, hanya melayang laying di dalam minyak sawit padahal alat sentrifugasi tersebut dapat berfungsi dengan prinsip kerja perbedaan berat jenis. Walaupun bahan baku
minyak sawit selalu dibersihkan sebelum di gunakan pada industri - industri yang bersangkutan, namun banyak yang beranggapan dan menuntut bahwa kebersihan dan
kemurnian minyak menjadi tanggung jawab produsen. Meskipun kadar ALB dalam minyak sawit kecil, namun itu menjamin mutu minyak sawit. Kualitas minyak sawit
harus di jaga dengan cara membuang kotorann dan air , hal ini di lakukan dengan alat pemurnian yang modern.
2.6 Kadar Air Minyak Sawit
2.6.1 Penentuan Kadar Air Pada Minyak Lemak
1. Metode Pengeringan Thermogravimetri
Prinsipnya menguapkan air yang dalam ada dalam bahan dengan jalan pemanasan. Kemudian menimbang bahan sampai berat konstan yang berarti semua
air sudah diuapkan. Cara ini relatif mudah dan murah. Kelemahan cara ini adalah bahan lain disamping air juga ikut menguap dan ikut hilang bersama dengan uap air
misalnya alcohol,asam asetat, minyak atsiri dan lain lain. Dapat terjadi reaksi selama pemanasan yang menghilangkan air atau zat mudah menguap lain. Contoh gula
mengalami dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi dan
Universitas Sumatera Utara
sebagainya. Bahan yang mengandung bahan yang dapat mengikat air secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah dipanaskan.
Untuk mempercepat penguapan air serta menghindari terjadinya reaksi yang menyebabkan terbentuknya air ataupun reaksi yan g lain karena pemanasan maka
dapat dilakukan pemanasan dengan suhu rendah dan tekanan vakum. Dengan demikian akan diperoleh hasil yang lebih mencerminkan kadar air yang sebenarnya.
Untuk bahan – bahan yang mempunyai kadar gula tinggi, pemanasan dengan suhu ± 100
o
C dapat mengakibatkan terjadinya pengerakan pada permukaan bahan. Suatu bahan yang telah mengalami pengeringan ternyata lebih bersifat
higroskopis daripada bahan asalnya. Oleh karena itu selama pendinginan selama penimbangan, bahan selalu ditempatkan dalam ruang tertutup yang kering mialnya
dalam eksikator atau dessikator yang teleh diberi zat penyerap air. Penyerap air uap air ini dapat menggunakan kapur aktif; asam sulfat; silika gel; alluminium oksida;
kalium khlorida; kalsium sulfat atau barium oksida. Silika gel yang digunakan sering diberi warna guna memudahkan apakah bahan tersebut sudah jenuh dengan air atau
belum. Bila sudah jenuh akan berwarna merah muda dan bila dipanaskan menjadi kering berwarna biru.
2. Metode Destilasi Thermovolumetri
Prinsip penentuan kadar air dengan destilasi adalah menguapkan air dengan “pembawa” cairan kimia yang mempunyai titik dididh lebih tinggi daripada air dan
tidak dapat di campur dengan air serta mempunyai berat jenis lebih rendah daripada
Universitas Sumatera Utara
air. Zat kimia yang dapat digunakan antara lain: toluene, xylen, benzene, tetrakhlorethilen dan xylol. Cara penentuannya adalah dengan memberikan zat kimia
sebanyak 75 – 100 ml pada sampel yang diperkirakan mengandung air sebanyak 2 – 5 ml, kmudian dipanaskan sampai mendidih. Uap air dan zat kimia tersebut
diembunkan dan di tampung dalam tabung penampung. Karena berat jenis air lebih besar daripada zat kimia tersebut maka air akan berada di bagian bawah pada tabung
penampung. Bila pada tabung penampung. Bila pada tabung penampung di lengkapi skala maka banyaknya air dapat diketahui langsung. Alat yang dipakai sebagai
penampung ini antara lain tabung Stark - Dean dan Sterling – Bidwell. 3.
Metode Kimiawi Ada beberapa cara penentuan kadar air dalam bahan secara kimiawi yaitu antara
lain: a.
