25 Gambar 4.4 memperlihatkan bahwa peningkatan suhu pada proses
fermentasi tidak menunjukkan nila yield yang semakin tinggi. Disisi lain Fahrizal et al [10] menyatakan bahwa peningkatan suhu akan meningkatkan perolehan
kadar etanol. Dimana kadar etanol berbanding lurus terhadap nilai yield. Hal ini menunjukkan bahwa suhu dan volume starter sangat mempengaruhi pertumbuhan
Saccharomyces cerevisiae dalam melakukan proses fermentasi. Pada kondisi
optimum, peningkatan suhu akan meningkatkan kecepatan pertumbuhan mikroba, maka jumlah sel akan semakin banyak [68]. Jumlah populasi sel yang semakin
tinggi tidak diharapkan dalam proses fermentasi karena akan mengakibatkan keterbatasan ruang dan interasksi antar sel sehingga terjadi kemunduran dalam
perolehan etanol [67]. Yield
etanol sebesar 38,1430 dimanfaatkan untuk pembentukan etanol sedangkan sisanya 61,8570 dimanfaatkan untuk proses lain, seperti untuk
mempertahankan metabolisme sel, untuk pembentukan biomassa atau asam piruvat yang terbentuk pada proses glikolisis belum mampu sepenuhnya dirubah
menjadi etanol oleh Saccharomyces cerevisiae [64]. Yield etanol yang rendah dapat disebabkan karena adanya hambatan pembentukan dalam konsentrasi tinggi
dalam waktu yang terbatas, selain itu penguapan lambat dari etanol atau kehilangan etanol saat distilasi menyebabkan penurunan konsentrasi etanol [44].
4.6 PERBANDINGAN STANDAR BAKU MUTU BIOETANOL
Untuk membandingkan larutan bioetanol yang diperoleh dari penelitian ini dengan standar etanol nabati seharusnya dapat ditunjukkan oleh tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.1 Standar Etanol Nabati [56] No.
Parameter Satuan
Mutu Standar Bioetanol
Bioetanol dari Nira Aren Hasil
Penelitian Keterangan
1. Densitas
Etanol gml
Maks. 0,7890 0,9206-0,9500
Belum Sesuai
2. Specific
Gravity -
Maks. 0,7807 0,9246-0,9542
Belum Sesuai
3. Kelarutan
dalam Air -
Larut Larut
Sesuai 4.
Warna Cairan
- Jernih
Tidak Berwarna Jernih
Tidak Berwarna Sesuai
Universitas Sumatera Utara
26 5.
Reaksi dengan Api
- Mudah Terbakar
Tidak Terbakar Belum
Sesuai 6.
Bau -
Berbau Tajam Menyengat
Berbau Tajam Menyengat
Sesuai
Dapat dilihat dari tabel 4.2 di atas bahwa etanol dari nira aren yang merupakan hasil dari penelitian ini telah memenuhi standar etanol nabati. Sedangkan untuk
kelayakan sebagai bahan baku alternatif, Badan Standar Nasional BSN telah menetapkan standar baku mutu bioetanol secara umum seperti tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Syarat Mutu Bioetanol Bahan Bakar [72] No.
Parameter Satuan
Mutu Standar Bioetanol
Bioetanol dari Nira Aren Hasil Penelitian
Keterangan 1.
Kadar Etanol
vv Min. 94,1
Maks. 43,3165 Belum
Sesuai 2.
Minyak Fusel
mgL Maks. 15
- -
3. Aldehid
mgL Maks. 30
- -
4. Metanol
mgL Maks. 30
- -
5. Densitas
gml Maks. 0,8125
Min. 0,9206 Belum
Sesuai 6.
Specific Gravity
- Maks. 0,8125
Min. 09246 Belum
Sesuai 7.
Nilai Kalor kkalkg
Min. 5000 Maks. 266,7956
Belum Sesuai
8. Keasaman
mgL Maks. 30
- -
9. Kadar Air
bb Maks. 2
- -
Bioetanol yang dihasilkan pada penelitian ini belum memenuhi standar bioetanol bahan bakar yang telah ditentukan, hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya: 1.
Tertimbunnya produk serta terbentuknya flok akibat dari akumulasi jumlah mikroba pada proses fermentasi.
2. Proses pemurnian atau distilasi yang belum optimal, sebaiknya dilakukan
distilasi bertingkat azeotrop atau dapat menambahkan senyawa anhidrat untuk meningkatkan kemurnian bioetanol.
Universitas Sumatera Utara
27
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN