21
3. Sikap Mendukung Dimensi yang ketiga adalah dimensi sikap mendukung, yaitu adanya
dukungan yang diberikan atasan kepada bawahan ataupun sesama rekan kerja mengenai pekerjaan yang dilakukan selama ini, dukungan ini juga
dapat dilihat dengan adanya pandangan terbuka dari atasan kepada bawahan dan sikap deskriptif yaitu mencoba menjelaskan apa yang terjadi
dan dirasakan, bersikap terbuka dan terus terang dengan bawahannya, selain itu juga bersikap profesionlisme yaitu berpikiran terbuka dan mau
mendengar pandangan yang berlawanan dengan dirinya. 4. Sikap Positif
Dimensi yang keempat adalah sikap positif, komunikasi interpersonal dengan dimensi ini adalah adanya sikap positif yang lebih mendukung
dan memberikan support dan spirit dari atasan untuk bawahannya dalam bekerja dan melakukan tugasnya selain itu adanya sikap positif untuk
mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. 5. Kesetaraan
Dimensi yang kelima dalam komunikasi interpersonal adalah kesetaraan, kesetaraan disini berbicara tentang pengakuan dari kedua belah pihak yang
melakukan komunikasi interpersonal secara bersama – sama tanpa
membeda – bedakan.
2.3 Kepuasan Kerja
2.3.1 Pengertian Kepuasan Kerja
Universitas Sumatera Utara
22
Keunggulan bersaing suatu organisasi sangat bergantung pada kemampuan organisasi tersebut dalam mencapai kinerja yang optimal. Kinerja yang baik akan
dapat diraih jika produktivitas dari karyawan yang bekerja dalam organisasi mengalami kemajuan atau peningkatan. Setiap orang yang bekerja mengharapkan
memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja. Kepuasan kerja akan mempengaruhi produktivitas yang sangat diharapkan manajer. Untuk itu, manajer
perlu memahami apa yang harus dilakukan untuk menciptakan kepuasan kerja karyawannya.
Sutrisno 2009:75 menyatakan bahwa kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para karyawan
dalam menjalani pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi dilingkungan
kerjanya. Pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individu.
Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda – beda sesuai dengan
sistem nilai – nilai yang berlaku pada dirinya. Ini disebabkan karena adanya
perbedaan pada masing – masing individu. Semakin banyak aspek – aspek dalam
pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakannya, sebaliknya semakin sedikit aspek
– aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan individu, maka semakin rendah tingkat
kepuasan yang dirasakannya. Kepuasan kerja sangat mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan
tugas – tugas hariannya diperusahaan. Kayawan yang tidak puas dalam bekerja
Universitas Sumatera Utara
23
akan terlihat tidak bersemangat dalam menyelesaikan tugasnya, yang pada akhirnya akan berdampak pada kualitas kerja. Sementara karyawan yang
merasapuas dengan pekerjaanya akan dapat bekerja secara optimal. Karyawan yang puas mengerjakan tugasnya dengan penuh semangat sehingga memberikan
hasil yang terbaik.
2.3.2 Teori Kepuasan Kerja