Proses Nasionalisasi Aset Dana Milik Praja Mangkunegaran

commit to user 65 Badan perjuangan berusaha menguasai industri Mangkunegaran dengan mengadakan pengamanan terhadap para pegawai berkebangsawaan Jepang. Badan-badan perjuangan itulah yang berkuasa untuk mengamankan pabrik-pabrik dari kekuasaan Jepang. Penguasaan ini menyebabkan perusahaan-perusahaan milik Mangkunegaran juga ikut di kuasai oleh badan- badan perjuangan ini sehingga menyebabkan Praja Mangkunegaran kesulitan membiayai kehidupan Pemerintahannya dimana pembiayaan Praja Mangkunegaran telah terputus subsidinya dari Pemerintah Jepang dan tidak jelasnya peraturan mengenai hubungan ekonomi antara negara dengan kerajaan. 26

D. Proses Nasionalisasi Aset Dana Milik Praja Mangkunegaran

Pemaksaan kekuatan militer terhadap Mangkunegaran tahun 1947 merupakan dilema bagi kedudukan Mangkunegaran. Praja Mangkunegaran juga mengalami masalah sosial. Dengan dibubarkannya Legiun Mangkunegaran dan di ubahnya industri-industri milik Mangkunegaran menjadi industri-industri perang menambah beban sosial ekonomi Praja Mangkunegaran. Hilangnya sumber pemasukan utama Praja Mangkunegaran yang sebagian besar berasal dari hasil industri pertanian menyebabkan Mangkunegaran tidak mampu menghasilkan dana sosial yang cukup untuk mengatasi masalah sosial yang semakin meningkat. 27 26 Kondisi itulah yang mengakibatkan rumah tangga Mangkunegaran menjadi terbengkalai. Bundel Rupa- rupa 1944-1946, Arsip Reksapustaka Mangkunegaran , no. 476 27 Asia Raja, No. Istimewa, 29 April 2603, hlmaman 3; Kejadian-kejadian di Istana Mangkunegaran 1942- 1945. Arsip Mangkunegaran. commit to user 66 Meskipun berdasarkan Maklumat dari menteri kemakmuran mengenai masalah perusahaan Mangkunegaran tahun 1945 bahwa Mangkunegaran diberi izin untuk mengelola perusahaannya sendiri. 28 Hal ini berbeda dalam pelaksanaannya yaitu pada tahun 1946 Mangkunegaran tetap harus menyerahkan perusahaan-perusahaannya kepada Pemerintah Republik. Tentu saja hal ini menyebabkan kekecewaan yang mendalam bagi pihak kerajaan Mangkunegaran meskipun begitu pihak Mangkunegaran tetap patuh dan melalui surat kuasa yang dikeluarkan oleh Sri paduka Mangkunegara VIII kepada Superintendent Mangkunegaran yang saat itu dijabat oleh Ir Sarsito Mangkusumo untuk menyerahkan pengelolaan perusahaan Mangkunegaran yang bernaung di bawah Dana Milik Mangkunegaran kepada BPPGN dan PPN pada tahun 1946. 29 Pemerintah pusat mengeluarkan maklumat yang di teruskan kepada Pemerintahan daerah Surakarta untuk menetapkan bahwa sejak adanya wakil Pemerintah Republik Indonesia yang sah di kota Surakarta maka segenap pegawai Kasunanan dan Mangkunegaran adalah berstatus sebagai Pegawai Negeri Republik Indonesia, dan Dewan Pertahanan Daerah Surakarta yang dibentuk pada tanggal 10 Juni 1946 memiliki kewenangan yang luas terhadap Pemerintahan di Kota Surakarta. 30 Dalam rapat yang dilaksanakan tidak lama setelah maklumat tersebut diturunkan, diputuskan untuk segera melakukan penggabungan Jawatan Mangkunegaran 28 Maklumat Kementrian Kemakmuran tahun 1945, Arsip Reksapustaka Mangkunegaran, no. 5107 29 Surat Kuasa istimewa Mangkunegara VIII kepada Superintendent tahun 1946, Arsip Reksapustaka Mangkunegaran, no. 4752 30 Maklumat Pemerintah kota Surakata terkait masalah perubahan status Pegawai Kasunanan dan Mangkunegaran tahun 1946, Arsip Reksapustaka Mangkunegaran, no. 727 commit to user 67 kedalam Pemerintah Republik, pihak Praja Mangkunegaran bahkan menyediakan kantor yang berada di dalam Pura Mangkunegaran. 31 Dengan berakhirnya status Pemerintahan Mangkunegaran ini maka semua badan usaha Mangkunegaran diambil alih pengelolaannya oleh Pemerintah Republik Indonesia atau dinasionalisasi. Badan usaha ini kemudian dikelola oleh badan baru bentukan Pemerintah Republik Indonesia yaitu Perusahaan Nasional Surakarta. Dalam rangka memperluas cakupan dalam pengelolaan perkebunan-perkebunan yang telah dinasionalisasi, Pemerintah pusat membentuk badan yang mengurusi masalah tersebut yang berada di bawah Koordinasi Kementerian Pertanian yaitu Perusahaan Perkebunan Republik Indonesia pada tanggal 30 April 1947. 32 Hal ini juga ditegaskan dengan turunan surat yang dikeluarkan oleh Kepala Jawatan Perkebunan kepada Dewan Pimpinan BPPGN dan PPN tentang pengaturan administrasi perusahaan Kasunanan dan Mangkunegaran yang telah dikuasai oleh Negara antara lain perusahaan Gula Kasunanan dan Mangkunegaran serta perusahaan Gamping dan tentang pegawai atau aset kekayaan Swapraja. 33 31 Berkas masalah penyerahan kantor –kantor Mangkunegaran dalam penggabungan Djawatan Mangkunegaran ke dalam Djawatan RI, Arsip Reksapustaka Mangkunegaran, no. 737 32 Wasino, Makalah Nasional, Nasionalisasi Pabrik Gula Mangkunegaran, Yogyakarta: UGMPress, 2004, hlm. 6 33 Pengaturan Kekayaan daerah Swapraja tahun 1946, Arsip Reksapustaka Mangkunegaran, no. 5170 commit to user 68

E. Pengaruh Agresi Militer Belanda II terhadap Kebijakan dan Sikap Mangkunegaran