untuk melihat perbedaan antar kelompok tersebut. Analisis diskriminan dapat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang menentukan indeks ranking
siswa berdasarkan perilaku belajar siswa, karena analisis diskriminan dapat memisahkan faktor-faktor yang menentukan tingkat indeks ranking siswa.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut dan menuangkannya di dalam penulisan skripsi yang
berjudul
“ Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ranking Siswa Dengan Menggunakan Analisis Diskriminan Studi kasus di SMP Negeri 10 Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, faktor – faktor apa saja
yang mempengaruhi ranking siswa berdasarkan perilaku belajar siswa dan diperolehnya data yang mendukung untuk menganalisis faktor-faktor yang
menentukan ranking siswa sehingga perlu diteliti.
1.3 Batasan Masalah
Agar penelitian ini tepat sasaran, penulis menetapkan pembatasan masalah: 1.
Penelitian ini difokuskan terhadap nilai ranking siswa secara umum atau ranking yang dihitung dari seluruh siswa kelas tiga.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi indeks ranking siswa dalam penelitian
ini antara lain : Ketekunan belajar siswa, minat belajar siswa, prestasi belajar siswa, belajar mandiri siswa, cara guru merencanakan PBM, cara
guru melaksanakan PBM, invensi guru, lingkungan sekolah, cara orang tua mendidik siswa, relasi antar anggota keluarga, pendidikan orang tua,
penghasilan orang tua, lamanya belajar siswa, les tambahan siwa, frekuensi tugas siswa, belajar kelompok siswa.
3. Dari beberapa faktor tersebut diperoleh variabel independen dalam
penelitian ini antara lain : Motivasi belajar, kreativitas guru dalam PBM, lingkungan keluarga, dan cara belajar.
1.4 Tujuan Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang paling dominan dalam
penentuan ranking
siswa di
SMP Negeri
10 Medan
dan mengaplikasikannya pada siswa.
1.5 Kontribusi Penelitian
1. Penelitian ini bermanfaat mengembangkan pengetahuan, wawasan, dan
kemampuan penulis dalam melaksanakan penelitian
2. Penelitian ini bisa menjadi bahan masukan dan sebagai bahan
perbandingan ataupun referensi dalam penelitian yang identik atau berkaitan dengan peningkatan cara belajar siswa, serta kontribusi ke pihak
sekolah dan guru.
3.
Sebagai referensi untuk penelitian mahasiswa selanjutnya.
1.6 Tinjauan Pustaka
Menurut buku yang berjudul Statistik Multivariat karangan S.Santoso, analisis diskriminan adalah teknik multivariat termasuk pada Dependence Method, dengan
ciri adanya variabel tak bebas dan bebas. Dengan demikian, ada variabel yang hasilnya tergantung pada variabel bebas. Ciri khusus analisis diskriminan adalah
data variabel tak bebas harus berupa data kategori, sedangkan data untuk variabel bebas justru berupa data rasio. Dengan demikian, kegunaan utama dari analisis
diskriminan ada dua yaitu, pertama adalah kemampuan memprediksi terjadinya variabel tak bebas dengan masukan data variabel bebas. Kedua adalah
kemampuan memilih mana variabel bebas yang secara nyata mempengaruhi variabel tak bebas dan mana yang tidak.
Analisis diskriminan mirip dengan regresi linier berganda multivariable regression. Perbedaannya, analisis diskriminan dipakai jika faktor tak bebasnya
kategoris maksudnya kalau menggunakan skala ordinal ataupun skala nominal dan faktor bebasnya menggunakan skala metrik interval dan rasio. Sedangkan
dalam regresi variabel bebasnya, bisa metrik ataupun nonmetrik. Model analisis
Universitas Sumatera Utara
diskriminan adalah sebuah persamaan yang menunjukkan suatu kombinasi linier dari berbagai variabel independen, Simamora, 2005.
Analisis diskriminan merupakan salah satu teknik menganalisis dalam analisis multivariat. Analisis diskriminan merupakan teknik menganalisis data,
variabel tak bebas disebut criterion merupakan kategori non-metrik, nominal atau ordinal, bersifat kualitatif sedangkan variabel bebas merupakan rasio,
bersifat metrik interval atau rasio, bersifat kualitatif. Teknik analisis diskriminan dua kelompok atau kategori, jika variabel tak bebas Y dikelompokkan menjadi
dua, diperlukan satu fungsi diskriminan. Jika variabel tak bebas dikelompokkan menjadi menjadi lebih dua kelompok disebut analisis diskriminan berganda,
diperlukan fungsi diskriminan sebanyak k-1, jika memang ada k kategori. Model analisisis diskriminan berkenaan dengan kombinasi linear yang bentuknya sebagai
berikut : =
+
1 1
+
2 2
+
3 3
… + Dengan :
= nilai skor diskriminan dari responden objek ke-i i = 1,2,…,n. D Merupakan variabel tak bebas.
= Intercep atau konstanta = variabel atribut ke-j dari responden ke-i.
= koefisien atau timbangan diskriminan dari variabel atau atribut ke-j Supranto,2004.
Koefisien atau timbangan fungsi diskriminan bj perkirakan sedemikian rupa, sehingga kelompok kategori mempunyai fungsi diskriminan skor yang
sangat berbeda. Jika dua kategori A dan B, nilaiskor fungsi diskriminan dari kelompok yang satu A sangat berbeda dengan kelompok kedua B. Jika ada tiga
kelompok A,B dan C, nilai fungsi diskriminan kelompok A sangat berbeda
Universitas Sumatera Utara
dengan kelompok B dan sangat berbeda dengan kelompok C. Ini terjadi jika rasio sum of squares antar kelompok dengan sum of squares dalam kelompok untuk
nilaiskor fungsi diskriminan maksimum atau rasio varian antar kelompok dengan varian dalam kelompok sebesar mungkin. Objek dalam kelompok homogen atau
relatif homogen, sedangkan antar kelompok sangat heterogen. Setiap kombinasi linier prediktor lainnya akan memberikan nilai rasio yang lebih kecil,
Supranto,2004.
1.7 Metodologi Penelitian