Hasil Penelitian Kesimpulan Drs. Rasdianto, M.Si, Ak, CA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Jumlah kuisioner yang disebar kepada responden sebanyak 245 kuisioner. Dari 245 kuesioner yang dibagikan, maka yang kembali sebanyak 245 kuisioner sehingga tidak ada kuesioner yang tidak dikembalikan oleh responden. Berdasarkan data penelitian yang telah dikumpulkan, maka diperoleh data tentang karakteristik responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia responden, pendidikan, dan masa bekerja. Ringkasan demografi responden dapat dilihat pada tabel 5.1. Tabel 5.1 Demografi Responden Profil Responden Kategori Jumlah Persentase Jenis Kelamin Laki-laki 178 73 Perempuan 67 27 Usia Responden 26 tahun 2 1 26 – 35 tahun 79 32 35 – 45 tahun 95 39 45 – 55 tahun 65 27 ≤ 55 tahun 4 2 Pendidikan Terakhir SLTA Diploma 23 9 Sarjana 222 91 Pasca Sarjana Masa Kerja 1 tahun 1 – 5 tahun 43 18 6 – 10 tahun 79 32 11 – 15 tahun 57 23 15 tahun 66 27 Sumber : Hasil Olahan Data dengan Exel Universitas Sumatera Utara

5.2 Uji Kualitas Data

Uji kualitas data dimaksudkan agar keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan terbebas dari bias secara statistik. Pengujian kualitas data dilakukan di Sekolah Dasar Negeri yang berada di Kota Medan dengan sampel uji coba sebanyak 30 Bendahara BOS menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Apabila hasil pengujian menjumpai data penelitian valid dan realibel secara statistik, maka dapat disimpulkan kualitas data yang digunakan cukup baik. Secara rinci hasil uji validitas dan uji reliabilitas sebagai berikut. 5.2.1 Uji Validitas 5.2.1.1 Validitas Instrumen Teknologi Informasi Kolom Pearson Correlation merupakan korelasi antara skor item yang digunakan menguji validitas instrumen. Untuk menguji validitas, butir pertanyaan tersebut dibandingkan dengan r tabel pad a α = 0,05 dengan derajat kebebasan. Pada signifikansi 5 dengan derajat bebas df = 30 dan r tabel sebesar 0,361. Tabel 5.2 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Teknologi Informasi Pertanyaan Pearson Correlation r hitung r tabel Validitas 1 .804 0,361 Valid 2 .643 0,361 Valid 3 .694 0,361 Valid 4 .606 0,361 Valid 5 .550 0,361 Valid 6 .559 0,361 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 3 Berdasarkan pada tabel 5.2 terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan semua pertanyaan valid karena r hitung r tabel pada taraf signifikansi 5. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil ini maka variabel teknologi informasi dengan butir pertanyaan nomor 1,2,3,4,5, dan 6 dapat disimpulkan dinyatakan lolos uji validitas. 5.2.1.2 Validitas Instrumen Kepuasan Kerja Tabel 5.3 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Kepuasan Kerja Pertanyaan Pearson Correlation r hitung r tabel Validitas 1 .512 0,361 Valid 2 .820 0,361 Valid 3 .734 0,361 Valid 4 .706 0,361 Valid 5 .629 0,361 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian seperti pada tabel 5.3 di atas, setiap item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r tabel. Berdasarkan hasil ini, maka item variabel kepuasan kerja dapat disimpulkan lolos uji validitas. 5.2.1.3 Validitas Instrumen Kejelasan Peran Tabel 5.4 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Kejelasan Peran Pertanyaan Pearson Correlation r hitung r tabel Validitas 1 .796 0,361 Valid 2 .641 0,361 Valid 3 .665 0,361 Valid 4 .786 0,361 Valid 5 .759 0,361 Valid 6 .797 0,361 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian seperti pada tabel 5.4 di atas, setiap item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r tabel. Berdasarkan hasil ini, maka item variabel kejelasan peran dapat disimpulkan lolos uji validitas. Universitas Sumatera Utara 5.2.1.4 Validitas Instrumen Kinerja Bendahara Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Item Pertanyaan Variabel Kinerja Bendahara Pertanyaan Pearson Correlation r hitung r tabel Validitas 1 .794 0,361 Valid 2 .694 0,361 Valid 3 .595 0,361 Valid 4 .618 0,361 Valid 5 .635 0,361 Valid 6 .680 0,361 Valid 7 .656 0,361 Valid Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 3 Berdasarkan hasil pengujian seperti pada tabel 5.5 di atas, setiap item pertanyaan menghasilkan koefisien korelasi yang lebih besar dari r tabel. Berdasarkan hasil ini, maka item variabel kinerja bendahara BOS dapat disimpulkan lolos uji validitas. 5.2.2 Uji Reliabilitas 5.2.2.1 Reliabilitas Instrumen Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran dan Kinerja Bendahara BOS Tabel 5.6 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran dan Kinerja Bendahara BOS Reliability Statistics Nama Intrumens Variabel Cronbachs Alpha N of Items Teknologi Informasi .703 6 Kepuasan Kerja .720 5 Kejelasan Peran .818 6 Kinerja Bendahara BOS .766 7 Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 3 Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner teknologi informasi, kepuasan kerja, kejelasan peran dan kinerja bendahara BOS menghasilkan angka cronbach alpha lebih besar dari 0,6. Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner sudah memiliki reliabilitas yang tinggi. Universitas Sumatera Utara

5.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian statistik dengan analisis regresi dapat dilakukan dengan pertimbangan tidak adanya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik. Setelah data penelitian telah melewati pengujian asumsi klasik dan tidak terindikasi terkena uji asumsi klasik, maka data penelitian selanjutnya dapat digunakan untuk menguji hipotesis. Asumsi-asumsi klasik tersebut antara lain sebagai berikut.

5.3.1 Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng bell shaped Ghozali, 2005. Dilakukan uji normalitas dikarenakan dalam melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa residual mengikuti distribusi normal. Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui melalui analisis grafik dan uji statistik. Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 4 Gambar 5.1 Diagram Histogram Normalitas Dari grafik P-P Plot pada gambar di atas dapat dilihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya tidak menjauh dari garis diagonal. Universitas Sumatera Utara Hal ini menunjukkan bahwa residual berdistribusi normal. Uji normalitas juga dapat diketahui dengan menggunakan uji statistik dengan uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov. Tabel 5.7 Hasil Pengujian Normalitas Dengan One-Sample Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Standardized Residual N 245 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .99383345 Most Extreme Differences Absolute .055 Positive .025 Negative -.055 Kolmogorov-Smirnov Z .861 Asymp. Sig. 2-tailed .449 a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 4 Hasil pengujian normalitas dengan uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,449 lebih besar dari alpha 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan, tidak ada perbedaan distribusi residual dengan distribusi normal atau dapat dikatakan residual berdistribusi normal.

5.3.2 Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik jika terbebas dari masalah multikolinieritas. Pengujian yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan memperhatikan nilai VIF Value Inflation Factor dan Tolerance. Nilai yang dipakai untuk menunjukkan adanya gejala multikolinieritas jika nilai VIF ≥ 10 Universitas Sumatera Utara atau nilai Tolerance ≤ 0,1 Ghozali, 2005. Hasil uji asumsi multikolinieritas dapat diketahui dari tabel berikut. Tabel 5.8 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 17.932 3.663 Teknologi Informasi .000 .086 .000 .961 1.041 Kepuasan Kerja .434 .106 .265 .928 1.077 Kejelasan Peran -.288 .138 -.135 .929 1.077 a. Dependent Variable: Kinerja Bendahara Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 4 Dari hasil uji asumsi multikolinieritas dapat diketahui bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF ≥ 10 dan nilai Tolerance ≤ 0,1, sehingga disimpulkan bahwa model tidak terjadi multikolinieritas. 5.3.3 Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas muncul apabila residual atau kesalahan dari model regresi yang diamati tidak mempunyai varians yang konstan dari suatu observasi ke observasi lainnya Sekaran, 2003. Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 4 Gambar 5.2 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Universitas Sumatera Utara Mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik P-P Plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005. Hasil pengujian asumsi heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot menunjukkan di dalam model tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas juga dapat diketahui dari uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya Sekaran, 2003. Residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi dan absolut adalah nilai mutlaknya. Tabel 5.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 6.662 2.096 3.178 .002 Teknologi Informasi -.015 .049 -.019 -.296 .767 Kepuasan Kerja .009 .060 .010 .146 .884 Kejelasan Peran -.113 .079 -.095 -1.435 .153 a. Dependent Variable: Abs_Res Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 4 Hasil uji Glejser menunjukkan di dalam model tidak terjadi heteroskedastisitas, dimana nilai signifikansi untuk setiap variabel bebas lebih Universitas Sumatera Utara besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model.

5.4 Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa model telah dapat digunakan untuk dilakukan pengujian analisis regresi linier berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis.

5.4.1 Hasil Uji Statistik t

Tujuan dilakukannya uji t untuk mengetahui adanya pengaruh teknologi informasi, kepuasan kerja, dan kejelasan peran terhadap kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Deli Serdang secara parsial. Hasil analisis pengujian dapat diketahui pada tabel berikut. Tabel 5.10 Hasil Analisis Pengujian Hipotesis Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 17.932 3.663 4.896 .000 Teknologi Informasi .000 .086 .000 -.003 .997 Kepuasan Kerja .434 .106 .265 4.112 .000 Kejelasan Peran -.288 .138 -.135 -2.091 .038 a. Dependent Variable: Kinerja Bendahara Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 5 Hasil analisis pengujian hipotesis secara parsial dapat dibuat persamaan regresi linier berganda antara variabel teknologi informasi, kepuasan kerja, dan kejelasan peran terhadap kinerja bendahara BOS dengan formulasi persamaan sebagai berikut. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil analisis pengujian hipotesis, maka secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat diuraikan sebagai berikut; 1 Hasil uji terhadap pengaruh variabel teknologi informasi terhadap kinerja bendahara BOS menunjukkan tidak adanya pengaruh signifikan dan positif. Hal ini dapat diketahui dari nilai signifikan 0,997 lebih besar dari alpha 0,05 dan nilai t hitung lebih kecil dari t tabel -0,003 -1,96. Berdasarkan hal tersebut maka pengujian hipotesis menerima Ho atau tidak terdapat pengaruh signifikan dan positif teknologi informasi terhadap kinerja bendahara BOS. 2 Hasil uji terhadap pengaruh variabel kepuasan kerja terhadap kinerja bendahara BOS menunjukkan adanya pengaruh signifikan dan positif. Hal ini dapat diketahui dari nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari alpha 0,05 dan nilai t hitung lebih besar dari t tabel 4,112 1,96. Berdasarkan hal tersebut maka pengujian hipotesis menerima Ha atau terdapat pengaruh signifikan dan positif kepuasan kerja terhadap kinerja bendahara BOS. 3 Hasil uji terhadap pengaruh variabel kejelasan peran terhadap kinerja bendahara BOS menunjukkan adanya pengaruh signifikan dan negatif. Hal ini dapat diketahui dari nilai signifikan 0.038 lebih kecil dari alpha 0,05 dan t hitung menunjukkan nilai negatif lebih besar dari t tabel -2,091 -1,96. Berdasarkan hal tersebut maka pengujian hipotesis menerima Ha atau terdapat pengaruh signifikan dan negatif kejelasan peran terhadap kinerja bendahara BOS.

5.4.2 Hasil Uji Statistik F

Universitas Sumatera Utara Pengujian hipotesis statistik uji F bahwa terdapat pengaruh teknologi informasi, kepuasan kerja, dan kejelasan peran terhadap kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang, dapat diketahui dari tabel berikut. Tabel 5.11 Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 487.341 3 162.447 6.167 .000 a Residual 6348.193 241 26.341 Total 6835.535 244 a. Predictors: Constant, Kejelasan Peran, Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja b. Dependent Variable: Kinerja Bendahara Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 5 Pada tabel di atas terlihat bahwa besaran nilai F hitung 6,167 lebih besar dari F tabel 3,89 dengan tingkat signifikan sebesar 0,000 lebih kecil 0,05. Hasil ini menunjukkan diterima hipotesis, sehingga dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh teknologi informasi, kepuasan kerja, dan kejelasan peran terhadap kinerja bendahara BOS secara simultan pada Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Deli Serdang. Mengetahui tingkat besarnya hubungan variabel independen terhadap variabel dependen dapat diketahui pada pengujian koefisien determinasi. Tabel 5.12 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .267 a .071 .060 5.132 a. Predictors: Constant, Kejelasan Peran, Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja b. Dependent Variable: Kinerja Bendahara Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 5 Nilai R pada intinya untuk mengukur seberapa besar hubungan antara independen sebesar 0,267. Hal ini menunjukkan bahwa variabel teknologi Universitas Sumatera Utara informasi, kepuasan kerja, dan kejelasan peran mempunyai hubungan yang cukup kuat dengan kinerja bendahara BOS. Sedangkan nilai R atau nilai koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Secara umum nilai R untuk data silang crossection relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu timeseries biasanya mempunyai koefisien determinasi yang tinggi. Jika independen variabel lebih dari 1, maka baiknya untuk melihat kemampuan variabel memprediksi variabel dependen, dalam penelitian ini nilai yang digunakan adalah nilai adjusted R square 0,06.

