karyawan, sehingga karyawan akan merasa dirinya merupakan bagian yang penting dari perusahaan.
2.1.3 Kejelasan Peran
Suseno 2001, menjelaskan kejelasan peran sebagai pengertian dan penerimaan seorang individu atas tugas yang dibebankan kepadanya adalah
merupakan faktor yang cukup penting bagi prestasi kerja. Makin jelas pengertian seorang pekerja mengenai persyaratan dan sasaran pekerjaannya, makin banyak
energi yang dapat dikerahkannya bagi kegiatan-kegiatan kearah tujuan, tentu saja dengan asumsi bahwa pekerja tersebut menerima baik peranan yang ditetapkan
untuknya Steers, 1997. Dari uraian tersebut diatas dapat dipertegas bahwa salah satu syarat bagi individu dalam melaksanakan tugasnya dalam meningkatkan
prestasi kerjanya adalah bagaimana individu tersebut menerima perannya secara jelas. Kejelasan tugas ini sangat penting karena jika seorang pegawai tidak tahu
apa peran mereka, apa tugas mereka maka tugas atau pekerjaan yang ada dalam organisasi tersebut tidak akan terselesaikan dengan optimal atau bahkan tujuan
organisasi yang telah ditetapkan tidak akan terwujud. Snock dan Rosenthal dalam Suseno, 2001 bahwa kekaburan peran dalam
susunan organisasi disebabkan oleh 3 faktor, yaitu: 1 perubahan yang cepat dalam organisasi; 2 meningkatnya kerumitan dalam organisasi; 3 falsafah
manajemen mengenai komunikasi yaitu kebijakan dan tindakan yang mengakibatkan komunikasi yang buruk.
Steers 1997 berpendapat bahwa dalam kegiatan organisasi terdapat 2 masalah yang berhubungan dengan peran yang dapat mempengaruhi aktivitas
pekerjaan, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Kekaburan peran, dalam susunan organisasi disebabkan oleh 3 faktor, yaitu: a Perubahan yang cepat dalam organisasi
b Meningkatnya kerumitan dalam organisasi c Falsafah manajemen mengenai komunikasi
Dalam pengelolaan dana BOS di sekolah oleh bendahara dana BOS mengalami beberapa persoalan yang berkaitan dengan kapasitas sekolah
dalam menyusun Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah RAPBS, peraturan dalam pencairan dana dari rekening sekolah, penggunaan
dana, dan ketidakjelasan aturan mengenai bunga bank dan pembayaran pajak menyebabkan beberapa sekolah menggunakan peran kepala sekolah dalam
memutuskan penggunaan dana BOS dan penyusunan RAPBS. 2. Konflik peran, setiap orang mempunyai harapan yang berbeda untuk aktivitas-
aktivitas yang berhubungan dengan peran yang dijalankan. Perbedaan harapan ini menyebabkan tekanan pada pelaksana peran untuk menunjukkan kinerja
yang lebih baik antara satu orang dengan yang lain. Hal ini mengarah pada konflik peran yang mempengaruhi secara langsung terhadap efektivitas
organisasi apabila ketentuan peran para pekerja yang berhubungan dengan tujuan bertentangan dengan tuntutan-tuntutan lainnya yang diminta oleh
pegawai. Nimran 2004 menyatakan beberapa ciri-ciri seseorang yang berada dalam konflik peran antara lain: 1 mengerjakan hal-hal yang tidak perlu; 2
posisi diantara dua atau lebih kepentingan yang berbeda; 3 menerima perintah atau permintaan yang bertentangan; 4 mengerjakan sesuatu dengan keadaan
dimana perintah pimpinan dalam organisasi tidak dipatuhi. Role conflict dan role ambiguity pada suatu pekerjaan yang mengarah pada tingkah laku
Universitas Sumatera Utara
disfungsional dalam pekerjaan seperti ketidakpuasan dalam bekerja, kecenderungan untuk meninggalkan organisasi, dan komitmen yang rendah.
2.1.4 Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah