Setelah perkecambaha berlangsung tiga bulan, kecambah sudah mampu menyerap unsur hara dari dalam tanah dan melakuak Fotosintesis. Pangkal batang
membengkak atau menggembung menjadoi semacam “umbi” bole; dari bengkakan ini tumbuh akar primer dengan sudut sekitar 45 terhadap vertikal, dan akar akar
sekuder ke segala jurusan. Plumula membentuk dua seludang sebelum daun pertama muncul. Selanjutnya tiap bulan terbentuk satu daun sampai enam bulan. Daun
pertama berbentuk lanset ujung tombak, Daun - daun selanjutnya berbelah dua, dan akhir nya menyirip Mangoensoekarjo, 2008.
2.4 Varietas Tanaman Kelapa Sawit
Ada beberapa varietas tanaman kelapa sawit yang dapat dikenal. Varietas – varietas itu dapat dibedakan berdasarkan warna kulit buahnya. Selain varietas –
varietas tersebut, ternyata dikenal juga beberapa varietas unggul yang mempunyai beberapa keistimewaan, antara lain mampu menghasilkan produksi yang lebih baik
dibandingkan varietas lain.
2.4.1 Varietas Berdasarkan Warna Kulit Buah
Pembagian Varietas berdasarkan warna kulit buah, terdapat tiga varietas kelapa sawit, yaitu sebagai berikut :
1. Nigrescens
Universitas Sumatera Utara
Warna kulit buah kehitaman saat masih muda dan berubah menjadi jingga kemerahan jika sudah tua masak.
2. Virescens
Warna kulit hijau saat masih muda dan berubah menjadi jingga kemerahan jika sudah tua masak, namun masih meninggalkan sisa – sisa warna hijau.
3. Albescens
Warna kulit keputih – putihan saat masih muda dan berubah menjadi ke kuning - kuningan jika sudah tua masak.
Diantara ketiga varietas di, Nigrescens paling banyak di budidayakan. Virescens dan Albescegns jarang di jumpain di lapangan, umumnya hanya di
gunakan sebagai bahan penelitian oleh lembaga – lembaga penelitian. .Mangoensoekarjo, S dan Semangun,H.,2003
2.4.2 Varietas Berdasarkan Ketebalan Kulit Buah 1. Varietas Dura
Tempurung cukup tebal 2 – 8 mm, daging buah tipis. Persentase daging buah terhadap buah 35 – 50, inti buah kernel besar,tetapi kandungan minyaknya
rendah. Dalam berbagai persilangan untuk menghasilkan varietas baru, varietas Dura selalu di jadikan sebagai tanaman betina ibu oleh pusat – pusat penelitian.
2. Varietas Pisifera
Universitas Sumatera Utara
Tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada. Daging buah tebal, inti buah sangat kecil. Kndungan minyak inti rendah karena ukuran kernelnya sangat
kecil. Dalam persilangan untuk menghasilkan varietas baru, varietas psifera dijadikan sebagai tanaman pejantan bapak atau sebagai penghasil tempurung sari.
3. Varietas Tenera
Merupakan hasil persilangan antara varietas Dura D dan Psifera P sehingga sifat – sifat morfologi dan anatomi ini D P merupakan perpaduan antara
kedua sifat induknya. Tebal tempurung varietas tenera adalah 0,5 – 4,0 mm, persentasi daging buah terhadap buah 60 – 90 , kandungan minyak daging buah 18
– 23 , dan kandungan minyak inti 5. 4.
Varietas Macro Caryo Daging buah sangat tipis tempurung sangat tebal 4 – 5 mm.
5. Varietas Dwikka Wakka
Dwikka Wakka mempunyai ciri khas, yaitu daging buah nya sabut berlapis dua. Oleh karena itu disebut Dwikka. Macro Carya dan Dwikka Wakka merupakan
varietas yang jarang di temukan di lapangan, sedangkan tenera merupakan varietas yang palin g banyak dibudidayakan karena dianggap paling menguntungkan
secara economis. Hadi,M.M.,2004
2.5 Lemak dan Minyak