PENGARUH SUHU DAN VOLUME STARTER TERHADAP YIELD ETANOL

24

4.5 PENGARUH SUHU DAN VOLUME STARTER TERHADAP YIELD ETANOL

Hubungan antara volume starter dan suhu terhadap yield etanol yang dihasilkan dapat dilihat pada gambar 4.4. Profil yield etanol yang dihasilkan dilihat setelah 24 jam proses fermentasi dan telah melalui tahap distilasi. Gambar 4.4 Grafik Pengaruh Suhu dan Volume Starter Terhadap Yield Etanol Gambar 4.4 menunjukkan bahwa yield etanol yang dihasilkan mengalami peningkatan di awal kemudian mengalami penurunan seiring bertambahnya volume starter. Dalam penelitian ini dihasilkan yield etanol tertinggi sebesar 38,1430 pada perlakuan suhu 32 o C dengan penambahan volume starter 35 . Sedangkan perolehan yield etanol terendah sebesar 15,5667 pada perlakuan suhu 32 o C dengan penambahan volume starter 15 . Yield etanol berbanding lurus terhadap konsentrasi etanol yang dihasilkan. Kenaikan konsentrasi etanol akan meningkatkan nilai yield etanol. Hal ini menunjukkan semakin tinggi nilai yield maka semakin efisien proses fermentasi tersebut [21]. Wardani dan Pertiwi [70] menyatakan bahwa pada konsentrasi sumber gula yang lebih tinggi dibutuhkan inokulum yang lebih banyak untuk mengkonversi gula menjadi etanol .Tian et al [71] melaporkan bahwa peningkatan sel ragiinokulum pada titik tertentu untuk fermentasi menghasilkan efisiensi produksi bioetanol yang lebih tinggi. 5 10 15 20 25 30 35 40 45 20 40 60 Y ield Volume Starter suhu 32 suhu 35 suhu 39 o C o C o C Universitas Sumatera Utara 25 Gambar 4.4 memperlihatkan bahwa peningkatan suhu pada proses fermentasi tidak menunjukkan nila yield yang semakin tinggi. Disisi lain Fahrizal et al [10] menyatakan bahwa peningkatan suhu akan meningkatkan perolehan kadar etanol. Dimana kadar etanol berbanding lurus terhadap nilai yield. Hal ini menunjukkan bahwa suhu dan volume starter sangat mempengaruhi pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae dalam melakukan proses fermentasi. Pada kondisi optimum, peningkatan suhu akan meningkatkan kecepatan pertumbuhan mikroba, maka jumlah sel akan semakin banyak [68]. Jumlah populasi sel yang semakin tinggi tidak diharapkan dalam proses fermentasi karena akan mengakibatkan keterbatasan ruang dan interasksi antar sel sehingga terjadi kemunduran dalam perolehan etanol [67]. Yield etanol sebesar 38,1430 dimanfaatkan untuk pembentukan etanol sedangkan sisanya 61,8570 dimanfaatkan untuk proses lain, seperti untuk mempertahankan metabolisme sel, untuk pembentukan biomassa atau asam piruvat yang terbentuk pada proses glikolisis belum mampu sepenuhnya dirubah menjadi etanol oleh Saccharomyces cerevisiae [64]. Yield etanol yang rendah dapat disebabkan karena adanya hambatan pembentukan dalam konsentrasi tinggi dalam waktu yang terbatas, selain itu penguapan lambat dari etanol atau kehilangan etanol saat distilasi menyebabkan penurunan konsentrasi etanol [44].

4.6 PERBANDINGAN STANDAR BAKU MUTU BIOETANOL