Tindak Tutur Ilokusi Permohonan Cuplikan 1 halaman 23 :

43

BAB III ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI PERMOHONAN DAN

PENOLAKAN DALAM PERCAKAPAN BAHASA JEPANG STUDI KASUS BUKU “ NAMERAKA NIHONGO KAIWA”

3.1. Tindak Tutur Ilokusi Permohonan Cuplikan 1 halaman 23 :

弟 : お兄ちゃんのパソコンの使い方、教えてよ Otouto : Oniichan no pasokon no tsukaikata, oshiete yo. 。 Adik ‘Tolong ajarkan cara menggunakan komputer abang’ 兄 : だめ。 Ani : Dame. Abang ‘Tidak’ Analisis: Berdasarkan percakapan di atas, bentuk permohonannya adalah 教えてよ oshiete yo ‘tolong ajarkan’. Bentuk permohonan ini digunakan untuk percakapan dalam hubungan keluarga. Bentuk verba te ini tidak dibatasi oleh jenis kelamin, artinya laki-laki maupun perempuan bisa menggunakan bentuk ini. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Zulaika. Kemudian pada percakapan ini tidak terdapat ragam bahasa keigo santun. Hal ini dikarenakan ragam bahasa yang digunakan adalah futsuu kei ragam bahasa biasa. Universitas Sumatera Utara 44 Cuplikan 2 halaman 42 : 男 A : サッカーの練習をしようよ。さあ、ぼくからけるぞ。 Otoko A : Sakka no renshuu wo shiyou yo. Saa, boku kara keru zo. Laki-laki A ‘Mari kita latihan sepak bola. Tendangannya dimulai dari aku ya’ 男B: :よし、こっちへけってくれ Otoko B : Yoshi. Kocchi he kettekure. 。 Laki-laki B ‘Yoshi, tendangnya kesini’ おっと、危ない。もうちょっとでガラス割っちゃうとこ だったぜ。 ‘Bahaya. Sedikit lagi bisa mengenai kaca’ Analisis: Pada cuplikan 2, bentuk permohonannya adalah こっちへけってくれ ‘tendang kesini’. Bentuk permohonan ini digunakan dikarenakan hubungan penutur dan lawan tutur adalah teman akrab. Bentuk verba te kure ini digunakan oleh laki-laki ketika lawan tutur adalah keluarga, teman akrab, seusia, maupun orang yang lebih muda. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Zulaika. Kemudian pada percakapan di atas tidak terdapat ragam bahasa keigo santun. Cuplikan 3 halaman 41 : 女C : ちょっとすいませんけど、つめてもらえませんか Onna C : Chotto suimasen kedo, tsumetemoraemasenka. 。 Perempuan A ‘Maaf, bisa tolong sedikit menggeser ?’ Universitas Sumatera Utara 45 女 A : ええ、どうぞお座りください。 Onna A : Ee, douzo osuwari kudasai. Perempuan C ‘Ya. Silakan duduk’. Analisis: Berdasarkan percakapan di atas, bentuk permohonannya adalah つめてもら えませんか tsumete moraemasenka ‘tolong geser’. Bentuk permohonan ini digunakan dikarenakan hubungan penutur dan lawan tutur adalah orang yang tidak dikenal. Bentuk verba te moraemasenka ini digunakan untuk memohon kepada siapa saja, sebagai rasa hormat terhadap lawan tutur. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Zulaika. Pada percakapan di atas ragam bahasa yang digunakan adalah teineigo. Hal ini dikarenakan teineigo digunakan oleh penutur dan lawan tutur untuk saling menghormati. Cuplikan 4 halaman 92 : 女A 1 : 鈴木さん、今忙しい Onna A : Suzuki san, ima isogashii ? ? Perempuan A ‘Suzuki, apakah sekarang sibuk?’ 男 B : いや、別に。 Otoko B : Iya, betsu ni. Laki-laki B ‘Tidak, sama sekali tidak.’ 女A 2 : 今ちょっといい?実はね、こんど近くの神社でお祭 りがあるんだけど... Universitas Sumatera Utara 46 : Ima chotto ii ? jitsu wa ne, kondo chikaku no jinjya de omatsuri ga arunda kedo... ‘Apakah sekarang boleh ? sebenarnya ya, ada perayaan festival di kuil terdekat akhir-akhir ini.’ 男 B : いつ? : Itsu ? ‘Kapan?’ 女A 3 : 今度の日曜日。それで、ちょっとお願いがあるの : Konshuu no nichiyoubi. Sorede, chotto onegai ga aru no. 。 ‘Hari minggu ini. Jadi, apakah aku boleh meminta bantuan sebentar?’ 男 B : 何かな。 : Nani kana. ‘Apa itu ?’ 女A 4 :お祭り時にね、飲み物を売るつもりなんで、手伝っ てほしいの Omatsuri toki ne, nomi mono wo uru tsumori nande, tetsudatte hoshii no. 。 ‘Waktu di perayaan festival itu ya, aku berencana ingin menjual minuman tapi aku ingin meminta bantuan.’ Analisis: Pada cuplikan 4, bentuk permohonannya ada empat yaitu : 1 今忙しい? kyou isogashii? ‘sekarang sibuk?’ 2 今ちょっといい kyou chotto ii ‘sekarang sebentar boleh’ Universitas Sumatera Utara 47 3それで、ちょっとお願いがあるの sorede, chotto onegai ga aruno ‘jadi, apakah aku boleh meminta bantuan sebentar?’ 