Normalitas Multikolinieritas Hasil Uji Asumsi Klasik

5.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

Pengujian statistik dengan analisis regresi dapat dilakukan dengan pertimbangan tidak adanya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik. Setelah data penelitian telah melewati pengujian asumsi klasik dan tidak terindikasi terkena uji asumsi klasik, maka data penelitian selanjutnya dapat digunakan untuk menguji hipotesis. Asumsi-asumsi klasik tersebut antara lain sebagai berikut.

5.3.1 Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yaitu distribusi data dengan bentuk lonceng bell shaped Ghozali, 2005. Dilakukan uji normalitas dikarenakan dalam melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa residual mengikuti distribusi normal. Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui melalui analisis grafik dan uji statistik. Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 4 Gambar 5.1 Diagram Histogram Normalitas Dari grafik P-P Plot pada gambar di atas dapat dilihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya tidak menjauh dari garis diagonal. Universitas Sumatera Utara Hal ini menunjukkan bahwa residual berdistribusi normal. Uji normalitas juga dapat diketahui dengan menggunakan uji statistik dengan uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov. Tabel 5.7 Hasil Pengujian Normalitas Dengan One-Sample Kolmogrov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Standardized Residual N 245 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation .99383345 Most Extreme Differences Absolute .055 Positive .025 Negative -.055 Kolmogorov-Smirnov Z .861 Asymp. Sig. 2-tailed .449 a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 4 Hasil pengujian normalitas dengan uji One-Sample Kolmogrov-Smirnov menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,449 lebih besar dari alpha 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan, tidak ada perbedaan distribusi residual dengan distribusi normal atau dapat dikatakan residual berdistribusi normal.

5.3.2 Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik jika terbebas dari masalah multikolinieritas. Pengujian yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan memperhatikan nilai VIF Value Inflation Factor dan Tolerance. Nilai yang dipakai untuk menunjukkan adanya gejala multikolinieritas jika nilai VIF ≥ 10 Universitas Sumatera Utara atau nilai Tolerance ≤ 0,1 Ghozali, 2005. Hasil uji asumsi multikolinieritas dapat diketahui dari tabel berikut. Tabel 5.8 Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 17.932 3.663 Teknologi Informasi .000 .086 .000 .961 1.041 Kepuasan Kerja .434 .106 .265 .928 1.077 Kejelasan Peran -.288 .138 -.135 .929 1.077 a. Dependent Variable: Kinerja Bendahara Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 4 Dari hasil uji asumsi multikolinieritas dapat diketahui bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF ≥ 10 dan nilai Tolerance ≤ 0,1, sehingga disimpulkan bahwa model tidak terjadi multikolinieritas. 5.3.3 Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas muncul apabila residual atau kesalahan dari model regresi yang diamati tidak mempunyai varians yang konstan dari suatu observasi ke observasi lainnya Sekaran, 2003. Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 4 Gambar 5.2 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Universitas Sumatera Utara Mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat grafik P-P Plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan sebagai berikut: a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2005. Hasil pengujian asumsi heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot menunjukkan di dalam model tidak terjadi heteroskedastisitas. Pengujian heteroskedastisitas juga dapat diketahui dari uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan meregresikan variabel-variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya Sekaran, 2003. Residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi dan absolut adalah nilai mutlaknya. Tabel 5.9 Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 6.662 2.096 3.178 .002 Teknologi Informasi -.015 .049 -.019 -.296 .767 Kepuasan Kerja .009 .060 .010 .146 .884 Kejelasan Peran -.113 .079 -.095 -1.435 .153 a. Dependent Variable: Abs_Res Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS, lampiran 4 Hasil uji Glejser menunjukkan di dalam model tidak terjadi heteroskedastisitas, dimana nilai signifikansi untuk setiap variabel bebas lebih Universitas Sumatera Utara besar dari 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model.

5.4 Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Bantuan Operasional Sekolah Pada Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar Kabupaten Samosir

3 65 119

Analisis Produksi Padi Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2001 - 2011

0 36 74

Analisis Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran, Dan Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Di Sekolah Dasar Negeri Kota Medan

3 56 117

PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SEKOLAH PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR SE GUGUS IRAWAN KECAMATAN MASARAN KABUPATEN SRAGEN.

0 3 19

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENGELOLAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE GUGUS 1 KECAMATAN KALIKAJAR KABUPATEN WONOSOBO.

0 1 208

PENGELOLAAN PROGRAM BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SEKOLAH DASAR NEGERI I PATUK KABUPATEN GUNUNGKIDUL.

0 2 128

Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

0 0 38

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

0 0 21

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

0 0 10

Pengaruh Teknologi Informasi, Kepuasan Kerja, Kejelasan Peran Terhadap Kinerja Bendahara Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Deli Serdang

0 1 16