13
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Teknik, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Jalan Almamater
Kampus USU, Medan, Indonesia.
3.2 BAHAN DAN PERALATAN
3.2.1 Bahan
Pada penelitian ini bahan yang digunakan antara lain : 1.
Nira aren Arenga pinnata Merr 2.
Biokatalis Saccharomyces cervisiae 3.
NPK
3.2.2 Peralatan
Pada penelitian ini peralatan yang digunakan antara lain : 1.
Autoclaved 2.
Beaker glass 3.
Corong gelas 4.
Erlenmeyer 5.
Gelas ukur 6.
Kondensor refluks 7.
Labu leher tiga 8.
Neraca digital 9.
Hemositometer 10.
Water bath 11.
Piknometer 12.
Refraktometer 13.
Statif dan klem 14.
Stopwatch 15.
Termometer
Universitas Sumatera Utara
14
3.3 PROSEDUR PENELITIAN
3.3.1 Prosedur Pembuatan Starter
1. Semua peralatan disterilisasi di dalam autoclave selama 15 menit pada
suhu 121
o
C. 2.
Kadar gula nira aren Arenga pinnata Merr segar diukur dengan refraktometer.
3. Nira aren dipasteurisasi pada suhu 80
o
C kemudian didinginkan hingga suhu ruangan.
4. Dicampurkan satu oase S.cerevisiae dengan 500 ml nira aren kemudian
diaduk di rotary shaker hingga merata. 5.
Starter didiamkan selama 48 jam pada suhu ruangan. 6.
Dilakukan perhitungan jumlah sel hingga diperoleh konsentrasi larutan starter diatas 1.10
6
selml dengan hemositometer.
3.3.2 Prosedur Fermentasi
1. Semua peralatan disterilisasi di dalam autoclave selama 15 menit pada
suhu 121
o
C. 2.
Kadar gula nira aren Arenga pinnata Merr segar diukur dengan refraktometer.
3. Nira aren dipasteurisasi pada suhu 80
o
C kemudian didinginkan hingga suhu ruangan.
4. Dicampurkan nira aren dengan larutan starter sebanyak 15 vv dari
total volume campuran 500 ml. 5.
Ditambahkan NPK 0,4 mm ke dalam larutan. 6.
Campuran dijaga pada suhu 35
o
C selama 24 jam dalam kondisi anaerobik. 7.
Dimasukkan hasil fermentasi ke dalam peralatan distilasi, kondisi operasi diatur pada suhu 85
o
C. 8.
Distilat di tampung dengan erlenmeyer dan diukur volumenya. 9.
Diambil sampel distilat untuk dianalisis. 10.
Prosedur di atas diulangi dengan volume starter 25 ,35, 45,55 serta variasi suhu 32
o
C dan 39
o
C.
Universitas Sumatera Utara
15
3.3.3 Prosedur Analisis
3.3.3.1 Analisis Kadar Gula Nira Segar Dengan Refraktometer
1. Dibersihkan permukaan prisma refraktometer lalu keringkan.
2. Dialirkan satu tetes aquades ke prisma refraktometer untuk menentukan
titik nol. 3.
Dibersihkan dan dikeringkan prisma refraktometer. 4.
Diteteskan nira segar ke permukaan prisma dengan menggunakan batang plastik, buat larutan gula menyebar ke permukaan prisma dan jangan
sampai terbentuk gelembung kemudian prisma ditutup. 5.
Baca hasil pengukuran kadar gula pada refraktometer [55].
3.3.3.2 Analisis Densitas 1.
Alat piknometer yang digunakan untuk mengukur densitas bioetanol dikeringkan ke dalam oven pada temperatur 100
o
C selama 10 menit kemudian didinginkan sampai suhu kamar.
2. Ditimbang piknometer kosong dengan menggunakan neraca analitis
kemudian dicatat massanya. 3.
Diisi piknometer dengan aquades kemudian ditimbang dengan neraca analitis dan dicatat massanya. Dicatat suhu aquades pada saat pengukuran.
4. Piknometer dikeringkan di dalam oven pada temperatur 100
o
C selama 10 menit lalu didinginkan sampai suhu kamar.
5. Dimasukkan sampel distilat ke dalam.
6. Ditimbang piknometer yang berisi sampel distilat dengan menggunakan
neraca analitis dan dicatat massanya. 7.
Dihitung densitas distilat dengan rumus : ρ
1
m
1
= ρ
2
m
2
Dimana: ρ
1
= densitas air m
1
= massa piknometer berisi air – piknometer kosong
ρ
2
= densitas distilat m
2
= massa piknometer berisi distilat – piknometer kosong [4]
Universitas Sumatera Utara
16 3.3.3.3 Analisis Spesific Gravity dan API Gravity
Specific gravity dan API gravity adalah suatu pernyataan yang
menyatakan densitas kerapatan atau berat per satuan volume dari suatu bahan. Hubungan antara specific gravity sg dan API gravity G adalah sebagai berikut:
, sg
, Besarnya harga dari API gravity berkisar dari 0-100, sedangkan specific
gravity merupakan harga relatif dari densitas suatu bahan terhadap air. Hubungan
antara densitas dan specific gravity adalah sebagai berikut: S
densi as kg densi as air kg
3.3.3.4 Analisis Nilai Kalor Nilai densitas, spesific gravity dan API gravity kemudian digunakan untuk
menghitung nilai kalor dengan persamaan: ,
,
3.3.3.5 Analisis Kadar Bioetanol dengan Metode Densitas Analisa kadar bioetanol dilakukan dengan metode densitas dengan cara
berikut: 1.
Nilai densitas yang diperoleh sebelumnya dicocokkan pada tabel 3.1 berikut.
2. Kadar etanol dihitung dengan menginterpolasi data densitas berat jenis
dan kadar etanol pada suhu 30
o
C pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Konversi Berat Jenis - Kadar Etanol [56]
Kadar Larutan Etanol
Berat Jenis Larutan Etanol
gmL Kadar Larutan
Etanol Berat Jenis
Larutan Etanol gmL
1 2
3 4
5 0,99568
0,99379 0,99194
0,99014 0,98839
0,98670 25
26 27
28 29
30 0,95607
0,95442 0,95272
0,95098 0,94922
0,94741 [4]
[4]
Universitas Sumatera Utara
17 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 0,98507
0,98347 0,98189
0,98031 0,97875
0,97723 0,97573
0,97424 0,97278
0,97133 0,96990
0,96844 0,96697
0,96547 0,96395
0,96242 0,96087
0,95929 0,95769
31 32
33 34
35 36
37 38
39 40
41 42
43 44
45 46
47 48
49 0,94557
0,94370 0,94180
0,93986 0,93790
0,93591 0,93390
0,93186 0,92979
0,92770 0,92558
0,92344 0,92128
0,91910 0,91692
0,91472 0,91250
0,91028 0,90805
3.3.3.6 Analisis Bioetanol Dengan Reaksi Oksidasi Kalium Dikromat K
2
Cr
2
O
7
Analisis kualitatif bioetanol dilakukan dengan metode reaksi oksidasi dengan langkah sebagai berikut:
1. Persiapan bahan dan alat yang ingin digunakan pada saat analisis.
2. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 2 ml K
2
Cr
2
O
7
2 dan tambahkan 5 tetes H
2
SO
4
pekat. 3.
Tabung reaksi digoyangkan hingga larutan homogen. 4.
Ditambahkan 1 ml sampel bioetanol ke dalam tabung reaksi yang telah homogen.
5. Diamati perubahan yang terjadi.
6. Reaksi positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna dari jingga ke
hijau kebiruan [57].
Universitas Sumatera Utara
18
3.4 FLOWCHART PENELITIAN
3.4.1 Flowchart Pembuatan Starter
Gambar 3.1 Flowchart Pembuatan Starter Dicampurkan satu oase S.cerevisiae
dengan 500 ml nira aren kemudian diaduk di rotary shaker hingga merata
Ya Tidak
Dilakukan perhitungan jumlah sel dengan hemositometer Dipasteurisasi nira aren pada suhu 80
o
C kemudian didinginkan hingga suhu ruangan
Mulai
Selesai Disterilisasi semua peralatan di dalam autoclave
selama 15 menit pada suhu 121
o
C
Apakah konsentrasi starter sudah lebih dari
1.10
6
selml? Starter didiamkan selama 48 jam pada
suhu ruangan Diukur kadar gula nira aren segar dengan refraktometer
Universitas Sumatera Utara
19
3.4.2 Flowchart Fermentasi
Gambar 3.2 Flowchart Proses Fermentasi Diukur kadar gula nira aren segar dengan refraktometer
Dicampurkan nira aren dengan larutan starter sebanyak 15 vv dari total volume campuran 500 ml
Mulai
Selesai Disterilisasi semua peralatan di dalam autoclave
selama 15 menit pada suhu 121
o
C
Ditambahkan NPK 0,4 mm ke dalam larutan
Dimasukkan hasil fermentasi ke dalam peralatan distilasi, kondisi operasi diatur pada suhu 85
o
C
Distilat di tampung dengan erlenmeyer dan diukur volumenya
Diambil sampel distilat untuk dianalisis
Apakah masih ada variasi lain?
Ya
Tidak Dijaga campuran pada suhu 35
o
C selama 24 jam
Dipasteurisasi nira aren pada suhu 80
o
C kemudian didinginkan hingga suhu ruangan
Universitas Sumatera Utara
20
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL ANALISIS KADAR GULA NIRA AREN
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bahan baku berupa nira aren Arenga pinnata Merr yang diperoleh dari kecamatan Namorambe, Sumatera
Utara, Indonesia. Hasil pengukuran dengan menggunakan refraktometer diperoleh kandungan gula nira aren sebesar 11 brix. Brix adalah zat padat kering yang
terlarut dalam suatu larutan yang dihitung sebagai sukrosa. Selain itu brix juga didefinisikan sebagai persentase massa sukrosa yang terkandung di dalam massa
larutan sukrosa [58]. Berdasarkan Tangkuman et al [11] yang menyatakan bahwa nira aren mengandung kadar gula berkisar 6-16.
4.2 KARAKTERISASI FTIR FOURIER TRANSFORM INFRA RED ETANOL
Karakterisasi FTIR Fourier Transform Infra Red etanol dari nira aren dilakukan untuk mengidentifikasi gugus fungsi dari senyawa etanol. Karakteristik
FTIR etanol dapat dilihat pada Gambar 4.1 di bawah ini.
Gambar 4.1 Spektrum FTIR Fourier Transform Infra Red Etanol Dari Nira Aren
Keterangan analisa gugus fungsi [59]: -
3336,46 cm
-1
: ikatan pada -OH -
2978,00 cm
-1
: ikatan pada alkana C-H -
1642,24 cm
-1
: ikatan pada amida N-H -
1085,54 : ikatan pada C-OH
- 1043,99 cm
-1
: ikatan pada C-OH -
877,92 cm
-1
: ikatan aromatic C-H
Universitas Sumatera Utara
21 Data spektrum etanol dengan mencermati puncak serapan gelombang yang
diperlihatkan dapat dianalisis bahwa pada serapan 3336,46 cm
-1
terdapat serapan yang kuat dan melebar, Serapan yang melebar menunjukkan adanya interaksi
antara molekul elektronegatif O dengan positif H yang membentuk ikatan hidrogen [60]. Hal ini menunjukkan adanya gugus
–OH dalam sampel. Serapan kecil pada 2978,00 cm
-1
menunjukkan adanya ikatan alkana C-H yang kuat. Pada serapan 1043,99 cm
-1
terdapat ikatan C-OH. Maka dari hasil analisis FTIR dapat disimpulkan bahwa sampel uji yang merupakan produk dari penelitian ini
adalah etanol. Namun dari hasil analisis FTIR bioetanol masih terdapat beberapa gugus
fungsi yang lain diantaranya adanya serapan pada 1642,24 cm
-1
menunjukkan adanya ikatan antara nitrogen dan hidrogen N-H. Serta pada 877,92 cm
-1
menunjukkan adanya ikatan aromatik. Hal ini disebabkan karena adanya kandungan senyawa lain selain gula seperti abu, protein dan lemak pada nira [13]
yang terurai pada saat pemanasaan saat distilasi kemudian ikut menguap bersama etanol sehingga terdapat beberapa gugus lain pada kandungan bioetanol yang
diperoleh.
4.3 HASIL ANALISIS ETANOL DENGAN REAKSI OKSIDASI KALIUM DIKROMAT K