4 手伝ってほしいのtetsudatte hoshii no ‘ingin minta bantuan’ Bentuk permohonan di atas digunakan dikarenakan hubungan penutur dan lawan tutur adalah teman akrab. Bentuk permohonan secara tidak langsung ini menunjukkan ungkapan yang digunakan untuk memaparkan keadaan sekarang seperti perasaan, keadaan, dan keinginan penutur. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Shiro dalam Irwan. Pada percakapan ini tidak ada ragam bahasa keigo santun. Hal ini dikarenakan ragam bahasa yang digunakan adalah futsuu kei ragam bahasa biasa. Cuplikan 5 halaman 92 : A :朝一番に車で飲み物を運んでくれる Asa ichiban ni kuruma de nomi mono wo hakonde kureru dake de iinda だけでいいんだけど。 kedo. ‘Pagi-pagi sekali boleh tidak membantu mengangkat minuman kedalam mobil.’ B :それぐらいならできるよ。ぼくにまかせといて。 Sore gurai nara dekiru yo. Boku ni makasetoite. ‘Kalau hanya itu aku bisa. Percayalah padaku.’ A :じゃ、朝8時半に迎えにいくわ。 Jya , asa hachi jihan ni mukae ni iku wa. ‘Kalau begitu, pagi menjemputnya jam 8.30 pagi ya.’ Universitas Sumatera Utara 48 Analisis: Pada cuplikan 5, bentuk permohonannya adalah 車で飲み物を運んでくれ る kuruma de nomimono wo hakonde kureru ‘tolong angkat minuman ke mobil.’ Bentuk ini digunakan dikarenakan hubungan penutur dan lawan tutur adalah teman sebaya. Bentuk verba te kureru ini digunakan kepada lawan tutur yang berada disebelahnya, teman akrab, seusia, dan orang yang lebih muda. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang diungkapan oleh Shiro dalam Irwan. Pada percakapan ini tidak terdapat ragam bahasa keigo santun. Cuplikan 6 halaman 67 : 祖父 : たけし、ちょっと肩をもんでくれないか ‘Takeshi,bisa tidak menggosok bahu kakek sebentar.’ 。 Takeshi , chotto kata wo monde kurenai ka. 孫 : いいよ。 Iiyo. ‘Iya.’ Analisis: Pada percakapan di atas, bentuk permohonannya adalah 肩をもんでくれな い か kata wo monde kurenaika ‘bisa tidak menggosok bahu’. Bentuk permohonan ini digunakan dikarenakan hubungan penutur dan lawan tutur adalah keluarga. Universitas Sumatera Utara 49 Bentuk verba te kurenai ini digunakan oleh orang yang dekat dengan penutur, teman, dan keluarga. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Shiro dalam Irwan. Pada percakapan ini tidak terdapat ragam bahasa keigo santun. Cuplikan 7 halaman 58 : 社員 : 部長、お話があるんですが... Kaisha in Bucho, ohanashi ga arun desu ga... Pegawai ‘Pak, ada yang ingin saya bicarakan..’ 部長 : 何だね。 Bucho : Nan da ne. Kepala bagian ‘Apa itu ?’ 社員 : これ、受け取ってください Kore, uke tottekudasai. 。 ‘Tolong diterima ini.’ 部長 : えつ?辞表じゃないか。会社をやめたいって言うのかい。 会社をやめてどうするつもリなんだい? E ? jihyou jyanaika. Kaisha wo yametai tte iu no kai. Kaisha wo yamete dou suru tsumori nandai ? ‘Apa? Ini kan surat pengunduran diri. Apakah kamu ingin meninggalkan perusahaan ? Apa yang akan kamu lakukan ketika meninggalkan perusahaan ?’ 社員 : それは、やめてから考えます。 Sore wa, yamete kara kangaemasu. ‘Setelah keluar dari perusahaan, saya berpikir tentang hal ini.’ Universitas Sumatera Utara 50 Analisis: Pada percakapan di atas, bentuk permohonannya adalah 受け取ってくださ い uke totte kudasai ‘tolong diterima’. Bentuk permohonan ini digunakan dikarenakan hubungan penutur dan lawan tutur adalah atasan dan bawahan dalam satu perusahaan. Bentuk verba te kudasai ini digunakan kepada orang yang mempunyai hakpangkat yang sama dan orang yang lebih rendah kedudukannya. Namun pada percakapan di atas, ~te kudasai ini bersifat umum, sopan, dan lawan tutur atau penutur beranggapan bahwa hal yang diinginkan oleh penutur adalah hal yang wajar. Pernyataan ini sesuai dengan teori yang diungkapan oleh Shiro dalam Irwan. Pada percakapan di atas, ragam bahasa yang digunakan adalah kenjoogo. Hal ini dikarenakan penutur memohon dengan rasa hormat kepada lawan tutur dengan cara merendahkan diri sendiri. Ragam bahasa yang digunakan adalah teineigo.

3.2. Tindak Tutur Ilokusi Penolakan Cuplikan 1 halaman 23 :