Penentuan Perbandingan Fasa Gerak yang Optimum untuk Analisis

19 menit untuk melarutkan hingga sempurna, kemudian dicukupkan sampai garis tanda dengan pelarut dan dikocok sampai homogen, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000 µgml LIB I. Dipipet 5 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dicukupkan sampai garis tanda dengan pelarut dan dikocok sampai homogen, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 µgml LIB II. 3.5.2 Prosedur Analisis 3.5.2.1 Penyiapan Alat Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Masing – masing unit diatur, kolom yang digunakan Kolom Agilent C-18, dan dideteksi pada panjang gelombang 205 nm. Setelah alat KCKT dihidupkan, maka pompa dijalankan dan fasa gerak dibiarkan mengalir selama ± 60 menit dengan laju alir 1,0 mlmenit sampai diperoleh garis alas yang datar, menandakan sistem tersebut telah stabil.

3.5.2.2 Penentuan Perbandingan Fasa Gerak yang Optimum untuk Analisis

Ditimbang 5 tablet pirasetam generik PT. A, digerus dengan menggunakan lumpang hingga halus, ditimbang seksama setara 10 mg pirasetam. Dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, dilarutkan dengan 30 ml pelarut, disonikasi selama 30 menit untuk melarutkan hingga sempurna. Dicukupkan dengan pelarut hingga garis tanda, dan dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan pirasetam dengan konsentrasi 200 µgml. Disaring dengan menggunakan kertas saring. Dipipet 5 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dicukupkan dengan pelarut hingga garis tanda, dan dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan pirasetam dengan konsentrasi 20 µgml. Disaring menggunakan penyaring whatman 0,2 µm. Kemudian diinjeksikan ke dalam sistem KCKT dengan volume Universitas Sumatera Utara 20 penyuntikan 20 µl, menggunakan fasa gerak asetonitril-buffer posfat pH 6, dengan perbandingan 30:70, 20:80 dan 10:90 dengan laju alir 1,0 mlmenit dan perbandingan 30:70, 20:80 dan 10:90 dengan laju alir 1,5 mlmenit, dideteksi pada panjang gelombang 205 nm. Kondisi kromatografi yang memberikan data yang terbaik yang akan dipilih dan digunakan dalam penelitian ini. 3.5.3 Analisis Kualitatif Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi 3.5.3.1 Uji Identifikasi Pirasetam dalam Sampel Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Sampel dan bahan baku pirasetam masing-masing dengan konsentrasi 20 µgml diinjeksikan dengan volume penyuntikan 20 µl, dianalisis pada kondisi KCKT dengan perbandingan fasa gerak yang diperoleh. Sampel dinyatakan mengandung pirasetam dengan membandingkan waktu retensi bahan baku pirasetam dan waktu retensi sampel. Selanjutnya pada larutan sampel pirasetam ditambahkan sedikit larutan baku pirasetam spiking kemudian diinjeksikan dan dianalisa kembali pada kondisi KCKT yang sama.

3.5.3.2 Pembuatan Kurva Kalibrasi Pirasetam Baku