commit to user 33
Perkebunan serat nanas memanfaatkan lahan milik perkebunan kopi di daerah Kerjogadungan. Pemanfaatan lahan tersebut dilakukan dilahan dataran
rendah dan kurang mendatangkan keuntungan bagi tanaman kopi. Usaha pembibitan atau persemaian tanaman serat nanas dimulai pada tahun 1919 dengan
memanfaatkan lahan seluas 16 ha. Untuk penanaman dilakukan pada lahan seluas 140 ha yang berlangsung hingga bulan Maret tahun 1921 dan meningkat untuk
tahun berikutnya secara teratur.
24
Pabrik serat nanas Mojogedang didirikan pada tahun 1922 di wilayah Mojogedang dan berdekatan dengan lingkungan
perusahaan kopi Kerjogadungan. Produksi pertama perusahaan serat nanas Mojogedang adalah pada tanggal 23 Juli 1923.
25
5. Pabrik Genting Kemiri
Pabrik genting di Kemiri didirikan berdasarkan pertimbangan- pertimbangan, antara lain untuk membantu rakyat mendapatkan genting dengan
harga pokok, menjual di pasaran bebas sehingga keuntungannya bermanfaat bagi rakyat untuk memperoleh genting dengan harga pokok. Pada bulan Januari 1922
diputuskan untuk mengambil alih sebuah pabrik genting dengan harga f 25.000.- pada tahun-tahun berikutnya diadakan banyak perluasan dan pembaharuan,
sehingga nilai pabrik itu pada tahun 1925 sudah berlipat dua kali. Dana penduduk Tasikmadu dan Colomadu masing-masing membeli saham f 8.400 dan f 5.000,
dan memberi pinjaman f 16.600 dan f 10.000 sebagai modal kerja. Pinjaman tersebut pada tahun1927 sudah dapat dilunasi, karena perusahaan ini milik Dana
24
Adhi Agus Wijayanto, “Dampak Perusahaan Serat Nanas Mojogedang Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi Tahun 1922-1937”, Skripsi Sarjana Jurusan Ilmu Sejarah, FSSR,
Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009, hlm. 37
25
Bambang Sulistyo, op. cit,
hlm. 176. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
commit to user 34
Penduduk, sedangkan Dana Penduduk itu milik pabrik gula, maka pabrik genting di Kemiri itu adalah milik Dana Milik tingkat III.
26
6. Pabrik Rokok “Priyayi”
Pada tahun 1930 Komisi memutuskan untuk ikut serta dalam usaha pabrik rokok “Priyayi”, yang didirikan pada tahun 1930 dengan jalan membeli saham 50
buah, yakni f 50.000.- kecuali itu juga meminjamkan modal kerja kepada perusahaan tersebutsebanyak f 45.000.- Akan tetapi pabrik rokok tersebut jatuh
pailit atau bangkrut pada tanggal 1 Juni 1932, setelah mengalami berbagai kendala. Karena besarnya passive tidak dapat diharapkan akan menerima
pembayaran, maka keikutsertaan dalam modal sebesar f 50.000.- disusutkan dari neraca perhitungana untung rugi dari neraca Dana Milik.
27
7. Perusahaan Gamping “Betal”
Perusahaan gamping Betal yang perjanjiannya dibuat pada tahun 1928, hubungannya agak berlainan. Komisi beranggapan bahwa urusan-urusan
perusahaan tersebut yang kurang baik jalannya akan diserahkan kepada Dana Milik, asalkan kepada Dana Milik diberikan bagian dari keuntungannya.
Superintenden menjadi direktur dari perusahaan gamping tersebut dengan hak atas 10 persen dari keuntungannya, yang seluruhya diserahkan kepada Dana Milik.
Modal kerja dan biaya pemasangan jalan rel tetap dibiayai oleh Dana Milik. Perusahaan gamping tersebut membawa keuntungan yang cukup besar bagi Dana
Milik.
28
26
Ibid, hlm., 245.
27
Ibid, hlm., 248.
28
Ibid. Generated by Foxit PDF Creator © Foxit Software
commit to user 35
8. Usaha Penanaman Tembakau di Tawangmangu