Tindak Tutur Ilokusi Penolakan Cuplikan 1 halaman 23 :

50 Analisis: Pada percakapan di atas, bentuk permohonannya adalah 受け取ってくださ い uke totte kudasai ‘tolong diterima’. Bentuk permohonan ini digunakan dikarenakan hubungan penutur dan lawan tutur adalah atasan dan bawahan dalam satu perusahaan. Bentuk verba te kudasai ini digunakan kepada orang yang mempunyai hakpangkat yang sama dan orang yang lebih rendah kedudukannya. Namun pada percakapan di atas, ~te kudasai ini bersifat umum, sopan, dan lawan tutur atau penutur beranggapan bahwa hal yang diinginkan oleh penutur adalah hal yang wajar. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang diungkapan oleh Shiro dalam Irwan. Pada percakapan di atas, ragam bahasa yang digunakan adalah kenjoogo. Hal ini dikarenakan penutur memohon dengan rasa hormat kepada lawan tutur dengan cara merendahkan diri sendiri. Ragam bahasa yang digunakan adalah teineigo.

3.2. Tindak Tutur Ilokusi Penolakan Cuplikan 1 halaman 23 :

男 A :さあ、もう一軒、飲みに行こうぜ。 Otoko A Saa, mou ikken, nomi ni ikou ze. Laki-laki A ‘Ayo, sekali lagi kita pergi minum.’ 男B :いや、 Otoko B Iya, mou osoi kara oreba kaeru. もう遅いから折れば帰る。 Universitas Sumatera Utara 51 Laki-laki B ‘Tidak, karena sudah larut harus segera pulang.’ Analisis: Pada percakapan di atas, bentuk penolakannya adalah いや iya ‘tidak’. Bentuk penolakan ini digunakan dikarenakan hubungan penutur dan lawan tutur adalah teman sebaya. Bentuk iya ini digunakan oleh seusia atau orang yang lebih muda. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Beebe, Takahashi Uliss Weltz, bahwa いや merupakan bentuk penolakan secara langsung.. Hal ini terlihat dari ragam bahasa yang digunakan oleh penutur dan lawan tutur adalah futsuu kei ragam bahasa biasa. Cuplikan 2 halaman 136 : 駅員 : お客さん、だいじょうぶですか。 Eki in : Okyaku san, daijoubu desuka. Petugas stasiun ‘Tuan, apakah baik-baik saja?’ 乗客 : いや、急に胸が苦しくなって... Okyakusan : Iya, kyuu ni mune ga kurushiku natte... Tamu ‘Tidak, tiba-tiba dada saya menjadi sulit...’ 駅員 : 救急車を呼びましょうか。 Kyuukyuusha wo yobimashouka. ‘Boleh kah saya memanggil ambulans?’ 乗客 : いえ、ちょっと休みせてもらったよくなると思います から Ie, chotto yasumi sete moratta yoku naru to omoimasu kara. 。 Universitas Sumatera Utara 52 ‘Tidak perlu, saya pikir dengan beristirahat sebentar saja akan membaik’. Analisis: Pada cuplikan 2, bentuk penolakannya adalah いえ、ちょっと休みせても らったよくなると思いますから ie, chotto yasumisete moratta yoku naru to omoimasu kara ‘Tidak perlu, saya pikir dengan beristirahat sebentar saja akan membaik’. Bentuk penolakan seperti ini digunakan oleh siapa saja, disesuaikan dengan siapa penutur nya. Bentuk penolakan ....から digunakan dikarenakan hubungan penutur dan lawan tutur adalah tamu dan petugas stasiun. Penggunaan bentuk penolakan ini disebut penolakan yang memberikan alasan, penyebab, dan penjelasan kepada penutur mengapa menolak penolakan secara tak langsung. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Beebe, Takahashi Uliss Weltz. Hal ini terlihat dari ragam bahasa yang digunakan oleh petugas stasiun adalah teineigo dan tamu menggunakan futsuu kei. Cuplikan 3 halaman 131 : 男 C : 今週の土曜日あたり、ゴルフなんかいかがですか。 Otoko C : Konshuu no doyoubi atari, gurupu nan kaika ga desuka. Laki-Laki C ‘Bagaimana kalau sabtu minggu ini bermain golf?’ 男D : 土曜日ですか Otoko D : Doyoubi desuka. Doyoubi chotto.. 。土曜日ちょっと... Laki-laki D ‘Sabtu ? sabtu sepertinya...’ Universitas Sumatera Utara 53 男 C : そうですか。