bibit berumur lima bulan susunan daun terdiri atas 5 lanset, 4 berbelah dua, dan 10 berbentuk bulu. Susunan daun kelapa sawit mirip dengan kelapa nyiur yaitu
membentuk daun menyirip. Letak daun pada batang mengikuti pola tertentu yang disebut Filotaksis. Daun yang berurutan dari bawah ke atas membentuk suatu spiral,
dengan rumus daun 18. Terdapat dua pola Filotaksis, yang secara sederana dapat di katakana yang satu berputar ke kiri tidak berbeda dengan yang kanan, dan
produktivitas pohon dengan ke dua pola ini pun tidak berbeda nyata. Hal ini berbeda dengan pendapat beberapa pakar mengenai kelapa nyiur Cocoa nucifera, yang
kecendrungan nya lebih banyak pohon yang berpola filotaksis ke kiri, dan yang filotaksisnya ke kiri produktivitasnya dapat 20 lebih tinggi ketimbang yang ke
kanan. Sebenarnya pola Filotaksis pada kelapa sawit sangat rumit dan memiliki implikasi genetis Mangoensoekarjo, 2008.
Daun terdiri atas tangkai daun petiole yang ke dua tepinya terdapat dua baris duri spines. Tangkai daun bersambung dengan tulang daun utama rachis, yang
jauh lebih panjang dari tangkai dan pada kiri kanan nya terdapat anak anak daun pinna;pinnata Tiap anak daun terdiri atas tulang anak daun lidi dan helai daun
lamina. Anak daun yang terpanjang pada pertengahan daun dapat mencapai 1,2 m jumlah anak daun dapat mencapai 250 - 300 helai per daun. Jumlah produksi daun
adalah 30-40 daun per tahun pada pohon - pohon yang berumur 5 -6 tahun, setelah itu produksi daun menurun menjadi 20 - 25 daun per tahun Mangoensoekarjo, 2008.
2.3.4 Bunga
Universitas Sumatera Utara
Tanaman kelapa sawit di lapangan mulai berbunga pada umur 12 - 14 bulan, sebagian dari tandan bunga akan gugur aborsi sebelum atau sesudah antesis. Seperti
yang telah di singgung di muka, kelapa sawit adalah tumbuhan berumah satu monoecious artinya karangan bunga inflorescence jantan dan betina berada pada
satu pohon, tetapi tempatnya berbeda. Semua bakal karangan bunga berisikan bakal bunga jantan maupun betina, namun pada pertumbuhan dini salah satu jenis kelamin
menjadi rudimeter dan berhenti tumbuh, sehingga yang berkembang adalah jenis kelamin yang satu lagi. Dengan demikian sebenarnya kelapa sawit bukan
monoecious sejati. Selanjutnya karangan bunga jantan dan betina pada satu pohon biasanya tidak “matang” pada saat bersamaan, sehingga bunga betina pada satu
pohon di serbuki oleh serbuk sari dari pohon lain. Oleh karena itu di tinjau dari penyerbukan nya polinasi kelapa sawit menyerupai tumbuhan berumah dua
dioecious Mangoensoekarjo, 2008. Karangan bunga tumbuh dari ketiak daun axil. Semua ketiak daun
menghasilkan bakal karangan bunga, tetapi sebagian di antara nya mengalami aborsi pada stadium dini, sehingga tidak semua ketiak daun menghasilkan tandan buah,
sejak terbentuknya bakal karangan bunga primodia sampai terlihatnya karangan bunga pada pohon, dibutuhkan waktu sekitar 20 bulan, Sampai antesis bunga berada
dalam stadium matang untuk penyerbukan sekitar 33 - 34 bulan Mangoensoekarjo, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Karangan bunga kelapa sawit berbentuk bulir majemuk compound spike, atau tongkol spadix. Ini terdiri atas tangkai pedunculus yang panjangnya 30 - 45
cm, di sambung dengan sebuah sumbu rachis dari sumbu tumbuh sejumlah anak karangan bunga spikelet Susunan anak karangan bunga pada sumbu juga mengikuti
prinsip filotaksis. Menurut jenis kelaminnya terdapat karangan bunga jantan dan karangan bunga betina, tetapi selain itu terdapat juga yang hermafrodit
Mangoensoekarjo, 2008. Karangan bunga betina dapat mencapai panjang 24 - 25 cm bakal buah nya
tebal dan berdaging. Jumlah anak karangan bunga dalam satu karangan bunga sangat bervariasi. Di Congo umumnya berkisar antara 125 dan 165, sedang jenis Deli antara
100 dan 200 Setiap anak karangan bunga membawa sejumlah bunga betina yang tersusun dengan pola spiral. Tiap karangan bunga dapat berisikan ribuan bunga
betina. Bagian - bagian terpenting dari bunga betina adalah bakal buah ovarium dan kepala putik stigma Mangoensoekarjo, 2008.
2.3.5 Buah