5.5 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis maka dapat dibuat pembahasan sebagai berikut.

5.5.1 Pengaruh Teknologi Infomasi Terhadap Kinerja Bendahara BOS

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Deli Serdang, dapat dilihat pada tabel 5.10. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Simorangkir 2013, dimana hasil penelitian tersebut bahwa terdapat pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja manajerial pada PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Medan. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Simorangkir 2013 antara lain dikarenakan: 1 penyediaan teknologi informasi yang dilakukan oleh PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Medan dilakukan setiap tahun Universitas Sumatera Utara anggaran dan penyediaan teknologi informasi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, sedangkan penyediaan teknologi informasi di Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Deli Serdang belum mencukupi dan tidak merata di semua Sekolah Dasar Negeri; dan 2 kemampuan bendahara BOS belum maksimal dalam menggunakan teknologi informasi untuk mendukung kinerja. Hal ini dapat diketahui dari jawaban kuesioner responden dari indikator teknologi informasi dan wawancara yang dilakukan kepada beberapa bendahara, antara lain; 1 penyediaan teknologi informasi di Sekolah Dasar Negeri belum mencukupi untuk kebutuhan sekolah dan tidak tersebar merata di seluruh Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Deli Serdang; 2 beberapa Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Deli Serdang masih terdapat di daerah yang jauh terjangkau dari Ibu Kota Kabupaten menyebabkan sulit memperoleh akses komputer maupun internet; 3 beberapa bendahara BOS belum pernah mengikuti pendidikan ataupun pelatihan penggunaan teknologi informasi, hanya sosialisasi perencanaan, penggunaan, dan pelaporan BOS yang pernah di ikuti. Tentu saja sosialisasi yang diberikan belum maksimal mendukung keterampilan bendahara dalam teknologi infomasi program BOS; dan 4 teknologi informasi yang telah ada di Sekolah Dasar Negeri seperti komputer, printer, dan jaringan internet belum mendapatkan pengawasan yang optimal dari dinas terkait. Pengawasan dalam bentuk pemakaian dan perawatan yang dilakukan belum optimal sehingga peralatan teknologi informasi tersebut banyak mengalami kerusakan, sehingga pihak sekolah tidak dapat maksimal menggunakannya untuk mendukung program BOS.

5.5.2 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Bendahara BOS

Universitas Sumatera Utara Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Deli Serdang, seperti terlihat pada tabel 5.10. Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dalimunthe 2010 dan Muslim 2006. Dimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Dalimunthe 2010 menunjukkan bahwa kepuasan kerja mempengaruhi kinerja bendahara BOS di Sekolah Dasar Negeri Kota Medan, sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muslim 2006 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kepuasan karyawan terhadap kinerja karyawan Politeknik Negeri Lhokseumawe. Hasil penelitian ini bila dikaitkan dengan pendapat Levi 2002 bahwa ada 5 aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, yaitu 1 Pekerjaan itu sendiri; 2 Atasan; 3 Teman sekerja; 4 Promosi; dan 5 Gajiupah. Sedangkan menurut Wexley dan Yulk 1977 mengemukakan bahwa kepuasan kerja dengan memperhatikan faktor pekerjaan maupun faktor individunya, antara lain gaji, kondisi kerja, mutu pengawasan, teman bekerja, jenis pekerjaan, keamanan kerja, dan kesempatan kerja untuk maju serta faktor individu yang berpengaruh antara lain kebutuhan yang dimilikinya, nilai-nilai yang dianut, dan sifat kepribadian.

