Komisi Dana Milik Mangkunegaran pada Masa awal Kemerdekaan R.I

commit to user 61 2. Koo bersumpah setia kepada Pemerintah Dai Nippon dan Koo bersama rakyatnya harus menghormat tenno heikka di negeri Jepang. 3. Koo harus melasanakan segala macam perintah balatentara Dai Nippon. 4. Koo harus menerima kedudukan Koochi jimmu kyoku chokan yang dijabat oleh orang Jepang. 11 Dengan kondisi politik yang begitu peliknya maka hal ini secara langsung berdampak langsung pada kondisi ekonomi, sosial, budaya didalam Pura Mangkunegaran. Hal ini juga mempengaruhi sistem ekonomi Praja mangkunegaran, keadaan masyarakat pedesaan di Jawa berada pada kondisi yang memprihatinkan. Belanda menerapkan sistem tanam paksa sedangkan pada masa Jepang menerapkan sistem tanam wajib sebagai salah satu kebijakan ekonominya. Pada sistem penanaman wajib ini, Jepang lebih mengutamakan tanaman yang mendukung keperluan perang baik itu tanaman perkebunan seperti karet, tebu dan kina. Tanaman yang berguna untuk perang seperti kapas, rosela dan jarak juga dibudidayakan. Kapas dan rosela digunakan sebagai bahan pembuat kain sedangkan tanaman jarak sebagai bahan pembuat minyak pelumas untuk alat-alat persenjataan.

