19
2 Skala peringkat status sosial antara penutur dan mitra tutur the speaker and
hearer relative power atau sering disebut dengan peringkat kekuasaan powe rating, yang didasarkan pada kedudukan asimetrik antara penutur dan mitra
tutur. 3
Skala peringkat tindak tutur atau sering disebut dengan rank rating atau lengkapnya adalah didasarkan pada kedudukan relatif tindak tutur yang satu
dengan tindak tutur lainnya.
2.3.1 Kesantunan dalam Bahasa Jepang
Kesantunan dalam bahasa Jepang disebut keigo. Sudjianto 2004:189 berpendapat bahwa pada dasarnya keigo dipakai untuk menghaluskan bahasa yang
dipakai orang pertama pembicara atau penulis untuk menghormati orang kedua pendengar atau pembaca dan orang ketiga yang dibicarakan. Jadi yang
dipertimbangkan pada saat menggunakan keigo adalah konteks tuturan termasuk orang pertama, orang kedua, dan orang ketiga.
Sachiko Ide dan Megumi Yoshida dalam Irwan 2010:13-15, menjelaskan bahwa keigo ditentukan oleh :
1. Tingkat Keakraban, misalnya ketika berbicara dengan orang yang baru
dikenal, seseorang akan menggunakan bentuk sopan seperti はじめまし て 、 私 は パ イ ジ ョ で す 。 ど う ぞ よ ろ し く 。 ’senang berkenalan
dengan Anda, saya Paijo.’ 2.
Usia, orang yang lebih tua usianya akan berbicara dengan ragam biasa kepada orang yang lebih muda, sedangkan orang yang lebih muda akan
berbicara dengan ragam sopan kepada orang yang kebih tua usianya.
Universitas Sumatera Utara
20
Jika seusia, mereka menggunakan ragam percakapan biasa. Hubungan Senpai-Kohai ‘senior-junior’ ternyata sangat kuat di antara pelajar
Jepang, khususnya di antara pelajar yang berada dalam satu kelompok maupun di perusahaan dan lingungan kerja. Senpai akan menggunakan
ragam bahasa biasa dan kohai menggunakan bahasa sopan. 3.
Hubungan Sosial, maksudnya adalah hubungan antara majikan dan pekerja, penyedia jasa dan pengguna jasa, guru dan murid. Hubungan ini
disebut hubungan profesionalitas. Pada umumnya orang yang mempunyai status sosial lebih tinggi akan menggunakan ragam bahasa
biasa dan bawahan akan menggunakan ragam bahasa sopan atau sangat sopan.
4. Status Sosial. Orang yang berstatus sosialnya tinggi akan menggunakan
bahasa sopan seperti keluarga kaisar, kantor, berita, dan sebagainya. 5.
Jenis Kelamin. Tuturan akan dianggap lebih akrab jika berbicara dengan sesama jenis kelamin.
6. Keanggotaan Kelompok. Orang Jepang mengguakan ekspresi dan istilah
yang berbeda bergantung kepada siapa mereka berbicara. Misalnya seorang suami akan menyebutkan nama istri ketika berbicara tentang dia
dengan seseorang. Pada ketentuan keenam ini ada dua pengelompokkan yaitu in-group ‘dalam kelompok’ dan out-group ‘luar kelompok’.
Anggota dalam kelompok seperti keluarga dan teman sekantor. Sedangkan luar kelompok, yaitu orang-orang yang mempunyai
hubungan jauh dengan penutur.
Universitas Sumatera Utara
21
7. Situasi. Orang-orang akan menggunakan tingkatan bahasa yang berbeda
bergantung pada situasi, bahkan ketika berbicara dengan orang yang satu tingkat. Ketika mereka bertengkar bahasa yang digunakan dapat
berubah dari bentuk sopan menjadi akrab atau dari akrab menjadi sopan.
2.3.2 Jenis-jenis Kesantunan dalam Bahasa Jepang