Cara titrasi karl fischer 1935 Cara ini adalah dengan menitrasi sampel dengan larutan iodium dalam
metanol. Reagen lain yang digunakam dalam titrasi ini adalah Sulfur dioksida dan piridin. Metanol dan piridin digunakan untuk melarutkan yodin dan sulfur
dioksida agar reaksi dengan air menjadi lebih baik. Selain itu piridin dan methanol akan mengikat asam sulfat yang terbentuk sehingga akhir titrasi
dapat lebih jelas dan tepat. Selama masih ada air dalam bahan, iodin akan bereaksi, tetapi begitu air habis, maka yodin akan bebas. Pada saat timbul
Universitas Sumatera Utara
warna iodin bebas ini, titrasi di hentikan. Yodin bebas ini akan memberikan warna kuning coklat. Untuk memperjelas pewarnaan maka dapat ditambahkan
metilin biru dan akhir titrasi akan memberikan warna hijau. Dalam pelaksanaannya titrasi harus dilakukan dengan kondisi bebas dari pengaruh
kelembaban udara. Untuk keperluan tersebut dapat dilakukan dalam ruang tertutup. Cara titrasi Karl Fischer ni telah berhasil dipakai untuk menentukan kadar air
alcohol, ester – ester, senyawa lipida, lilin, pati, tepung gula, madu dan bahan makanan yang dikeringkan. Cara ini banyak dipakai karena memberikan harga yang
tepat dan dikerjakan cepat. Tingkat ketelitiannya lebih kurang 0,5 mg dan dapat ditingkatkan lagi dengan sistem elektroda yaitu dapat mencapai 0,2 mg.
b. Cara Kalsium karbid
Cara ini berdsarkan reaksi antaa kalsium karbid dan air menghasilkan gas asetilin. Cara ini sangat cepata dan tidak memerlukan alat yang rumit. Jumlah
yang terbentuk dapat diukur dengan berbagai cara. c.
Cara asetil khlorida Penentuan kadar air cara ini berdasarkan reaksi asetil khorida dan air
menghasilkan asam yang dapat dititrasi menggunakan basa. Asetil khlorida yang digunakan dilarutkan dalam toluol dan bahan dididpersikan dalam
piridin. Cara ini telah berhasil dengan baik untuk penentuan kadar air dalam bahan minyak, mentega, margarin, rempah - rempah, dan bahan – bahan yang
berkadar air sangat rendah.
Universitas Sumatera Utara
4. Metode Fisis a. Penentuan kadar air berdasarkan tetapan dielektrikum
Air mempunyai tetapan dielektrikum sebesar 80. Zat – zat lain mempunyai tetapan yang tertentu pula missal karbohidrat dan protein lebih kecil dari 10,
methanol sebesar 33, Etanol sebesar 24, aseton sebesar 21,4 benzen sebesar 2,3 heksan sebesar 1,9. Untuk mengetahui kadar air bahan diperluka adanya kurva
standar yang melukiskan hubungan antara kadar air dan tetapan dielektrikumnya dari bahan yang diselidiki. Dengan mengetahui tetapan
dielektrikum bahan sejenis akan dapat dihitung kadar air bahan. b. Penentuan kadar air berdasarkan daya hantar listrik atau resistensi
Air merupakan penghantar listrik yang baik. Bahan yang mempunyai kandungan air yang besar akan mudah menghantarkan listrik atau mempunyai
resistensi yang relatife kecil. Suatu zat di lalui aliran listri, maka apabila diketahui suatu grafik yang menggambarkan hubungan – hubungan antara
kadar air dan resistensinya, maka bila diketahui resistensiny bahan jenis akan dapat di hitung kadar air bahan tersebut. Contoh nya bahan gandum yang
berkadar air 13 persen akan mempunyai resistensi hampir tujuh kali daripada resistensi gandum yan g berkadar air 14 persen.
Alat yang digunakan untuk mengukur kadar air bahan jenis ini disebut resistensi meter atau moisture tester. Pelu diingat pula bahwa konduktivitas
Universitas Sumatera Utara
bahan dapat berubah karena perubahan temperature. Makin tinggi suhu konduktivitasnya makin besar atau resistensinya makin kecil. Untu pengukuran
yang tepat perlu diberikan koneksi terhadap data yang diperoleh pada suhu tersebut. Biasanya skala yang tercantum dalam alat sudah dirubah langsung bisa
menunjukkan kadar air suatu bahan. c.
Penentuan kadar air berdasarkan resonasi nuklir magnetic Penentuan kadar air cara ini berdasarkan sifat – sifat magnetik dari inti
atom yang mampu menyerap enersi dapat merupakan indeks zat yang dikandungny. Enersi yang di serap oleh inti atom hydrogen dari molekul air
dapat merupakan suatu ukuran dari banyaknya air yang dikandung oleh bahan tersebut. Untuk ini diperlukan kurva standar yang menggambarkan antara
banyak nya enersi yang diserap dengan kandungan air dalam bahan.
2.6.2 Pengaruh kadar air Terhadap Mutu Minyak Sawit