25
sama dengan ~te kuremasenka. Jadi, dengan kata lain bentuk ~te moraemasenka dan ~te kuremasenka bisa digunakan kepada siapa saja, sebagai rasa hormat
terhadap lawan tutur Nihongo No Kiso II.
e. Verba
te itadakemasenka
Dalam buku Minna no Nihongo II pola kalimat ini digunakan pada waktu pembicara meminta persetujuan dari lawan bicara terhadap perilaku sendiri. pola
`te itadakemasenka digunakan oleh orang yang kedudukannya lebih tinggi untuk meminta orang yang kedudukannya lebih rendah agar melakukan sesuatu.
Misalnya, orang tua dan anak, kakak dan adik, atasan dan bawahan, dan sebagainya.
f. Verba
te kure
Merupakan bentuk biasa dari ~te kudasai. Ungkapan ini juga diucapkan secara langsung kepada lawan bicara. Ungkapan ~te kure biasanya dipakai oleh
laki-laki ketika lawan bicaranya keluarga, teman yang dekatakrab, seusia, maupun orang yang lebih muda.
g. Verba
te
Sama seperti bentuk ~te kure, hanya saja penggunaannya tidak dibatasi oleh jenis kelamin. Bentuk ~te ini juga merupakan perubahan bentuk verba dari bentuk
kamus kedalam bentuk ~te.
Universitas Sumatera Utara
26
Selain dari teori Iori dalam Zulaika ada juga pola memohon menurut Kaneko Shiro dalam Irwan 2010:20 yang dikelompokkan menjadi tiga bagian
yaitu :
a. お願いをする Onegai wo Suru Membuat Permohonan
Ragam memohon ini di dalam penggunaannya mengandung sifat mulai dari hikui ‘rendah’ sampai permohonan yang bersifat takai ‘tinggi’. Permohonan ini
dibagi atas beberapa bagian, yaitu :
1. Verba てverba
te
Merupakan perubahan bentuk verba dari bentuk kamus ke dalam bentuk ~te. Berikut contoh nya :
ちょっと来て。’Ke sini sebentar’.
2. Verba てもらえるverba
te moraeru
Digunakan ketika memohon sesuatu pada lawan bicara. Pada umumnya lawan bicara adalah teman akrab atau orang yang lebih muda. Berikut contoh
nya : ここに来てもらえる?’Tolong ke sini?’
3. Verba てくれるverba
te kureru
Bentuk ~te kureru adalah ungkapan memohon yang digunakan kepada lawan bicara atau kepada seseorang yang berada di sebelahnya. Lawan bicara atau
adalah teman akrab, seusia, dan orang yang lebih muda. Shiro tidak memberikan contoh pada ragam ini.
Universitas Sumatera Utara
27
4. Verba てもらえない verba
te moraenai
Bentuk memohon yang lebih sopan dari bentuk ~te moraeru. Bentuk ini merupakan bentuk negatif dari moraeru, tetapi tidak menunjukkan makna negatif.
Shiro mengelompokkan bentuk imi ke dalam ragam yang digunakan kepada orang dekat seperti teman, keluarga, dan lain-lain. Shiro juga tidak memberi contoh pada
ragam ini.
5. Verba てくれない verba
te kurenai
Shiro mengelompokkan bentuk ini ke dalam ragam memohon yang digunakan kepada orang yang dekat hubungannya dengan penutur seperti teman,
keluarga dan lain-lain. Bentuk ini berasal dari bentuk ~te kureru dan di ubah menjadi ke dalam bentuk negatif. Seperti contoh berikut ini :
辞書、かしてくれない?’Pinjam kamusnya ?’
6. Verba てください verba
te kudasai
Bentuk ~te kudasai lebih halus dari bentuk ~te kure. Shiro menambahkan bentuk ini digolongkan lagi kepada ungkapan memohon yang bersifat lebih umum
‘mottomo ippanteki’. Lawan bicara atau penutur beranggapan bahwa hal yang diinginkan oleh penutur adalah hal yang wajar. Bentuk ini merupakan bentuk
permohonan yang bersifat sopan. Seperti contoh berikut ini : 明日は朝9時に集まってください。’Besok tolong kumpul jam 9 pagi’.
Universitas Sumatera Utara
28
7. Verba てもらえますか verba
te moraemasuka
Bentuk ini lebih halus dari bentuk ~te moraeru. Adanya bentuk kata kerja ~masu menunjukkan kesopanan ungkapan tersebut. Seprti contoh berikut ini :
ペンチを貸してもらえますか。’Boleh pinjam tang?’
8. Verba てくれますか verba
te kuremasuka
Bentuk ini lebih sopan dari bentuk ~te kureru. Adanya kata bantu kata kerja ~masu menunjukkan makna sopan. Shiro tidak memberikan contoh untuk ragam
ini.
9. Verba もらえませんか verba
te moraemasenka
Bentuk ini lebih sopan dari ~te moraemasuka dan merupakan bentuk negatifnya, ~masu dihilangkan lalu ditempel ~masen dan ditambah ka sebagai
penanda kalimat tanya. Shiro menambahkan ragam ini dikelompokkan ke dalam yaya teinei ‘agak sopan’. Shiro tidak memberi contoh pada ragam ini.
10. Verba てくれませんか verba
te kuremasenka
Bentuk ini lebih halus dari ~te kuremasuka. Perubahan ke dalam bentuk negatif ~masenka, menunjukkan ungkapan tersebut lebih sopan. Shiro
menambahkan ragam memohon ini dikelompokkan ke dalam yaya teinei ‘agak sopan’. Seperti contoh berikut ini :
ペンチを貸してくれませんか。’Boleh tidak pinjam tangnya?’.
Universitas Sumatera Utara
29
11. Verba ていただけますか verba
te itadakemasuka
Verba bentuk ~te ini diikuti oleh itadaku adalah bentuk tuturan yang sopan dan dengan berubah menjadi ~te itadakemasuka menunjukkan makna yang lebih
sopan. Shiro tidak memberikan contoh pada ragam ini.
12. Verba てくださいますか verba
te kudasaimasuka
Bentuk ini berasal dari bentuk~te kudasaru, ru mengalami konjugasi menjadi ~saimasu dan ditambah dengan penanda kalimat tanya ~ka. Shiro tidak
memberikan contoh untuk ragam ini.
13. Verba ていただけませんか verba
te itadakemasenka
Bentuk ini berasal dari bentuk ~te itadaku, kemudian diubah menjadi itadakemasenka yang menunjukkan tingkatan yang lebih sopan lagi, sehingga
dikatakan bentuk ini adalah bentuk yang sangat sopan. Shiro mengelompokkan bentuk ini ke dalam hijouni teinei ‘sangat sopan’. Seperti pada contoh berikut ini :
委任状を書いていただけませんか。’Bisa tolong tuliskan surat kuasa?’
14. Verba くださいませんか verba
te kudasaimasenka
Bentuk ini berasal dari ~te kudasaru dan lebih sopan dari ~te kudasai. Sama seperti ~te itadakemasenka, bentuk ini mengandung makna yang sangat sopan.
Shiro mengelompokkan lagi ke dalam hijouni teinei ‘sangat sopan’. Seperti pada contoh berikut ini :
委任状を書いていただけませんか。’Bisa tolong tuliskan surat kuasa?’
Universitas Sumatera Utara
30
b. 許可をお願いする Kyoka wo Suru Meminta Izin