C. Komisi Dana Milik Mangkunegaran pada Masa awal Kemerdekaan R.I

Komisi Dana Milik pada masa kepemimpinan Sri Mangkunegara VIII ini tetap menjalankan tugasnya untuk mengurusi seluruh aset-aset Mangkunegaran. Perubahan yang cepat akibat Revolusi kemerdekaan Indonesia tidak memberikan kesempatan bagi Komisi ini untuk mengatur kepemimpinan dan peraturan yang berkaitan dengan perusahaan. Superintendent yang 11 Ibid, hlm, 29-30. commit to user 62 sejak masuknya Jepang ke Indonesia telah diganti oleh Mr. Sunario Kolopaking saat pergantian kekuasaan dari Belanda kepada Jepang hingga pertengahan tahun 1945. 12 Komisi Dana Milik Mangkunegaran pada masa ini terdiri dari 3 anggota, yaitu Sri Mangkunegoro VIII sebagai ketua, Bupati Patih Mangkunegaran sebagai wakil ketua dan Superintendent urusan kekayaan Mangkunegaran sebagai anggota. Dalam kegiatan sehari-hari, Superintendent yang menjalankan kegiatan badan tersebut. Kantor Superintendent berlokasi di kompleks istana Mangkunegaran. Kantor Superintendent ini membawahi perusahaan-perusahaan milik Praja Mangkunegaran. Pada tahun 1945 panitia Dana Milik Mangkunegaran mengangkat Ir KRMTH Sarsito Mangkusumo menjadi Superintendent. Susunan komisi ini tidak berubah hanya Pemerintahan militer yang ditetapkan oleh Jepang mengakibatkan macetnya koordinasi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan kepada Praja Mangkunegaran. 13 Pada tahun 1945, perusahaan yang dimiliki oleh Mangkunegaran berupa : 1. Perusahaan Kertas Mangkunegaran. 14 2. Pabrik Genteng Kemiri. 15 3. Pabrik Gula Batu Rasamadu Gumbongan. 16 4. Pabrik Petuton beras Jatisrana. 17 12 Arsip yang menjelaskan Mr. Sunario sebagai Superintendent tahun 1942, Berkas Arsip Reksopustaka Mangkunegaran, no. 4747 13 Arsip pengangkatan Superintendent Mangkunegaran tahun 1945, Arsip Reksapustaka Mangkunegaran, no. 4770. 14 Pabrik Kertas Mangkunegaran, Arsip Reksapustaka Mangkunegaran, no. 5110. 15 Pabrik Genting Kemiri, Arsip Reksapustaka Mangkunegaran, no. 5112. 16 Pabrik Gula batu Rasamadu Gumbongan, Arsip Reksapustaka Mangkunegaran, no. 5117. commit to user 63 5. Pabrik Mojogedang dan Kerjogadungan. 18 6. Pabrik serat munggur. 19 7. Pabrik Gula antara lain Colomadu dan Tasikmadu. 20 8. Perusahaan Tembakau Mojonegoro. 21 9. Perusahaan Kemuning. 22 Proklamasi kemerdekaan tahun 1945 diharapkan dapat memberikan perubahan dan kemudahan bagi Mangkunegaran dalam mendapatkan sumber-sumber ekonominya kembali. Akan tetapi hal itu justru menyebabkan persaingan dalam merebutkan sumber ekonomi Mangkunegaran. Hal yang timbul dari status kemerdekaan Indonesia yaitu meningkatnya kesadaran kaum buruh dan pejuang dalam menguasai alat-alat ekonomi. Pengambil alihan pabrik-pabrik, perusahaan dan perkebunan Jepang oleh barisan kelompok pejuang di Surakarta pada awal revolusi sosial tahun 1946. Dampak dari nuansa sosial ini menyebabkan hampir sebagian besar sumber ekonomi Mangkunegaran jatuh ke tangan badan perjuangan. Selama masa perjuangan kemerdekaan, Surakarta menjadi pusat berbagai organisasi-organisasi yang bersifat revolusioner. Ini mengakibatkan pertentangan didalam masyarakat Surakarta dan di maksudkan agar Surakarta nantinya menjadi pusat perlawanan terhadap Pemerintahan republik yang berpusat di Yogyakarta. Dalam peristiwa-peristiwa yang menjelang pemmberontakan madiun 17 Pabrik Petuton Beras Jatisrana, Arsip Reksapustaka Mangkunegaran, no. 5118. 18 Pabrik Mojogedang dan Kerjogadungan, Arsip Reksapustaka Mangkunegaran, no. 5125. 19 Pabrik Serat Munggur, Arsip Reksapustaka Mangkunegaran, no. 5275. 20 Pabrik Gula Colomadu dan TasikMadu, Arsip Reksapustaka Mangkunegaran, no. 5222. 21 Pabrik Tembakau Mojonegoro, Arsip Reksapustaka Mangkunegaran, no. 5287. 22 Pabrik Kemuning, Arsip Reksapustaka Mangkunegaran, no. 5334. commit to user 64 terhadap pemerintahan Republik dalam bulan September 1948, maka perkembangan di Surakarta memainkan peranan yang amat penting. 23 Haluan paling kiri yang diambil oleh banyak kelompok-kelompok aktivis di Surakarta menjamin bahwa revolusi di daerah ini nanti bersifat anti feodal anti konservatif dan bantuan yang mereka berikan adalah untuk melanjutkan perjuangan bersenjata dan bukan untuk melakukan perundingan diplomatik dengan mereka . antara tahun 1945 dan 1950 kedua swapraja digulingkan dan daerahnya menjadi bagian dari provinsi Jawa Tengah. Perubahan yang amat mendalam terjadi dalam Pemerintahan di pedesaan.pada tahun terakhir dari masa revolusi. 24 Pada masa krusial ini kemudian turunlah ketetapan Pemerintah yang berhubungan dengan status Swapraja ini. Sehubungan dengan kekacauan sebagai akibat dari lenyapnya Pemerintahan Jepang dan dikeluarkannya Proklamasi Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, dan ternyata bahwa kekuasaan Pemerintah Swapraja Kasunanan dan Mangkunegaran tidak berdaya dalam menghadapi dan mengatasi segala kesulitan tadi. Maka dengan penetapan Pemerintah tanggal 15 Juli 1946 No 16 diputuskan bahwa sebelum bentuk susunan Pemerintahan Daerah Kasunanan dan Mangkunegaran ditetapkan dengan Undang-Undang maka daerah tersebut dipandang untuk sementara waktu ditetapkan sebagai satu karesidenanan, dikepalai oleh seorang Residen yang membawahi segenap pamong praja dan polisi serta memegang segala kekuasaan sebagai seorang Residen di Jawa dan Madura, luar daerah Surakarta dan Yogyakarta. 25 23 Muh. Husodo Pringgokusumo, terjemahan ringkasan makalah Suyatno Kartodirjo, Revolusi Sosial di Surakarta 1945-1950 : Studi Kasus Perkotaan dan Desa dalam Revolusi Indonesia, Australian National University, Reksopustoko Mangkunegaran, kode. B580, 1982, hlm. 7 24 Ibid, hlm. 8 25 Keputusan tentang status Swapraja tahun 1946, Arsip Reksapustaka Mangkunegaran, no. 464 commit to user 65 Badan perjuangan berusaha menguasai industri Mangkunegaran dengan mengadakan pengamanan terhadap para pegawai berkebangsawaan Jepang. Badan-badan perjuangan itulah yang berkuasa untuk mengamankan pabrik-pabrik dari kekuasaan Jepang. Penguasaan ini menyebabkan perusahaan-perusahaan milik Mangkunegaran juga ikut di kuasai oleh badan- badan perjuangan ini sehingga menyebabkan Praja Mangkunegaran kesulitan membiayai kehidupan Pemerintahannya dimana pembiayaan Praja Mangkunegaran telah terputus subsidinya dari Pemerintah Jepang dan tidak jelasnya peraturan mengenai hubungan ekonomi antara negara dengan kerajaan. 26

D. Proses Nasionalisasi Aset Dana Milik Praja Mangkunegaran