tanaman seluas 5745 ha mulai menghasilkan sebanyak 392 ton minyak kelapa sawit. Data luas areal,produksi dan volume ekspor untuk periode sebelum perang dunia II.
2.2 Klasifikasi Tanaman Kelapa Sawit
Kingdom : Plantae Divisi
: Tracheophyta Kelas
: Angiospermae Ordo
: Arecales Familia
: Arecaceae Genus
: Elaeis Spesies
: Elaeis guineensis Jacq.
2.3 Morfologi Kelapa Sawit
2.3.1 Akar Kelapa sawit adalah akar serabut. Akar serabut memiliki sedikit
percabangan, Membentuk anyaman rapat dan tebal. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil yang tidak memiliki akar tunggang. Radikula bakal calon akar
Pada bibit terus tmbuh memenjang ke arah bawah selama enam bulan terus menerus dan panjang akar nya mencapai 15 cm. Akar primer kelapa sawit terus berkembang.
Susunan akar kelapa sawit terdiri dari serabut primer yang tumbuh vertikal ke dalam tanah dan horizontal ke samping. Serabut primer ini akan bercabang menjadi akar
Universitas Sumatera Utara
sekunder ke atas dan ke bawah. Akhirnya, cabang - cabang ini juga akan bercabang lagi menjadi akar tersier, begitu seterusnya. Kedalaman perakaraan tanaman kelapa
sawit bisa menjadi 8 meter dan 16 meter secara horizontal. Akar kedalaman perakaran ini tergantung umur tanaman, Sistem pemeliharaan dan aerasi tanah Adi,
2011.
Calon akar yang muncul dari biji kelapa sawit yang di kecambahkan disebut radikula, panjangnya 10 - 15 mm. Pertumbuhan radikula mula mula menggunakan
makanan cadangan yang ada dalam endosperm, yang kemudian fungsi nya di ambil alih oleh akar primer Mangoensoekarjo, 2008.
Akar primer yang tumbuh dari pangkal batang bole ribuan jumlah nya. Akar primer mati segera di ganti dengan yang baru. Diameter akar primer berkisar antara 8
dan 10 mm, panjangnya dapat mencapai 18 m, Tetapi kebanyakan bergerombol tidak jauh dari batang. Akar sekunder tumbuh dari akar primer, diameternya 2 - 4 dan
panjang nya dapat mencapai 15 cm. Dari akar tersier tumbuh akar kuarter yang berdiameter 0,1 - 0,5 mm dan panjang nya 1 - 4 mm Akar tersier dan kuarter
berjumlah sangat banyak dan membentuk massa yang sangat lebat dekat permukaan tanah. Kelapa sawit tidak memiliki rambut bulu akar, sehingga diperkirakan bahwa
penyerapan unsur hara dilakukan oleh akar - akar kuarter Mangoensoekarjo, 2008.
Universitas Sumatera Utara
2.3.2 Batang
Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil dan batangnya tidak memiliki cambium serta pada umumnya tidak bercabang. Pada pertumbuhan awal setelah fase
muda seed-ling terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa terjadi pemanjangan internodia ruas. Tinggi maksimum tanaman kelapa sawit yang di
tanam di perkebunan 15-18 meter, sedangkan di alam liar dapat mencapai 30 meter. Laju pertumbuhan tinggi tanaman dipengaruhi oleh komposisi genetic dan
lingkungan. Batang mengandung banyak serat dengan jaringan pembuluh yang menunjang pohon dan pengangkutan hara. Titik tumbuh batang kelapa sawit terletak
di puncak batang terbenam di dalam tajuk daun, berbentuk seperti kubis, dan enak di makan. Di batang tanaman kelapa sawit terdapat pangkal pelepah - pelepah daun
yang melekat kukuh dan sukar terlepas walaupun daun telah kering dan mati. Bagian bawah umumnya lebih besar disebut bonggol batang. Pada tanaman tua, pangkal -
pangkal pelepah yang masih tertinggal di batang akan terkelupas, sehingga batang kelapa sawit tampak berwarna hitam seruas sehingga menjadi mirip dengan tanaman
kelapa biasa Adi, 2011. Pembekalan pangkal batang bole terjadi karena internodia ruas batang
dalam masa pertumbuhan awal tidak memanjang, Sehingga pangkal pangkal pelepah daun yang tebal berdasarkan. Bongkol batang ini membantu memperkokoh posisi
pohon pada tanah agar dapat berdiri tegak. dalam satu sampain dua tahun pertama perkembangan batang lebih mengarah ke samping, diameter batang dapat mencapai
Universitas Sumatera Utara
60 cm. Setelah itu perkembangan mengarah ke atas, sehingga diameter batang hanya sekitar 40 cm, Dan pertumbuhan meninggi berlngsung lebih cepat. Pohon kelapa
sawit hanya memiliki satu titik tumbuh terminal. Percabangan jarang sekali terjadi. Ujung batang apex berbentuk kerucut conical, diselimuti oleh daun daun muda
yang masih kecil dan lembut. Pada ujung ini terdapat meristem batang apical meristem mangoensoekarjo, 2008.
Pemanjangan batang berlangsung lambat, tinggi pohon bertambah 35 - 75 cm pertahun.Tingkat pemanjangan sedemikian kecilnya sehingga hanya cukup
mengakomodasikan penempelan pangkal daun pada batang. Sehingga walaupun batang mempunyai ruas internodia, pada batang pohon – pohon dewasa yang
daunnya telah rontok hanya terlihat susunan bekas bekas pangkal daun. Mangoensoekarjo, 2008
2.3.3 Daun