yang mempunyai F hitung terbesar. Pada kasus ini banyak terjadi satu tahap, di mana variabel terpilih dan signifikan adalah
2
Kreativitas guru. Atau bisa dikatakan
2
Kreativitas Guru mempengaruhi ranking siswa di SMP Negeri 10 Medan.
Tabel Variabel in the Analysis lihat Lampiran 6 sebenarnya hanyalah perincian dari proses stepwise pada tabel sebelumnya. Di mana hanya ada satu
step, variabel
2
adalah variabel pertama masuk dan yang masuk ke dalam model diskriminan.
Tabel Variables Not in the Analysis lihat Lampiran 6 adalah kebalikan dari tabel sebelumnya, di mana pada tabel ini justru yang ditayangkan adalah
proses pengeluaran variabel secara bertahap: 1.
Pada step 0, keempat variabel secara lengkap ditayangkan dengan angka Sig. of F to Remove sebagai faktor penguji. Terlihat angka Sig. of F to Remove
yang paling kecil adalah pada variabel
2
dengan angka 0,001. Maka variabel
2
dikeluarkan dari step 0, yang berarti variabel tersebut termasuk variabel yang dianalisis.
2. Pada step 1, sekarang terlihat empat variabel dan terlihat ketiga variabel
tersebut mempunyai angka Sig. of F to Remove diatas 0,05, yaitu
1
0,158,
3
0,507, dan
4
0,395. Karena sudah tidak ada variabel yang memenuhi syarat maka proses pengeluaran variabel terhenti, ketiga variabel tersebut tidak
dikeluarkan, yang berarti ketiga termasuk pada Variabel Not in the Analysis, atau variabel yang tidak masuk dalam model.
3.6.1 Nilai Korelasi Kanonikal Eigenvalue
Dari nilai eigen terlihat bahwa fungsi 1 dengan nilai eigenvalue sebesar 0,298 dapat menjelaskan 100 varians. Fungsi 1 menjelaskan bahwa terdapat satu
fungsi yang digunakan dalam proses diskriminan tersebut. Canonical Correlation pada tabel 3.12, angka ini akan mengukur keeratan hubungan antara discriminant
score dengan kelompok. Nilai sebesar 0,479 menunjukkan keeratan yang relatif tinggi dengan ukuran skala asosiasi antara 0 sampai 1.
Tabel 3.12 Nilai Korelasi Kanonikal Eigenvalue
Universitas Sumatera Utara
Eigenvalues
Function Eigenvalue
of Variance Cumulative Canonical
Correlation 1
.298
a
100 100
0.479
3.6.2 Uji Signifikansi
Dari tabel Wilks’Lambda, pada kolom test of function s, I through 2 menguji hipotesa :
� : Tidak ada perbedaan rata-rata centroid dari kedua fungsi diskriminan �
1
: Ada perbedaan rata-rata centroid dari kedua fungsi diskriminan Untuk menguji hipotesa, angka Wilks
‟Lambda ditransformasikan ke angka Chi-square, dengan ketentuan: Angka Sig 0,05, maka
� diterima dan sebaliknya Angka Sig
≤ 0,05, maka � ditolak.
Tabel 3.13 Wilks’Lambda Wilks Lambda
Test of Functions
Wilks Lambda
Chi-square df
Sig. 1
0.770 19.823
4 0.001
Pada Tabel 3.13 Wilk’s Lambda di atas menyatakan angka akhir dari
Wilks’ Lambda, yang sebenarnya sama saja dengan angka terakhir dari step pembuatan model diskriminan. Angka Chi-Square sebesar 19,823 dengan tingkat
signifikansi 0,001 jauh dibawah 0,05 maka cukup bukti untuk menolak H , dengan
tingkat signifikan yang tinggi menunjukkan perbedaan yang jelas antara lima kelompok.
3.6.2 Koefisien Fungsi Diskriminan Kanonik
Koefisien fungsi diskriminan kanonik merupakan hasil akhir dari model analisis diskriminan. Tabel 3.14 memiliki fungsi yang hampir sama dengan
Universitas Sumatera Utara
persamaan regresi berganda, yang dalam analisis diskriminan disebut fungsi diskriminan.
Tabel 3.14 Koefisien Fungsi Diskriminan Kanonik Canonical Discriminant Function Coefficients
2
Constant Function
1 0.243
-5.366
Dengan menggunakan koefisien fungsi diskriminan kanonik maka dapat dibentuk fungsi diskriminan yaitu :
D = -5,366 + 0,243
2
3.6.3 Peluang Utama Kelompok