Sistem ekonomi Praja Mangkunegaran pada masa pendudukan Jepang

commit to user 58 Timur Raya. Kegiatan ekonomi berjalan sesuai sistem ekonomi perang diseluruh wilayah Indonesia pada umumnya dan di Surakarta pada khususnya.

B. Sistem ekonomi Praja Mangkunegaran pada masa pendudukan Jepang

Mangkunegaran merupakan kadipaten yang mempunyai beberapa wilayah kekuasaan. Pada masa mangkunegara IV struktur Pemerintahannya mulai tertata dengan baik serta kondisi ekonomi yang mulai mengalami kemakmuran. Sampai pada tahun 1944 kadipaten Mangkunegaran telah dipimpin oleh tujuh penguasa secara turun temurun , pada akhirnya kekuasaan Mangkunegaran dipegang oleh Mangkunegara VIII yang mulai dilantik pada tahun 1944 sebagai pengganti Mangkunegara VII. Pada tahun tersebut kondisi negara Indonesia khususnya Surakarta didominasi oleh kekuasaan Pemerintahan Jepang. Pada mulanya para pendatang dari Jepang hanya melakukan usaha-usaha perdagangan , kemudian hal tersebut menjadikan kekhawatiran bagi Pemerintahan Kolonial yang lebih dahulu menguasai daerah Surakarta. Akan tetapi kekhawatiran tersebut tidak menghalangi hubungan baik antara Mangkunegaran dengan para pedagang dari Jepang. Ketika Jepang menguasai Indonesia, Mangkunegaran yang sebelumnya tergabung dalam organisasi penentang Jepang ternyata tidak mengalami perlakuan buruk dari Pemerintah Jepang terutama dalam hal kekuasaannya, bahkan Jepang yang sadar akan kekurangannya, terutama dalam hal penyediaan tenaga administrasi, justru sangat membutuhkan Mangkunegaran dalam mengurusi Pemerintahannya sesuai dengan kepentingan perang Jepang. 7 7 Pheres Sunu Wijayengrono, “Politik Mangkunegaran dalam mempertahankan Swapraja tahun 1945- 1946”, Skripsi Sarjana Jurusan Ilmu Sejarah, FSSR, Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2005, hlm. 28. commit to user 59 Dalam mempertahankan hubungan politik yang baik dengan Mangkunegaran, Pemerintah Jepang mengadakan kunjungan ke Mangkunegaran yang dipimpin oleh Kolonel Nakayama, dalam kunjungannya tersebut kolonel Nakayama berpidato bahwa : 1. “lagi pula saya kira bahwa kedudukan yang paduka terima dari Pemerintah Belanda itu sebagai prinsip tidak akan kami kurangi”. 2. “mulai sekarang kerajaan Solo dan Jogja tidak termasuk daerah Jawa Tengah tetapi direct di bawah Pemerintahan militer yang kantor besarnya ada di Jakarta”. 3. “tidak lama lagi kami akan kirim beberapa opsir Nippon kaum ahli ke sini sebagai badan pengawasan yang akan menjadi perantaraan Pemerintah Nippon dan kerajaan di sini, dan membantu atau memberi nasehat dalam pekerjaan Sri Paduka Mangkunegaran”. 8 Setelah terbentuk badan pengawasan , T. kohr’ sebagai kepala badan pengawasan mengadakan kunjungan ke Mangkunegaran dari keterangannya yang penting adalah: demikian saya berusaha sekuat-kuatnya untuk menambah kemakmuran Negeri dan dengan begitu menciptakan cita-cita hidup bersama makmur bersama di Asia Timor Raya yang berarti kebahagiaan bagi seluruh rakyat Indonesia. 9 Dalam pertemuan pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan antara Pemerintah Jepang dengan Mangkunegaran dalam kelembagaan politik Mangkunegaran dengan mempertahankan status Mangkunegaran dari Pemerintahan Kolonial dengan pendirian Badan Pengawas Kerajaan BPK yang disusul dengan perubahan terhadap nama kelembagaan menjadi 8 Kejadian-kejadian di pura Mangkunegaran dalam bulan Maret dan April 1942, Arsip Reksopustoko Mangkunegaran no. 1459 9 Ibid commit to user 60 Mangkunegaran Kooti dimana terdapat kontrol yang lebih ketat dari Koooti Zimu Kyoku Tyookan yang berkedudukan sebagai pengurus masalah kerajaan. 10 Perubahan kekuasaan di tangan tentara Jepang ini memberikan suatu perubahan yang sangat berarti bagi Mangkunegaran, yaitu keterlibatan Pemerintahan militer Jepang dalam kontrol kekuasaan dan administrasi kepatihan . apabila pada masa Kolonial, Mangkunegaran memiliki keleluasaan dalam mengontrol lembaga kepatihannya sendiri , sejak masa Jepang hal itu sudah tidak berlaku lagi yang dikarenakan dibentuknya lembaga pengawasan bagi kerajaan dan patih diangkat atau diberhentikan oleh wakil penguasa Jepang di Surakarta. Selain itu perubahan lainnya adalah kemampuan Pemerintah militer Jepang dalam memaksakan kepentingannya terhadap Mangkunegaraan yang didasari oleh kontrol militernya. Kebijaksanaan militeristis Pemerintah Jepang memberikan kenyataan bahwa kekuasaan dan keleluasan Mangkunegaran semakin berkurang dan didominasi kekuasaan di Mangkunegaran diusahakan selalu berada dibawah kontrol tentara Jepang. Walaupun demikian masa ini mempertegas posisi Mangkunegaran dalam hubungannya dengan Kasunanan. Kebijakan Jepang yang memberikan kemandirian status kepada masing- masing kerajaan di Surakarta merupakan bentuk penegasan terhadap kekuasaan Mangkunegaran yang terpisah dari Kasunanan. Bagi kedua kerajaan di Surakarta diadakan pengambilan sumpah setia pada tanggal 7 agustus 1942 pada Pemerintah Dai Nippon dengan perintah saiko sikikan, yaitu jenderal Hitoshi Imamura yang pelantikannya dilakukan seminggu kemudian. Dalam pelantikan pemimpin Kochi, jenderal Imamura mengatakan sebagai berikut dalam pidatonya : 1. Koo diangkat dan dilantik oleh pembesar Dai Nippon. 10 Pheres Sunu Wijayengrono, op. cit. hlm. 56 commit to user 61 2. Koo bersumpah setia kepada Pemerintah Dai Nippon dan Koo bersama rakyatnya harus menghormat tenno heikka di negeri Jepang. 3. Koo harus melasanakan segala macam perintah balatentara Dai Nippon. 4. Koo harus menerima kedudukan Koochi jimmu kyoku chokan yang dijabat oleh orang Jepang. 11 Dengan kondisi politik yang begitu peliknya maka hal ini secara langsung berdampak langsung pada kondisi ekonomi, sosial, budaya didalam Pura Mangkunegaran. Hal ini juga mempengaruhi sistem ekonomi Praja mangkunegaran, keadaan masyarakat pedesaan di Jawa berada pada kondisi yang memprihatinkan. Belanda menerapkan sistem tanam paksa sedangkan pada masa Jepang menerapkan sistem tanam wajib sebagai salah satu kebijakan ekonominya. Pada sistem penanaman wajib ini, Jepang lebih mengutamakan tanaman yang mendukung keperluan perang baik itu tanaman perkebunan seperti karet, tebu dan kina. Tanaman yang berguna untuk perang seperti kapas, rosela dan jarak juga dibudidayakan. Kapas dan rosela digunakan sebagai bahan pembuat kain sedangkan tanaman jarak sebagai bahan pembuat minyak pelumas untuk alat-alat persenjataan.

C. Komisi Dana Milik Mangkunegaran pada Masa awal Kemerdekaan R.I