88
selalu ikut mendukung Pemerintah Desa secara penuh dengan selalu siap membantu Pemerintah Desa baik secara pemikiran, tenaga, materi,
maupun dana. Sedangkan faktor eksternal ialah pendukung yang berasal dari luar
masyarakat seperti peran aparat maupun lembaga formal yang ada. Faktor eksternal lebih kepada dukungan Pemerintah Daerah maupun Pemerintah
pusat untuk mendukung secara dana.
5.6.2. Faktor Penghambat
Pemerintah Desa Kepala Sungai beserta masyarakat juga memiliki kendala dalam pembangunan desa. Hambatan yang sangat mempengaruhi
pembangunan desa tersebut terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan hambatan yang berasal dari dalam
masyarakat seperti kemampuan, kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dan lainnya. Dalam hal ini peneliti menyimpulkan ada tiga hal dari faktor
internal yang menjadi penghambat dalam pembangunan desa. Yaitu: 1. Tingkat Pendidikan dan Pemahaman
Sumber Daya Manusia sangat mempengaruhi tingkat kemajuan suatu daerah, maka sebenernya tingkat pendidikan juga mempunyai pengaruh
bagaimana cara masyarakat berfikir untuk kemajuan baik untuk pribadi maupun untuk bersama. Hal itu yang menyebabkan berbedanya
pemahaman dari setiap masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian lebih mudah untuk mengajak masyarakat agar ikut serta dalam proses
pembangunan jika masyarakat tersebut lebih memahami tanggung jawab siapakah pembangunan desa tersebut dan pentingnya
Universitas Sumatera Utara
89
pembangunan. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka semakin mudah masyarakat tersebut untuk dilibatkan dalam
pembangunan desa 2. Keahlian
Kemampuan
yang dimiliki masyarakat akan mempengaruhi seluruh tingkatan dari masyarakat tersebut, yaitu dimana kemampuan dan
keahlian akan membuat masyarakat memahami ataupun tidak terhadap tahap-tahap dan bentuk dari partisipasi yang ada dalam pembangunan
desa.
Keahlian merupakan suatu modal yang dapat dimanfaatkan dalam suatu pembangunan. Sepesialisasi kemampuan seseorang dapat sangat membantu
dalam hal-hal tertentu yang belum tentu diketahui oleh orang lain.
Hal ini memang sesuai dengan hasil
penelitian
bahwa memang masyarakat yang berpartisipasi adalah orang yang memiliki keahlian dalam
pembangunan, seperti dalam pembangunan fisik, dibutuhkan masyarakat yang ahli dalam pekerjaan pertukangan.
Walaupun masyarakat yang diajak dalam pelaksanaan program pembangunan
adalah masyarakat yang memiliki keahlian, tetapi tidak menutup kemungkinan masyarakat lain yang turut ikut berpartisipasi cukup
banyak. Mereka memiliki kemauan untuk ikut turun ke lapangan dengan membantu pekerjaan yang dapat mereka lakukan.
3. Jenis Kelamin Masalah kesetaraan gender adalah hal yang cukup marak digalakkan
dalam berbagai aspek pembangunan tidak terkecuali wilayah pedesaan, ini ditandai dalam program pembangunan yang harus melibatkan peran
Universitas Sumatera Utara
90
serta jenis kelamin perempuan serta laki-laki. Berdasarkan hasil penelitian bahwa jenis kelamin memiliki pengaruh terhadap partisipasi
masyarakat dalam pembanguanan. Di Desa Kepala Sungai lebih banyak melibatkan laki-laki dalam hal pembangunan terutama pembangunan
fisik. Namun perempuan juga dilibatkan dalam pembangunan yang digerakkan melalui program PKK Pembinaan Kesejahteraan
Keluarga. Sedangkan faktor eksternal ialah hambatan dari aparat
pemerintahan daerah diatas pemerintahan desa yang terkait dengan birokrasi. Seperi persetujan untuk program pembangunan dan pemberian
dana. Berdasarkan hasil penelitian hambatan tersebut serikali berbentuk usulan program pembangunan yang tidak disetuji, baik beberapa maupun
keseluruhannya. Hal tersebut terjadi dikarenakan belum adanya anggaran untuk program yang diusulkan.
5.7. Hasil Pembangunan Desa Yang Melibatkan Gabungan Kelompok Tani GAPOKTAN