じゃまた別の機会にでも... Soudesuka. Jya mata betsu no kikai ni demo... ‘Oh begitu. Sampai ketemu di lain kesempatan...’ Analisis: Pada percakapan di atas, bentuk penolakannya adalah 土 曜 日 で す か doyoubi desuka ‘hari sabtu?’. Bentuk penolakan ini digunakan dikarenakan penutur dan lawan tutur adalah teman Bentuk penolakan ....ですか digunakan oleh teman, seusia, rekan kerja atau orang yang lebih muda. Pernyataan ini sesuai dengan teori Beebe, Takahashi Uliss Weltz yang mengatakan bahwa bentuk penolakan ini mengulang bagian dari pernyataan penutur penolakan secara tak langsung. Hal ini terlihat dari ragam bahasa yang digunakan adalah teineigo. Cuplikan 4 halaman 136 : 乗客 A : あのー、おじいさん、どうぞこちらに座ってください。 Okyakusan A : Anou, ojiisan, douzo kochira ni suwatte kudasai. Tamu ‘Silahkan kakek duduk di sebelah sini.’ 乗客B : いえいえ、私は次の駅で降りますから Ieie, watashi wa sugi no eki de orimasu kara. 。 ‘Tidak perlu, karena saya akan turun di stasiun kereta selanjutnya.’ Universitas Sumatera Utara 54 Analisis: Pada cuplikan 4, bentuk penolakannya adalah いえいえ、私は次の駅で 降りますから ieie, watashi wa tsugi no eki de orimasu kara ‘tidak perlu, karena saya akan turun di stasiun berikutnya’. Bentuk penolakan ini digunakan dikarenakan hubungan penutur dan lawan tutur adalah orang yang baru ditemui. Bentuk penolakan ini digunakan oleh siapa saja, disesuaikan dengan siapa penuturnya. Bentuk penolakan ini memberikan alasan, penyebab, dan penjelasan kepada penutur mengapa menolak penolakan secara tak langsung. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Beebe, Takahashi Uliss Weltz. Penutur seorang yang usia nya lebih muda dari lawan tutur yang seorang kakek, maka dari itu penutur menggunakan ragam bahasa kenjoogo dan lawan tutur menggunakan teineigo. Cuplikan 5 halaman 135 : A : ねえ、いつかつりに行こうよ。 Nee, itsuka tsuri ni ikou yo. ‘Hei, haruskah kapan-kapan kita pergi memancing ?’ B : いいけど。でも、朝早く起きないといけないんじゃないか? 早起きはあんまり... Iikedo. Demo, asa hayaku okinai to ikenain jyanaika ? haya oki wa anmari.. ‘Bagus. Bagaimana pun juga haruskah aku bangun pagi lebih cepat? Aku tidak terlalu biasa bangun cepat... ’ A : 心配ないよ。前の晩に車で出かけるんだから。 Shinpai nai yo. Mae no ban ni kuruma de dekakerun dakara. Universitas Sumatera Utara 55 ‘Tidak perlu khawatir. Kita pergi dengan mobil malam sebelumnya.’ B : 私、夜運転するのはどうも... Watashi, yoru unten suru no wa doumo... ‘Aku susah mengendarai malam hari...’ A : 僕の車で行けばいいじゃないか。 Boku no kuruma de ikeba ii jyanaika. ‘Ayo pergi dengan mobilku’ B : そうね。運転してくれるなら行くわ。次の土曜日はどう? Soune. Unten shite kureru nara ikuwa. Tsugi no doyoubi wa dou ? ‘Baiklah. Kalau kamu mengendarai mobil, aku ikut saja. Bagaimana dengan sabtu depan?’ A : うーん U-n. Sono hi wa chotto... 。その日はちょっと... ‘Uhm. Aku sudah ada rencana..’ Analisis: Pada percakapan di atas, bentuk penolakannya adalah うーん u-n ‘uhm’. Bentuk ini digunakan dikarenakan lawan tutur adalah teman. Bentuk penolakan うーん ini digunakan ketika lawan tutur adalah seusia, teman, keluarga, dan orang yang lebih muda Kemudian bentuk penolakan ini digunakan lawan tutur sebagai pengisi waktu antara selesainya tuturan yang dituturkan penutur dengan dimulainya tuturan penolakan yang akan diucapkan lawan tutur. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang dikatakan oleh Beebe, Universitas Sumatera Utara 56 Takahashi Uliss Weltz. Pada percakapan ini, ragam bahasa yang digunakan adalah futsuu kei ragam bahasa biasa. Universitas Sumatera Utara 57

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan