NIRA AREN FERMENTASI Pengaruh Suhu dan Volume Starter Dalam Pembuatan Bioetanol Dari Nira Aren (Arenga Pinnata Merr)

8 Tabel 2.1 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Etanol [31] Sifat Fisika dan Sifat Kimia Nilai Berat molekul, gmol Titik beku, o C Titik didi normal, o C Densitas, gml Viskositas 20 o C, mPas Cp Panas penguapan normal, Jg Panas pembakaran pada 25 o C, Jg Panas jenis pada 25 o C, J g o C Nilai oktan Wujud pada suhu kamar Dicampur dengan natrium Kelarutan dalam air Dapat terbakar 46,1 -114,1 78,32 0,7983 1,17 839,31 29676,6 2,42 106-111 Cair Bereaksi Larut sempurna ya

2.2 NIRA AREN

Nira segar diperoleh dari tanaman aren Arenga pinnata Merr merupakan minuman alami yang manis dan transparan. Nira diperoleh dengan menekan ganggang dari tanaman aren tersebut. Kemudian puncak dari tangkai diiris sekitar 1-5 mm selama proses penyadapan. Pipa bambu digunakan untuk mengumpulkan getahnira [32]. Tangkai dapat diiris setiap hari dan disadap sekali atau dua kali setiap hari selama periode aliran getah [14]. Nira yang transparan memiliki kandungan gula 100-144 gkg dengan pH 7,0- 7,4 [33]. Getah atau nira yang dikumpulkan dari pohon tanaman aren mengandung sekitar 10-12 total gula yang terdiri dari sukrosa, lebih sedikit gula tereduksi, mineral lain dan vitamin [32]. Menurut Pontoh [13] nira segar megandung gula 13,9-14,9, abu 0,04, protein 0,2 dan kadar lemak 0,02.Nira mengandung sukrosa yang melimpah dan sisi kutubnya merupakan rantai asam amino khususnya asparagin dan glutamin [34]. Nira merupakan minuman yang sangat manis dan non alkohol sebelum fermentasi. Namun memiliki tenggang waktu yang sangat singkat dimana setelah Universitas Sumatera Utara 9 4 jam terpapar suhu lingkungan, nira akan terfermentasi menjadi minuman beralkohol yang disebut tuak [32]. Nira adalah salah satu produk tanaman aren Arenga pinnata Merr yang bernilai ekonomis [35]. Dimana aren Arenga pinnata Merr dapat ditemukan tumbuh liar di hutan primer dan sekunder di Asia tenggara. Aren dapat tumbuh tinggi mencapai 12 meter dan memiliki batang yang tebal, berserat dan berbulu yang ditutupi daun lebat berwarna putih dibagian bawah. Keseluruhan aren tertutup oleh serat hitam yang disebut ijuk [36].

2.3 FERMENTASI

Fermentasi merupakan perubahan kimiawi dari senyawa-senyawa organik oleh enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme. Mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi ini terutama dari golongan khamir yeast, kapang fungi dan bakteri [37]. Reaksi fermentasi glukosa menjadi bioetanol ditunjukkan oleh persamaan reaksi di bawah ini: C 6 H 12 O 6 2C 2 H 5 OH + 2CO 2 [38] Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil fermentasi antara lain : 1. Nutrisi Merupakan bahan baku yang mengandung nutrien seperti karbohidrat yang menjadi sumber karbon dan nutrien lain seperti protein. Nutrien-nutrien ini berfungsi sebagai penghasil energi bagi mikroba untuk menghasilkan produk pada proses fermentasi. 2. Suhu Suhu akan mempengaruhi lamanya fermentasi. Suhu akan disesuaikan dengan kriteria mikroba yang digunakan. Jika suhu terlalu tinggi akan menyebabkan mikroba mati sehingga proses fermentasi tidak akan berlangsung, sedangkan jika suhu terlalu rendah maka fermentasi akan berlangsung lambat [39]. 3. Derajat Keasaman pH Sama halnya seperti suhu, maka pH juga harus dikontrol. pH substrat harus disesuaikan dengan kisaran pH mikroba yang digunakan untuk pertumbuhannya. Biasanya bakteri tumbuh pada pH 4-8, khamir pH 3-6, Universitas Sumatera Utara 10 kapang pada pH 3-7. Dengan mengontrol pH dapat meminimalkan kontaminan [40]. 4. Oksigen Oksigen secara tidak langsung mempengaruhi fermentasi. Secara aerob maka mikroba akan menghidrolisi gula menjadi air dan CO 2 , tetapi pada kondisi anaerob gula akan diubah menjadi alkohol dan CO 2. 5. Mikroba Dalam fermentasi alkohol biasanya digunakan khamir karena khamir mampu mengkonversi gula menjadi alkohol karena adanya enzim zimase [39]. Ada beberapa jenis khamir yang digunakan seperti Saccharomyces cerevisiae [41], dry yeast [42], G. thermoglucosidasius [43], dan sebagainya.

2.4 SACCHAROMYCES CEREVISIAE