutang dari Wajib Pajak. Bank yang ditunjukBendahara penerimaan kemudian memeriksa kelengkapan pengisian SSPD BPHTB dan
kesesuaian besaran nilai BPHTB terutang dengan uang pembayaran yang diterima Wajib Pajak.
4. Bank yangditunjukBendahara penerimaan menandatangani SSPD BPHTB, lembar 5 dan 6 disimpan sedangkan lembar 1-4 dikembalikan ke Wajib Pajak.
5. Wajib Pajak menerima SSPD BPHTB lembar 1, 2, 3 dan 4 dari bank yang ditunjukBendahara penerimaan. Wajib Pajak kemudian melakukan proses
berikutnya yaitu permohonan penelitian SSPD BPHTB ke fungsi pelayanan DPPKA.
Universitas Sumatera Utara
86
Setelah surat setoran BPHTB diisi oleh Wajib Pajak, maka Wajib Pajak membayar sendiri atau biasanya dalam melakukan pembayaran pajak BPHTB
tersebut dapat juga dibantu oleh petugas PPAT ke tempat pembayarn yang ditunjuk. Hal ini disebabkan para klien biasanya ingin penyelesaian sekaligus dengan
pembuatan akta. Mengenai tempat pembayaran biasanya dilakukan di Bank Persepsi yaitu Bank Pemerintah yang ditunjuk oleh pemerintah daerah untuk menerima
pembayaran pajak dari Wajib Pajak. Mengenai besarnya tarif BPHTB yang dikenakan terhadap pihak penjual yang
melakukan perbuatan hukum peralihan hak atas tanah dan bangunan berdasarkan ketentuan pasal 4 ayat 1 Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 yang menjadi
dasar pengenaan : i. Nilai Jual Objek Pajak NJOP ditentukan sebesar 5 lima persen dari
Jumlah bruto nilai pengalihan hak atas tanahatau bangunan. ii. Nilai Jual Objek Pajak dan Bumi NJOP BPP, apabila besarnya NJOP
besarnya tidak diketahui atas NJOP lebih rendah dari pada NJOP PBB. Pada dasarnya Pajak BPHTB tidak dapat dipisahkan dalam hal peralihan hak
atas tanah dan bangunan, karena sebelum melakukan perbuatan hukum dalam akta jual beli di hadapan PPAT. Pajak tersebut haras telah dibayar oleh Wajib Pajak,
sehingga Wajib Pajak dapat memperlihatkan photocopy pembayaran pajak tersebut sebagai bukti bahwa telah dilakukan pembayaran atas pajak tersebut.
Universitas Sumatera Utara
87
F. Tata Cara Peralihan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Dengan Akta Jual