5.5.3 Pengaruh Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara BOS

Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kejelasan peran terhadap kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Deli Serdang, dapat dilihat pada tabel 5.10. Penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dalimunthe 2010. Penelitian yang dilakukan oleh Dalimunthe 2010 menunjukkan bahwa kejelasan peran mempengaruhi kinerja secara signifikan dan positif. Sedangkan hasil penelitian ini Universitas Sumatera Utara menunjukkan pengaruh yang signifikan dan negatif. Perbedaan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Deli Serdang tidak maksimal dalam pengelolaan dana BOS. Semakin tinggi kejelasan peran bendahara BOS maka semakin rendah kinerja peran yang dilakukan oleh bendahara BOS, begitu juga sebaliknya. Hal ini dapat diketahui dari jawaban kuesioner responden dari indikator kejelasan peran dan wawancara yang dilakukan kepada beberapa bendahara BOS, bahwa; 1 bendahara BOS masih kesulitan dalam penyusunan batas waktu pekerjaan yang disebabkan oleh pencairan dana BOS yang tidak sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. Hal ini menyebabkan penyusunan laporan penggunaan dan BOS lewat dari batas waktu yang telah ditetapkan. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi permasalahan dalam menjalankan maupun melaporkan penggunaan dana BOS karena keterlambatan laporan tersebut dikarenakan pencarian dari pemerintah tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan sehingga dinas terkait melakukan penyesuaian batas waktu dalam pelaporan tersebut; 2 bendahara BOS masih mengalami kesulitan dalam komunikasi eksternal, khususnya komunikasi dengan dinas terkait dikarenakan peran kepala sekolah sebagai pimpinan lebih diutamakan oleh dinas terkait dalam menerima informasi ataupun komunikasi eksternal tentang pengelolaan dana BOS; 3 dalam penyusunan rencana pencapaian tujuan yang akan dilakukan oleh bendahara BOS harus didiskusikan dengan komite sekolah dan kepala sekolah. Rencana pencapaian yang telah disusun harus disesuaikan yang menyebabkan rencana tersebut tidak sepenuhnya menjadi peran bendahara BOS. Hal ini baik dilakukan karena rencana pencapaian tujuan yang disusun oleh bendahara BOS harus juga Universitas Sumatera Utara memperhatikan peran serta komite sekolah dan kepala sekolah sehingga rencana pencapaian tersebut disusun sesuai dengan kebutuhan siswa dan sekolah. Steers 1997 berpendapat bahwa dalam kegiatan organisasi terdapat 2 masalah yang berhubungan dengan peran yang dapat mempengaruhi aktivitas pekerjaan yaitu kekaburan peran dan konflik peran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bendahara BOS tidak sepenuhnya memiliki peran dalam pengelolaan dana BOS yang diakibatkan oleh ikut sertanya peran komite sekolah dan kepala sekolah dalam pengelolaan dana BOS sehingga kejelasan peran bendahara BOS menjadi bias dan mengakibatkan pengaruh kejelasan peran terhadap kinerja bendahara BOS memiliki pengaruh yang negatif. 5.5.4 Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, dan Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara BOS Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh teknologi informasi, kepuasan kerja, kejelasan peran terhadap kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Deli Serdang, dapat dilihat pada tabel 5.11. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Simorangkir 2013, Muslim 2006, dan Dalimunthe 2010. Hasil penelitian Simorangkir 2013 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh teknologi informasi, sistem pengukuran kinerja dan sistem reward terhadap kinerja manajerial secara parsial dan simultan pada PT. Pelabuhan Indonesia I Persero Medan. Hasil penelitian yang dilakukan Muslim 2006 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh gaya kepemimpinan dan kepuasan karyawan terhadap kinerja karyawan Politeknik Negeri Lhokseumawe secara parsial dan simultan. Begitu juga dengan Universitas Sumatera Utara hasil penelitian oleh Dalimunthe 2010 menunjukkan bahwa Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran, dan Kinerja Bendahara BOS saling mempengaruhi. Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris pengaruh teknologi informasi, kepuasan kerja, kejelasan peran, dan kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang. 2. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang 3. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kejelasan peran dan bernilai nrgatif terhadap kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang 4. Hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh teknologi informasi, kepuasan kerja, dan kejelasan peran terhadap kinerja bendahara BOS pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang Universitas Sumatera Utara

6.2 Keterbatasan Penelitian

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah Pada Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar Kabupaten Samosir

3 65 119

Analisis Produksi Padi Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2001 - 2011

0 36 74

Analisis Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran, Dan Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Kota Medan

3 56 117

PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SEKOLAH PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR SE GUGUS IRAWAN KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN.

0 3 19

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE GUGUS 1 KECAMATAN KALIKAJAR KABUPATEN WONOSOBO.

0 1 208

PENGELOLAAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SEKOLAH DASAR NEGERI I PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

0 2 128

Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

0 0 38

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

0 0 10

Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

0 1 16