Konsepsi Tinjauan Yuridis Terhadap Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dalam Transaksi Jual Beli Tanah dan Bangunan di Kota Tanjung Balai

20 ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang tentang BPHTB Nomor 20 Tahun 2000 yang lebih tinggi di atasnya.

2. Konsepsi

Konsepsi adalah suatu bagian terpenting dari teori, karena konsepsi merupakan penghubung yang menerangkan sesuatu yang sebelumnya hanya baru ada dalam flkiran. Konsepsi diterjemahkan sebagai usaha membawa sesuatu yang abstrak menjadi sesuatu yang konkrit, yang dibuat dengan operational definition, penafsiran yang mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai. 23 Selain itu juga untuk memberikan pegangan dalam proses penelitian ini. Oleh karena itu untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini harus didefenisikan bebarapa konsep dasar agar diperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan, yaitu : a. Pajak adalah iuran kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutama oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung yang dapat ditunjuk, dan yang gunanya untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan tugas pemerintahan. 24 b. Hutang Pajak adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat dalam masa pajak, tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 25 23 Chaidir Ali, Hukum Pajak Elementer,Bandung: Eresco, 1993, hal 19. 24 Ibid. 25 Mardiasmo, Op. Cit., hal. 21. Universitas Sumatera Utara 21 c. Jual beli adalah suatu perjanjian atau persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan dan pihak lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan penyerahan kebendaan yang dijual oleh penjual dan penyerahan uang oleh pembeli kepada penjual. 26 d. BPHTB atau Bea Perolehan Hak atas Tanah dan atau Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan atau bangunan oleh orang pribadi atau badan, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1997 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2000 Tentang BPHTB. e. Objek Pajak BPHTB adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan yang terjadi sebab adanya perbuatan hukum atas tanah dan atau bangunan karena pemindahanpelepasan hak dan pemberian hak baru. f. Subjek Pajak BPHTB adalah wajib pajak orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan yang menurut Undang-Undang BPHTB menjadi wajib pajak BPHTB. g. Verifikasi adalah merupakan proses pengecekan atau pemeriksaan kesesuaian data apakah sudah sesuai dengan peraturan serta data konkrit yang ada. h. Surat Setoran Pajak Daerah SSPD adalah bukti pembayaran atau penyetoran pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas daerah melalui tempat pembayaran yang telah ditunjuk oleh Kepala Daerah. 26 Surat Menteri Keuangan Nomor S-632MK.072010, tanggal 30 November 2010 tentang Percepatan Penyusunan Peraturan Daerah Tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan BPHTB. Universitas Sumatera Utara 22 i. PPAT Pejabat Pembuat Akta Tanah adalah pejabat umum yang diberi kewenangan untuk membuat akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai Hak Atas Tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun. j. STPD Surat Tagihan Pajak Daerah adalah surat tagihan yang digunakan untuk melakukan tagihan pajak dandaerah dan atau sanksi administrasi berupa bunga danatau denda yang mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan surat ketetapan pajak. k. SKPDKB Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak jumlah kredit pajak jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar. l. Sistem Official Assesment adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan kewenangan kepada aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terhutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam system ini inisiatif serta kegitan menghitung dan memungut pajak sepenuhnya berada di tangan para aparatur perpajakan. m. Sistem Self Assesment adalah Sistem yang memberikan kewenangan terhadap wajib pajak untuk menghitung sendiri jumlah pajak yang terhutang setiap tahunnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung pajak sepenuhnya berada di tangan wajib pajak. n. Sistem Withholding adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut pajak yang terutang. Pemotongan pajak bisa oleh majikan, bendahara atau pemberi kerja. Universitas Sumatera Utara 23

G. Metode Penelitian 1.

Sifat Penelitian Sifat penelitian ini adalah deskriptif di mana penelitian yang bersifat deskriptif menganalisa suatu peraturan hukum baik dalam bentuk teori maupun praktek pelaksanaan dari hasil penelitian di lapangan. 27 Penelitian ini akan menggambarkan secara cermat karakteristik dari fakta-fakta individu, kelompok atau keadaan untuk menentukan frekwensi sesuatu yang terjadi. 28 Penelitian yang dalam bahasa asingnya disebut dengan istilah research, pada hakikatnya adalah merupakan upaya pencarian. Dimana lewat penelitian ini orang mencari search, temuan-temuan baru berupa pengetahuan yang benar truth, true knowledge, yang dapat dipakai untuk menjawab suatu pertanyaan atau untuk memecahkan suatu masalah. 29 Dengan penelitian deskriptif ini dimaksudkan untuk melukiskan keadaan objek atau peristiwanya kemudian ditelaah, dan menjelaskan serta menganalisa data dan mengujinya dengan berbagai peraturan perundangan yang berlaku maupun dengan pendapat para ahli hukum sehingga dapat diperoleh gambaran tentang data faktual yang berhubungan dengan masalah Pemungutan BPHTB Dalam Transaksi Jual Beli Tanah dan atau Bangunan di Kota Tanjung Balai

2. Jenis Penelitian

Dokumen yang terkait

Kajian Aspek Legal Pengenaan PPH Final Pengalihan Hak Atas Tanah dan Bangunan Dan BPHTB Terhadap Transaksi Leasing Tanah Dan Bangunan”

6 67 188

Kajian Hukum Pengenaan BPHTB dan PPh Final Pengalihan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Dalam Transaksi BOT (Built Operate And Transfer)

11 132 141

Tinjauan Yuridis Terhadap Kewajiban Verifikasi Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan (BPHTB) Atas Peralihan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Di Kota Pekanbaru

6 97 144

Pelaksanaan Pemungutan Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dalam Jual Beli Tanah dan Bangunan di Kabupaten Badung.

2 16 63

PEMUNGUTAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) DALAM JUAL BELI TANAH DAN ATAU BANGUNAN DI KOTA SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

0 1 79

Penentuan Harga Jual Beli Tanah Dalam Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan Di Kota Pekanbaru

0 0 17

BAB II SISTEM PEMUNGUTAN BPHTB DALAM TRANSAKSI JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN DI KOTA TANJUNG BALAI A. Jenis-jenis Sistem Pemungutan Perpajakan - Tinjauan Yuridis Terhadap Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dalam Transaksi Jual Bel

0 1 27

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Tinjauan Yuridis Terhadap Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dalam Transaksi Jual Beli Tanah dan Bangunan di Kota Tanjung Balai

0 0 27

Tinjauan Yuridis Terhadap Pemungutan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dalam Transaksi Jual Beli Tanah dan Bangunan di Kota Tanjung Balai

0 1 15

PENERAPAN SISTEM SELF ASSESSMENT PADA PEMUNGUTAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN (BPHTB) TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN DI KOTA SURAKARTA - UNS Institutional Repository

0 1 13